Menuju konten utama

Polisi Arab Saudi Tangkap Perempuan Pakai Rok Mini di Riyadh

Seorang wanita ditangkap karena mengenakan rok mini dan baju tanpa lengan di situs benteng warisan Ushayqir yang terletak di wilayah Gurun Najd, Riyadh.

Polisi Arab Saudi Tangkap Perempuan Pakai Rok Mini di Riyadh
Aksi wanita cantik Arab Saudi dengan nama Khulood berkeliaran di tempat umum dengan mengenakan rok mini memicu perdebatan publik. FOTO/cbsnews.com

tirto.id - Pihak Kepolisian Arab Saudi telah menangkap seorang perempuan yang diduga merupakan sosok dalam video yang menjadi viral beberapa waktu lalu. Dalam video tersebut, nampak seorang wanita berjalan santai mengenakan rok mini dan baju tanpa lengan di situs benteng warisan Ushayqir yang terletak di wilayah Gurun Najd, Riyadh.

Video tersebut menjadi kian viral mengingat di sekitar Ushayqir tinggal banyak suku dan keluarga yang terkenal paling konservatif di Arab Saudi. Laporan mengenai penangkapan tersebut pertama kali disebarkan oleh Al Ekhbariya, salah satu stasiun televisi yang berkantor di Riyadh.

"Polisi Riyadh menahan wanita yang mengenakan pakaian tidak pantas di Ushaiqir dan perkaranya telah diajukan ke kejaksaan," ujar media tersebut melalui akun Twitter resminya.

Sementara itu, menurut laporan media setempat Sabq pada Selasa (18/7/2017) kemarin, salah seorang informan dari kepolisian Arab Saudi menuturkan bahwa wanita dalam video tersebut tidak tahu jika video yang menampakkan dirinya telah tersebar. Ia juga mengatakan jika video itu dibagikan oleh orang lain tanpa seizinnya.

Kasus video yang menjadi viral tersebut menuai berbagai pro dan kontra dari para pengguna internet. Ada yang mendukung wanita tersebut, ada pula yang bersikap sebaliknya.

“Seandainya ia [wanita dalam video] warga negara asing, mereka [pemerintah Saudi] akan menyanjung pinggangnya yang indah dan pesona di matanya. Tapi hanya karena ia warga Saudi, ia dicap sebagai kriminal yang harus ditangkap,” ujar Fatima Al-Issa melalui akun Twitternya, Minggu (16/7/2017).

Pengguna internet lain yang membela wanita dalam video tersebut juga kerap melempar sindiran dengan melampirkan gambar-gambar kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Arab Saudi pada bulan Mei lalu. Pada gambar tersebut, nampak istri Presiden AS, Melania Trump dan putrinya Ivanka Trump tidak mengenakan abaya ataupun penutup kepala.

Ada pula respon kontra terhadap aksi wanita dalam video tersebut. Umumnya, para pihak kontra menyayangkan karena tindakan si wanita yang melanggar hukum pemerintahan setempat.

"Ia seharusnya tidak berpenampilan seperti itu ketika menampakkan diri di negara konservatif. Ia harusnya menghormati hukum atau akan menerima sendiri akibatnya," ujar seorang pengguna internet lain seperti dikutip dari New York Times.

Ibrahim Al Munayif, seorang penulis asal Arab Saudi yang telah memiliki lebih dari 41 ribu pengikut di jejaring sosial twitter, menulis di akunnya bahwa jika kasus seperti itu dibiarkan dan orang tidak mematuhi hukum, maka akan terjadi kekacauan.

"Sama seperti kita meminta orang untuk menghormati hukum di negara tempat mereka melakukan perjalanan, maka orang juga harus menghormati hukum di negara ini," tulisnya.

Al Ekhbariya sendiri dalam siaran televisinya menampilkan video viral tersebut dengan efek blur. Hal ini dikarenakan hukum Arab Saudi menetapkan peraturan ketat terhadap penampilan dan perilaku perempuan.

Di negara tersebut, wanita diharuskan mengenakan abaya, sebuah pakaian hitam yang menutupi seluruh anggota tubuh kecuali wajah, kaki, dan telapak tangan. Abaya dirancang dalam bentuk jubah hitam yang longgar, sehingga lekuk dan postur tubuh wanita tidak dapat dilihat oleh orang lain, bahkan di bawah cahaya yang terang.

Bahan yang digunakan untuk abaya asli Arab Saudi biasanya berupa kain jenis fursan, aliflela, atau satin. Selain abaya, wanita di Arab Saudi juga harus menjaga agar kepala mereka tetap tertutup. Mereka juga tidak diizinkan mengemudi atau bersosialisasi dengan pria yang tidak memiliki hubungan darah.

Baca juga artikel terkait ARAB SAUDI atau tulisan lainnya dari Herdanang Ahmad Fauzan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Herdanang Ahmad Fauzan
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Yuliana Ratnasari