Menuju konten utama

Polisi Periksa Enam Saksi Kasus Kematian Frater Silvester Hisage

Polisi mengakui terkendala pemeriksaan jenazah korban karena keluarga menolak autopsi.

Polisi Periksa Enam Saksi Kasus Kematian Frater Silvester Hisage
Ilustrasi Penembakan. foto/IStockphoto

tirto.id - Polisi mengusut perkara kematian Silvester Hisage, seorang frater dari Keuskupan Manokwari-Sorong, yang ditemukan tewas di dalam parit sekitar Perumnas 3, Jayapura. Satu persatu saksi mulai diperiksa.

"Masih penyelidikan dan sampai hari ini kami telah memeriksa enam saksi dan akan bertambah. Termasuk saksi ahli dari dokter," ucap Kapolresta Jayapura Kota AKBP Gustav R Urbinas, ketika dihubungi Tirto, Selasa (29/12/2020).

Ia mengaku belum bisa menyimpulkan penyebab kematian Silvester apakah dibunuh atau tidak.

Menurut dia, berdasarkan hasil pemeriksaan saksi diketahui sebelum ditemukan tewas, Silvester dan beberapa temannya sempat mengonsumsi minuman beralkohol. Keterangan itu akan didalami dalam penyelidikan. Gustav mengklaim polisi ada kendala.

"Kendala penyidik bahwa keluarga menolak dilakukan autopsi sehingga belum bisa dipastikan penyebab kematian korban," sambung dia.

Sil, sapaannya, merupakan mahasiswa pascasarjana Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) Fajar Timur. Ketua STFT Fajar Timur, Yanuarius Matopai You, mengaku belum mengetahui perihal kematian itu.

"Besok kami mau rangkai ceritanya. Saya sendiri lagi pelayanan asistensi natal di satu paroki. Semua teman-teman mahasiswanya, pastur, tidak tahu-menahu soal ini,” ucap dia kepada Tirto, Senin (28/12/2020).

Berdasar informasi yang Yanuarius terima, jenazah ditemukan pada 24 Desember, sekira pukul 9 pagi. Si penemu mayat adalah mahasiswa Universitas Cenderawasih, yang diduga juga masih kerabat Sil. Lantas tubuh itu dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura guna divisum.

Di hari Natal, sekitar pukul 17, Sil disemayamkan di aula STFT Fajar Timur. Pada 26 Desember, pihak STFT dan gereja memberangkatkan jenazah ke rumah orang tuanya di desa asal, Wamena. Jenazah Sil dikremasi.

“Kami yang di Jayapura mau misa tiga malam. Sesudahnya, besok atau lusa kami cari tahu beberapa data, lalu kami melaporkan kepada polisi untuk diusut,” jelas Yanuarius.

Baca juga artikel terkait KASUS PEMBUNUHAN atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Hukum
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Zakki Amali