Menuju konten utama
Advertorial

Pohon-pohon Kehidupan untuk Trans Jawa

Satu pohon trembesi dapat menyerap 28,5 ton CO2 dalam setahun. Sebagai perbandingan, akasia menyerap 5,3 ton dan kenanga hanya menyerap 0,8 ton CO2 dalam kurun yang sama.

Pohon-pohon Kehidupan untuk Trans Jawa
Ilustrasi Advertorial Penanaman bibit pohon Trembesi. FOTO/Djarum Trees For Life

tirto.id - Trembesi adalah pohon berbunga yang mula-mula tumbuh di Meksiko Selatan, menyebar ke Peru dan Brasil, lalu dikenal secara luas hingga kawasan Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Asia Pasifik. Pohon yang dinamai Ki Hujan oleh masyarakat Sunda ini berdaun tebal dan bertajuk lebar, serta sanggup menyerap karbon dioksida lebih banyak ketimbang pohon-pohon lainnya.

Berdasarkan penelitian Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), satu pohon trembesi dapat menyerap 28,5 ton CO2 dalam setahun. Sebagai perbandingan, akasia menyerap 5,3 ton dan kenanga hanya menyerap 0,8 ton CO2 dalam periode yang sama. Trembesi juga berfungsi sebagai pencegah banjir dan kerindangannya dapat menurunkan suhu hingga 4° Celcius.

Keistimewaan lainnya: pertumbuhan yang cepat. Dalam setahun, tinggi trembesi dapat mencapai 75 cm hingga 150 cm. Karena itulah ia kerap dianggap pilihan terbaik untuk program-program penghijauan.

Infografik Advertorial Trambesi Pohon Kehidupan

Komitmen Cinta Lingkungan

Pada pengujung tahun ini, komitmen cinta lingkungan Djarum Trees For Life (DTFL) Trans Jawa yang sudah berlangsung selama tiga tahun diteruskan dengan penanaman 8.400 pohon trembesi di ruas-ruas tol Trans Jawa, meliputi ruas tol Surabaya–Mojokerto dan ruas tol Gempol-Pasuruan.

Bekerjasama dengan PT. Jasamarga Surabaya–Mojokerto, DTFL menggelar seremoni penanaman di Alun-alun Sidoarjo pada Rabu (5/12). Prosesi itu dihadiri Bupati Sidoarjo H. Saiful Ilah, S.H M.Hum, Direktur Utama PT Jasamarga Surabaya-Mojokerto Ir. Budi Pramono, Direktur Utama PT. Transmarga Gempol–Pasuruan Ir. Rahardjo, Vice President Djarum Foundation FX Supanji, dan grup musik GIGI selaku Duta Lingkungan DTFL.

“Penanaman trembesi Trans Jawa dimulai di Tol Cipali pada tahun 2015 hingga masa perawatan sampai 2018. Tahun ini program penanaman trembesi kembali kami lanjutkan pada ruas-ruas lain tol Trans Jawa, seperti sekarang ini di ruas tol Surabaya–Mojokerto sepanjang 36 kilometer, ruas tol Gempol–Pasuruan sepanjang 34 kilometer dan juga ruas Tol Kertosono–Ngawi,” kata FX Supanji, usai seremoni penanaman.

Supanji menambahkan, selain menanam, DTFL juga berkomitmen untuk merawat 8.400 pohon trembesi tersebut selama tiga tahun: waktu yang diperlukan agar batang trembesi cukup besar. Perawatan yang dilakukan meliputi penyiraman, pemupukan, pemangkasan, hingga penggantian bibit baru jika ada pohon yang rusak atau mati.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur Dr. Nandang Prihadi, S.Hut, M.Sc. menyambut baik program DTFL Trans Jawa. Menurutnya, program penghijauan yang konsisten dilakukan Djarum Foundation sudah seharusnya menjadi teladan mengenai perbaikan kualitas lingkungan kehidupan bagi Sumber Daya Manusia (SDM).

“Kami sangat mendukung program penanaman pohon trembesi yang sudah mencapai ruas tol Trans Jawa karena kegiatan ini termasuk dalam langkah pemulihan ekosistem. Lingkungan hidup dapat dikatakan berkualitas baik jika berpengaruh secara positif atau menunjang kepentingan makhluk hidup pada umumnya dan manusia pada khususnya. Seperti halnya menyangkut kenyamanan, keindahan, keserasian yang bersangkutan dengan persepsi manusia atas lingkungan hidupnya,” papar Nandang.

Perawatan Pohon Trembesi

Selain trembesi, Djarum Foundation akan menanam 650 bibit tabebuya, 200 bibit kepoh dan masing-masing 100 bibit flamboyan, maja, tanjung, eukaliptus, bunga kupu-kupu, ketapang, dan salam. Pohon-pohon tersebut akan ditanam di beberapa area tol seperti interchange, Rest Area, dan kantor pengelola.

DTFL juga memberikan bantuan dalam bentuk alat-alat perkebunan dan bibit pohon kepada 18 kecamatan di Sidoarjo, Jawa Timur. “Total bibit yang diberikan sejumlah 1.800 meliputi 900 bibit pohon trembesi, 450 bibit mangga, dan 450 bibit kelengkeng. Sedangkan untuk alat tanam, setiap kecamatan mendapat 10 buah cangkul sehingga totalnya mencapai 180 buah.

Bagi grup band GIGI, menanam pohon tak ubahnya upaya untuk memperpanjang napas generasi berikutnya. “Kita memberikan cadangan oksigen bagi kelangsungan hidup manusia,” kata Armand Maulana. Gitaris Dewa Budjana menyampaikan, apa yang dilakukan DTFL adalah langkah konkret dan karena itu pantas disambut positif semua pihak. “Ayo kita lebih peduli dari sekadar menyerukan Go Green,” katanya.

Baca juga artikel terkait MILD REPORT atau tulisan lainnya dari Advertorial

tirto.id - Mild report
Penulis: Advertorial
Editor: Advertorial