Menuju konten utama

Polisi Cari Aktor Intelektual Kelompok Anarko-Sindikalis

Polisi sedang mencari aktor intelektual kelompok Anarko-Sindikalis yang diduga berkomunikasi via WhatsApp.

Polisi Cari Aktor Intelektual Kelompok Anarko-Sindikalis
Penggundulan massal peserta aksi Mayday di Bandung oleh Aparat. FOTO/Husein Abdul Salam

tirto.id - Polisi masih mengusut soal kelompok Anarko-Sindikalis yang diduga menyebabkan kegaduhan saat demonstrasi Hari Buruh Sedunia, petugas menduga mereka berkomunikasi via grup WhatsApp.

“Nanti akan didalami secara komprehensif, karena mereka berkomunikasi di grup WhatsApp,” kata Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (3/5/2019).

Ia menyatakan, pihaknya juga akan memburu aktor intelektual peristiwa perusakan, jaringan dan organisasi Anarko-Sindikalis serta peran masing-masing dalam kelompok.

Dedi menambahkan, polisi akan menelusuri komunikasi para anarkis, biasanya mereka merencanakan sesuatu semisal kumpul di titik tertentu, penggunaan baju warna gelap, ada pula yang membawa miras dan pylox, menentukan sasaran perusakan.

“Itu semua akan kami dalami,” sambung dia.

Komunikasi pendahulu, ujar Dedi, sebagai pemicu polisi untuk menggali pelaku melalui komunikasi. Bahkan, untuk kerusuhan di Jakarta, Polda Metro Jaya sudah membentuk tim mengusut kasus ini.

“Tim sedang bekerja seperti menganalisis seluruh rekaman kamera pengawas. Kalau sudah cukup (bukti hukum), nanti ada upaya penegakan hukum,” terang dia.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, kerusuhan yang terjadi di beberapa daerah saat Hari Buruh kemarin karena kelompok Anarko-Sindikalis.

Kelompok itu, menurut Tito, identik dengan aksi vandalisme bersimbol huruf A. Kelompok itu bukan fenomena lokal tetapi fenomena internasional seperti yang berkembang di Rusia, Eropa, Amerika Selatan serta Asia.

"Ada semacam doktrin di luar negeri, sudah lama, mengenai masalah pekerja. Di antaranya pekerja itu jangan diatur, lepas dari aturan-aturan, mereka menentukan sendiri. Maka disebut Anarko-Sindikalis," ucap Tito.

Baca juga artikel terkait HARI BURUH atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Hukum
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno