Menuju konten utama

Polisi: 8 Tawuran Terjadi di Jakarta selama Ramadan, Satu Tewas

Kabid Humas Polda Metro Jaya mengatakan maraknya tawuran terjadi karena seringnya pertemuan, seperti menunggu sahur, menimbulkan potensi terjadinya tawuran.

Polisi: 8 Tawuran Terjadi di Jakarta selama Ramadan, Satu Tewas
ilustrasi Tawuran Warga. FOTO/IstockPhoto

tirto.id - Polda Metro Jaya mencatat terdapat delapan aksi tawuran yang terjadi sejak awal bulan puasa. Dalam sejumlah aksi tawuran tersebut, terdapat satu korban jiwa.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo mengatakan maraknya tawuran terjadi karena adanya kesempatan untuk berkumpul. Dia mengatakan seringnya pertemuan, seperti menunggu sahur, menimbulkan potensi terjadinya tawuran.

"Iya benar terjadi kasus tersebut [8 kasus tawuran dan satu meninggal]," kata Trunoyudo kepada Tirto, Minggu (26/3/2023).

Beberapa kasus yang pernah terjadi di antaranya yaitu pada tanggal 22 Maret, tawuran terjadi di wilayah Benda, Kota Tangerang, sekitar pukul 23.00 WIB.

Kemudian pada 23 Maret, tawuran pecah di wilayah Jatipulo, Palmerah, Jakarta Barat. Dalam aksi tersebut, seorang pria berinisial MJ (29) dilaporkan tewas setelah terkena senjata tajam saat terlibat tawuran.

Selanjutnya pada tanggal 25 Maret, aksi tawuran antar-remaja kembali terjadi di wilayah Jatiuwung, Kota Tangerang, pada Sabtu (25/3).

Trunoyudo mengatakan, pihaknya akan memaksimalkan program preemtif dan preventif menyikapi masalah yang ada. Mulai dari program polisi RW hingga patroli presisi.

Selama Ramadan ini, total 2.000 personel diturunkan untuk menjalankan patroli. Nantinya mereka akan menyisir semua wilayah hukum Polda Metro Jaya untuk mengantisipasi aksi tawuran. Selain itu, patroli dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kejahatan lain selama Ramadan.

"Kami menginginkan Jakarta menjadi rumah bersama dan nyaman serta aman dalam melakukan ibadah di bulan Ramadan," ucapnya.

Baca juga artikel terkait TAWURAN atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Hukum
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Restu Diantina Putri