Menuju konten utama

Polri Belum Terima Laporan Soal Keterlibatan WNI dalam Bom Filipina

Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan hingga kini pihaknya belum mendapatkan informasi lebih lanjut soal dugaan adanya keterlibatan WNI dalam peristiwa ledakan bom di Basilan, Filipina pada Selasa (31/7/2018).

Polri Belum Terima Laporan Soal Keterlibatan WNI dalam Bom Filipina
Ilustrasi. Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto memberikan keterangan pers mengenai penyergapan teroris. di Mabes Polri, Jakarta, Minggu (13/5/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak

tirto.id - Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan, hingga kini pihaknya belum mendapatkan informasi soal adanya dugaan keterlibatan seorang WNI dalam teror bom mobil di Lamitan, Basilan, Filipina Selatan pada Selasa (31/7/2018) sekitar pukul 05:45 waktu setempat.

Adapun peristiwa ledakan bom mobil tersebut diduga didalangi kelompok yang berafiliasi dengan ISIS. Akibatnya 10 orang tewas dan lima orang terluka.

“Saya belum dapat laporan, nanti akan kami cek melalui atase polisi di sana dan mengecek juga di Kementerian Luar Negeri," ujar Setyo Wasisto di Jakarta, Rabu (1/8/2018).

Isu dugaan keterlibatan WNI dalam teror tersebut, pertama kali diungkap oleh media lokal Filipina, Manila Bulletin, yang menyatakan salah satu yang tewas dalam kejadian tersebut ialah sopir mobil berkebangsaan Indonesia. Mobil itu membawa bom yang meledak di dekat pos keamanan militer.

Jika kabar tersebut valid, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan, pihaknya akan berkomunikasi dengan kepolisian setempat.

“Bila benar, Polri akan berkoordinasi dengan kepolisian Filipina, lalu kami lakukan profiling,” kata dia.

Melansir dari manilatimes.net, tidak diketahui jumlah pelaku yang berada di dalam mobil. Namun media setempat menduga mereka adalah teroris. Pemerintah Filipina juga mengutuk serangan itu dan menyebutnya sebagai kejahatan perang.

Ledakan itu menghancurkan kendaraan dan meninggalkan lubang yang cukup besar. Bahkan tiga ekor kambing yang merumput di ladang terdekat juga mati karena ledakan, ledakan itu dapat didengar sejauh lima kilometer.

Juru Bicara Western Mindanao Command Gerry Besana menyebutkan lima korban merupakan anggota Civilian Armed Forces Geographical Unit (Cafgu), empat korban merupakan warga sipil, dan seorang lainnya ialah mantan prajurit.

Sementara itu, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Davao, Filipina belum mendapat konfirmasi soal keterlibatan warga negara Indonesia (WNI) dalam serangan bom mobil dekat pos keamanan militer di Lamitan, Basilan Filipina Selatan, Selasa (31/7/2018) pagi.

“Sejauh ini kami belum ada konfirmasi [keterlibatan] orang Indonesia,” kata Konsul Jenderal Republik Indonesia di Davao, Filipina Berlian Napitupulu saat dihubungi Tirto, Selasa (31/7/2018) malam.

Berlian mengatakan otoritas keamanan Filipina masih mendalami serangan yang menewaskan sedikitnya 11 orang tersebut. Ia memastikan KJRI terus berkoordinasi untuk mendapatkan informasi terkini.

“Kami hubungi aparat setempat mitra kita. Jadi sampai sekarang belum ada konfirmasi dari pihak aparat setempat [keterlibatan WNI],” ujarnya.

Baca juga artikel terkait TEROR BOM FILIPINA atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Hukum
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Yandri Daniel Damaledo