Menuju konten utama

Polri Bantah Personelnya Terlibat dalam Grup WA STM

Polri kembali membantah keterlibatan polisi dengan menggunakan data hasil pemeriksaan 7 grup Whatsapp STM. Polisi juga menetapkan 7 orang tersangka lain.

Polri Bantah Personelnya Terlibat dalam Grup WA STM
Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra (tengah) menunjukkan foto terduga teroris yang berhasil ditangkap di Mabes Polri, Jakarta, Senin (10/6/2019). ANTARA FOTO/Dyah Dwi Astuti/Ak/hp.

tirto.id - Polri kembali membantah keterlibatan polisi dalam grup WhatsApp siswa STM. Polri mengklaim tidak ada keterlibatan aparat berdasarkan hasil pemeriksaan grup Whatsapp (WA) STM di aplikasi pesan tersebut.

"Pemeriksaan ini (grup WA STM) menegaskan kembali, sekali lagi kami sampaikan bahwa dugaan adanya keterlibatan kepolisian di dalam grup WhatsApp dengan penangkapan dan pengungkapan ini tidak ada. Sekali lagi, tidak ada," ucap Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra di Mabes Polri, Kamis (3/10/2019).

Pemeriksaan dilakukan terhadap 7 grup yang diduga berkaitan dengan aksi di depan DPR beberapa waktu lalu. Ketujuh grup adalah yaitu STM/K bersatu, STM-SMK SENUSANTARA, SMK STM SEJABODETABEK, JABODETABEK DEMOKRASI, STM Sejabodetabek, dan SMK STM se-Jabodetabek.

Ia menyatakan polisi masih mendalami perkara ini. "Pengembangan kasus ini masih terus berjalan karena grup WhatsApp yang lain juga akan terus kami telusuri," sambung Asep.

Asep menambahkan, tujuh pelaku yang ditangkap sebelumnya kini ditetapkan sebagai tersangka. Ketujuh pelaku tersebut dianggap sebagai pembuat dan admin dalam grup tersebut. Namun, ketujuh tersangka berstatus pelajar sehingga diarahkan upaya diversif.

Pembahasan keterlibatan polisi dalam grup WA STM berawal ketika netizen turun tangan memeriksa tangkapan layar dua grup STM yang ikut dalam aksi, yakni 'Anak STM Kimak Bacot' dan 'G30S STM'. Tangkapan layar tersebut viral dan netizen menyebut polisi terlibat dalam grup tersebut.

Untuk menguji cuitan netizen itu, Tirto menggunakan dua aplikasi untuk mengecek nomor-nomor tersebut. Dua aplikasi yang dipakai adalah True Caller dan Getcontact. Cara kerja aplikasi itu adalah mengumpulkan nomor telepon berdasarkan nama yang disimpan para pengguna aplikasi. Hasil pengecekan dari dua aplikasi itu sebagai berikut:

Nomor hanphone 081310499xxx diuji dengan True Caller muncul nama “Let Ilham Agis Polda Metro”. Di aplikasi Getcontact muncul dengan nama “Bang Agis Rena Polda”. Nomor tersebut menjadi anggota grup “Anak STM Kimak Bacot”. Dalam grup itu nomor itu sempat mengirimkan pesan, “Woy pada di mana gua naek gojek uangnya kurang ni.” Saat Tirto menghubungi, nomor tersebut tidak aktif.

Nomor 087840438xxx, dalam True Caller bernama “Bripda Eggy Septiadi”. Di aplikasi Getcontact bernama “Bripda Egi Pusdokkes Ops”, “39 Eggy Dokkes Mabes Polri” dan “Egy S”. Dalam percakapan itu, Eggy mengatakan “apalagi gua, keringet semua sampai basah ke kancut”.

Selain melalui aplikasi, Tirto juga mencocokkan sejumlah nomor yang ada di grup STM itu. Salah satu yang mencurigakan adalah nomor Kartu Halo 08111002xxx. Tirto mengecek melalui aplikasi pembayaran tagihan kartu halo dan terkonfirmasi nomor terdaftar atas nama Bamxxxxxxxxxxxxxxgar dengan tagihan pada bulan Oktober 2019 sebesar Rp 4,8 juta.

Berdasarkan data lain yang didapat Tirto, nomor tersebut adalah milik Bambang Haryanto Siregar, mantan sekretaris pribadi Komjen Pol Arief Sulistyanto. Nomor tersebut tercatat dalam dokumen petinggi polri tahun 2013. Saat itu Arief masih menjabat sebagai Dirtipideksus Bareskrim Polri.

Baca juga artikel terkait WHATSAPP STM atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Hukum
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Andrian Pratama Taher