Menuju konten utama

Polisi Terbakar di Cianjur, Polri: Jaga Kamtibmas Nyawa Taruhannya

Mabes Polri menyesalkan insiden terbakarnya empat polisi saat mengamankan demo di Cianjur. 

Polisi Terbakar di Cianjur, Polri: Jaga Kamtibmas Nyawa Taruhannya
Satu orang anggota Polres Cianjur, Jawa Barat, yang mengalami luka bakar serius akibat menghalangi aksi mahasiswa yang hendak membakar ban di halaman Kantor Bupati Cianjur, dirujuk ke RSP Kramatjari-Jakarta, Kamis (15/8) Antarafoto/Ahmad Fikri

tirto.id - Empat polisi mengalami luka bakar saat mengamankan aksi demonstrasi mahasiswa di Cianjur, Jawa Barat pada 15 Agustus 2019 kemarin.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan empat polisi tersebut adalah Aiptu Erwin, Bripda Yudi Muslim, Bripda FA Simbolon dan Bripda Anif. Menurut Iqbal, salah satu dari mereka, yakni Erwin, bahkan mengalami luka bakar 80 persen di tubuhnya.

Iqbal menyatakan Mabes Polri menyayangkan kejadian ini. Apalagi, kata dia, bukan sekali ini saja anggota kepolisian mengalami luka serius ketika menjalankan tugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

"Polri menyesalkan peristiwa demonstrasi yang berujung terbakarnya anggota kami, namun kami menyadari tugas utama dalam memelihara kamtibmas itu memang tak mudah, dan seringkali nyawa taruhannya," kata Iqbal di Mabes Polri, Jakarta pada Jumat (16/8/2019).

"Kami meminta doa dan dukungan dari masyarakat untuk kesembuhan anggota kami, terutama Aiptu Erwin yang luka bakarnya cukup serius dan saat ini dirawat intensif di rumah sakit," tambah dia.

Iqbal juga menyinggung kasus lain yang menyebabkan anggota kepolisian meninggal dunia saat menjalankan tugas. Dia mencontohkan kasus terakhir yang menyebabkan Brigadir Anumerta Hedar tewas di Puncak Jaya, Papua.

"Meski bukan asli dari sana (Papua), namun karena sudah merasa menyatu dengan masyarakat lokal, almarhum melakukan tugas penyamaran untuk memetakan KKB dan memastikan warga aman," ucap Iqbal.

Dia menambahkan Polri juga menyesalkan tindakan sekelompok orang yang menyerang empat anggota Polsek Ulu Musi saat akan menangkap pelaku pengancaman terhadap anggota LSM di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan.

Kasus lainnya, kata dia, yakni pengeroyokan terhadap Kapolsek Patumbak, AKP Ginanjar ketika akan menangkap bandar narkoba, juga menjadi risiko yang dihadapi polisi saat bertugas.

Bahkan, menurut Iqbal, hingga kini masih ada anggota kepolisian yang harus dirawat di rumah sakit di Singapura karena terluka saat menangani insiden tawuran.

Polisi tersebut adalah Kasat Reskrim Polres Wonogiri AKP Aditia Mulya. Dia mengalami luka parah saat berupaya melerai tawuran dua kelompok silat di Wonogiri, Jawa Tengah pada 8 Mei lalu.

Iqbal mengatakan Aditia sampai hari ini belum sadar dan harus menjalani perawatan intensif sebab kepalanya dipukul dengan konblok.

"Tentu ini menjadi evaluasi bagi kami, kami tetap mengedepankan sisi humanis. Namun terhadap setiap orang yang melakukan tindak pidana yang merugikan masyarakat, melawan hukum, kami tindak apa pun resikonya," ujar Iqbal.

Baca juga artikel terkait PENGEROYOKAN POLISI atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Hukum
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Addi M Idhom