Menuju konten utama

Politikus Gerindra: Pencitraan "Cara Ndeso" Jokowi Tak Laku di 2019

"Sudahlah ilmu 2014, tidak akan laku lagi untuk menghipnotis rakyat dengan cara ndeso."

Politikus Gerindra: Pencitraan
Presiden Joko Widodo (kanan) mengendarai motor Chopper Royal Enfield 350 cc saat kunjungan kerja di Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (8/4). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

tirto.id - Politikus Gerindra, Andre Rosiade menilai strategi pencitraan yang dilakukan Joko Widodo (Jokowi) seperti mengendarai motor Chopper tidak akan menarik perhatian pemilih di 2019 karena terlalu ndeso.

"Sudahlah ilmu 2014, tidak akan laku lagi untuk menghipnotis rakyat dengan cara ndeso," kata Andre kepada Tirto, Jumat (13/4/2018).

Menurut Andre, posisi Jokowi sebagai petahana tidak semestinya masih menggunakan cara-cara ndeso semacam itu. Andre menuturkan, Jokowi sebaiknya memperlihatkan program-program yang pro rakyat.

Sebab, menurut Adre, rakyat lebih butuh bukti yang nyata dari lima tahun pemerintahan Jokowi-JK ketimbang pemandangan menaiki motor chopper.

Terlebih, menurut Andre, saat ini pemerintahan Jokowi mulai tidak fokus memenuhi janji-janji kampanyenya di Pilpres 2014, terutama di bidang kesejahteraan ekonomi yang menjadi salah satu poin penting Nawacita. Terbukti dengan kelangkaan premium dan hutang negara yang menumpuk.

"Masih satu tahun lagi periode beliau berakhir. Tolong jangan lupa penuhi janji perbaiki nasib bangsa. Bukan fokus pencitraan untuk pilpres," kata Andre.

Dalam hal ini, Andre juga menilai upaya pencitraan Jokowi yang ndeso merupakan sebuah kekhawatiran akan kalah dari Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto di Pilpres 2019.

"Yang saya tahu surveinya pak jokowi stuck di angka 40 persen. Makanya pakai motor chopper, pencitraan kanan kiri," kata Andre.

Jokowi menaiki motor chopper saat melakukan kunjungan kerja ke Sukabumi, Jawa Barat beberapa waktu lalu. Aksi ini memancing respons publik yang beragam.

Di satu sisi publik memujinya sebagai dukungan terhadap industri motor custom di Indonesia. Di sisi lain publik mengkritiknya sebagai upaya pencitraan belaka dan memberi contoh buruk pelanggaran penggunaan kendaraan bermotor.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Yulaika Ramadhani