Menuju konten utama

Politikus PDIP: Jokowi Jangan Terlalu Akomodir Kepentingan Oposisi

Politikus PDIP menilai Gerindra sudah berbeda visi dengan Jokowi sejak awal sehingga tak perlu diakomodir oleh Jokowi. 

Politikus PDIP: Jokowi Jangan Terlalu Akomodir Kepentingan Oposisi
Politikus PDIP Effendi Simbolon berbincang dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

tirto.id - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Effendi Simbolon, tidak setuju jika oposisi, misalnya Gerindra bergabung dengan partai penduking Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Menurut Effendi, rekonsiliasi sudah cukup, tidak perlu sampai mengakomodir kebutuhan oposisi.

"Kami bisa memahami politiknya, tapi bukan kemudian diakomodir dimanjakan gitu kita akhirnya bertanya-tanya ini politiknya apa sih," kata Effendi di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (20/7/2019).

Menurut Effendi, Gerindra sudah berbeda visi dengan Jokowi sejak awal. Seharusnya hal itu membuktikan bahwa tidak perlu ada pemaksaan untuk berada pada satu kubu. Effendi berharap Jokowi jangan takut untuk memimpin tanpa ada Gerindra sebagai koalisi.

"Masa air dan minyak bersatu enggak mungkin. Pak Jokowi juga enggak usah terlalu mengakomodir kepentingan oposisi. Jalan aja," ucap Effendi.

Anggota DPR ini menilai banyak permintaan Gerindra yang tak perlu diakomodir, misalnya soal kasus hukum, kemudian masalah enegi dan pertanian. Jika tidak sesuai dengan Nawacita, partai koalisi juga tak mau memperjuangkan itu.

"Kalau kita berbeda dari kebijakan lalu gimana akomodir kebijakan energinya, kebijakan pertaniannya kita enggak tahu. Yang kita tahu dengan program Nawacita Jokowi, ya itu yang akan kita jalankan, kita perjuangkan," tegasnya.

Effendi memandang konsistensi sangat penting. Dia sendiri khawatir konsep yang ditawarkan Gerindra belum teruji berhasil. Lebih baik Gerindra tetap mengkritik pemerintah dari luar kursi pemerintah.

"Ya iyalah biarlah di sana [oposisi] Kita satu tahun lebih berbeda berseberangan. Kasian rakyatnya dong," ucapnya. "Enggak penting bagi rakyat itu."

Sebelumnya Wakil Ketua Umum Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menjelaskan Prabowo membuka peluang Gerindra masuk ke pemerintahan, namun bukan untuk sekadar bagi-bagi kursi menteri.

"Kalau ke dalam [pemerintahan] itu tidak langsung bagi-bagi kursi, tetapi dengan tukar-menukar konsep. Kalau konsep kami diterima, artinya kan baru ketahuan berapa jumlah orang [menteri] yang diperlukan untuk menjalankan konsep tersebut. Kalau itu semua diakomodir, artinya di dalam. Kalau pun di luar ya, dengan kritik membangun," kata Dasco saat dihubungi, pada Jumat (19/7/2019).

Dasco mencontohkan konsep yang ditawarkan Partai Gerindra seperti kemandirian pangan dan ketahanan energi.

"Pokoknya itu jadikan satu konsep. Kalau konsep mandiri-mandiri itu kemudian diterima, lalu kan nanti akan dihitung bidangnya berapa orangnya berapa, kan begitu. Mungkin juga bisa dielaborasi berapa yang sudah ada, berapa yang belum ada orangnya," ujar Dasco.

Baca juga artikel terkait KOALISI JOKOWI atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto