Menuju konten utama

Polisi Tangkap 33 Terduga Teroris di Jawa & Kaltim Usai Bom Medan

Polisi masih menyelidiki keterlibatan ke-33 terduga teroris itu dengan jaringan JAD Sumatera Utara dan Aceh pimpinan Y alias Yasir alias Anto.

Polisi Tangkap 33 Terduga Teroris di Jawa & Kaltim Usai Bom Medan
Petugas menghadirkan sejumlah terduga teroris saat konferensi pers pengungkapan kasus terorisme di Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta, Kamis (17/10/2019). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/ama.

tirto.id - Polisi tangkap 33 terduga teroris di Pulau Jawa dan Kalimantan usai peristiwa ledakan bom bunuh diri di Polrestabes Medan.

"Di Banten ada empat orang [terduga teroris ditangkap]. Tiga orang di Jakarta, sembilan orang di Jawa Tengah, enam orang di Jawa Barat dan satu orang di Kalimantan Timur," ucap Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Senin (18/11/2019).

Polisi masih menyelidiki keterlibatan ke-33 terduga teroris itu dengan jaringan JAD Sumatera Utara dan Aceh pimpinan Y alias Yasir alias Anto.

Sedangkan polisi juga telah menetapkan 23 tersangka JAD pimpinan Y yang sebelumnya di tangkap di Sumut dan Aceh.

Dedi menyatakan para terduga teroris menyasar kantor polisi dan aparat kepolisian yang bertugas di lapangan.

"Kenapa demikian? Pascakejadian bom di Sibolga, Densus 88 berhasil melakukan penegakan hukum. Mereka merasa terusik, terganggu, mereka akan balas dendam. Maka kepolisian sudah tingkatkan kewaspadaan," tutur dia.

Polri beserta instansi terkait berusaha untuk mendekati terduga teroris guna menyadarkan mereka dari paparan radikalisme.

"Upaya pencegahan dilakukan, Polri tidak bekerja sendiri untuk menuntaskan paham radikalisme, artinya bahwa BNPT itu sebagai unsur utama melakukan upaya deradikalisasi dibantu TNI-Polri dan Kementerian Agama maupun organisasi keagamaan lainnya," ucap Dedi.

Rabbial Muslim Nasution (24), tewas karena bom bunuh diri. Meledakkan bom ketika masuk ke dalam area Polrestabes Medan, Rabu (13/11/2019), lalu dengan mengenakan jaket ojek online sebagai penyamaran.

Saat itu polisi sempat menggeledah pelaku sebelum memasuki markas Polrestabes. Namun tidak ditemukan benda mencurigakan serupa bom dalam tas yang ia gunakan.

Diduga bom direkatkan ke tubuh. "Dililit ke bagian pinggangnya," sambung Dedi.

Rabbial diduga berdalih ingin membuat SKCK, lantas ia berbaur dengan masyarakat yang juga ingin membuat surat tersebut. Di berjalan sekitar 30-50 meter menuju ke loket SKCK yang terdapat di sebelah kantin Polrestabes.

Namun Rabbial meledakkan bom itu di area parkir Polrestabes. Empat anggota Polri, satu pekerja harian lepas dan satu warga jadi korban, mereka dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Sumatera Utara karena luka ringan. Tiga mobil dinas dan satu mobil milik sipil juga rusak akibat ledakan.

Baca juga artikel terkait TERORIS atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Hukum
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Irwan Syambudi