Menuju konten utama

Plus Minus Aturan Baru Gojek

Aturan baru Gojek untuk para pengemudinya dianggap merugikan. Tarif jasa diturunkan dan minimum pembayaran juga dihapus. Gojek juga menambahkan sistem penilaian kinerja untuk para pengemudinya. Kebijakan ini tentunya punya dampak positif dan negatif bagi pengemudi maupun manajemen.

Plus Minus Aturan Baru Gojek
ratusan pengemudi ojek sepeda motor berbasis aplikasi go jek menggelar aksi solidaritas saat akan berlangsungnya konferensi pers mengenai pembunuhan rekan mereka di polrestabes semarang, semarang, jawa tengah, rabu (13/7). para pengemudi go jek meminta aparat hukum dapat segera menyelesaikan kasus pembunuhan rekan mereka, adi firmanto (35). antara foto/aditya pradana putra/kye/16.

tirto.id - Sutrisno Nugroho, seorang pengemudi Gojek yang beroperasi di sekitar Mangga Besar, Jalan Warung Buncit, Jakarta Selatan mengeluh. Ia kecewa dengan aturan baru melalui aplikasi baru untuk para driver versi 1.0.101. Bagi pengemudi, kebijakan dan aplikasi baru ini menutup ruang terhadap bonus mereka.

Aturan baru maka akan menambah daftar beban yang ditanggung oleh para pengemudi yakni pulsa, bensin, dan biaya servis kendaraan. Aturan baru ini memupus peluang pengemudi untuk mendapatkan bonus. Penerimaan order itu harus mencapai 70 persen untuk mendapatkan bonus harian.

Berdasarkan aturan baru ini, para pengemudi tidak bisa menolak order penumpang yang diarahkan oleh manajemen Gojek. Para pengemudi hanya memiliki waktu selama 10 detik untuk mengambil order itu. Jika tidak diambil, order itu akan memengaruhi penilaian kinerja seorang pengemudi. Sistem ini tetap berlaku kendati pengemudi sedang dalam kondisi lelah. Bagi para pengemudi, sistem order untuk satu orang driver satu order ini lebih dikenal sistem "tembak".

Aplikasi order dari penumpang yang masuk ke perusahaan kemudian diteruskan ke pengemudi. Jika dalam batas maksimal 10 detik panggilan pesanan tidak ditanggapi pengemudi, maka otomatis ada penilaian minus bagi pengemudi Gojek. Pengemudi bisa saja tidak memperoleh nilai kinerja harian yang ditentukan perusahaan yaitu sebesar 70 persen. Artinya pengemudi hanya memperoleh uang sewa yang hanya diberikan penumpang.

“Sudah narik 10 kali yang artinya 10 poin tapi performance justru di bawah 70 persen dan bonus tidak turun,” ujar Sutrisno saat berbincang dengan tirto.id.

Sulit Jaga Kinerja

Sistem penilaian kinerja dalam aturan baru dikeluarkan oleh Gojek Indonesia pada 13 Agustus lalu dinilai menambah beban bagi para pengemudi untuk memperoleh bonus harian. Para pengemudi Gojek mengeluhkan sistem itu karena sulit untuk memperoleh bonus. Ditambah beban mereka juga semakin bertambah.

Bagi sudut pandang pengemudi, lebih sulit mempertahankan sistem kinerja saat ini dibandingkan dengan sistem poin yang sudah berlaku sebelumnya. Contohnya bila seorang pengemudi sudah 10 kali menerima permintaan dalam aplikasi, belum tentu kinerjanya bisa mencapai rating 70 persen.

Sebelum ada aturan baru, aturan lama menggunakan aturan minum pembayaran Rp15.000 dan sistem bonus dengan poin. Seorang pengemudi bisa mendapatkan Rp350.000 per hari. Pendapatan ini belum dipotong biaya bensin, makan dan membeli pulsa. Iwan misalnya, bisa memperoleh pendapatan bersih dari Gojek Rp200.000 per hari.

Kejayaan pendapatan para pengemudi Gojek kini berbanding terbalik. Untuk mendapatkan uang Rp200.000, seorang pengemudi harus menerima permintaan dari aplikasi order mulai dari jam 12 siang hingga jam 10 malam. Uang yang didapat pun jauh dari sebelum aturan baru diterapkan.

“Sebelum ada penilaian performa, kerja nggak terlalu ngotot. Bisa milih trayek yang sesuai kemampuan fisik. Nggak deg-degan, sudah pasti tercapai soal bonus,” kata Iwan.

Bagi pengemudi, aturan baru dan aplikasi baru jelas-jelas membuat mereka keberatan. Sedangkan bagi konsumen, juga hal yang sama ternyata juga terjadi. Seorang pelanggan Gojek, Echa biasanya menggunakan Gojek ke stasiun hanya membayar Rp12.000, setelah aturan baru malah lebih mahal.

"Enggak turun sih, malah naik. Soalnya dari rumah ke stasiun Citayam dulu Rp 12.000 sekarang Rp 16.000," kata Echa.

Sementara itu Utari, operator PT Gojek Indonesia saat dihubungi melalui sambungan telepon mengatakan, bahwa aturan baru saat ini Gojek menurunkan tarif dan baru diberlakukan pada Selasa kemarin. Sebelumnya jarak dengan minimum pembayaran dibebankan kepada pengguna aplikasi Rp15.000, kini justru sudah tidak berlaku lagi.

Kini Gojek menentukan tarif dengan minimum order 2 kilometer. Setiap kilometer tarifnya diturunkan, dari Rp2500 menjadi Rp2.000. Kemudian jika penumpang mengorder Gojek dengan jarak minimal itu, misalkan 10 kilometer, pada kilometer ke-3, tarif yang dikenakan Rp1500. Artinya jika penumpang menggunakan Gojek dengan jarak 10 kilometer, biaya yang harus dibayar adalah Rp16.000.

“Itu kebijakan manajemen, hanya itu yang bisa saya sampaikan,” ujar Utari.

Beda Tarif Gojek

Turunnya tarif Gojek melalui aturan yang baru dikeluarkan, memang membuat pengemudinya jengkel. Namun, turunnya tarif ini juga tidak serta-merta dilakukan begitu saja. Penurunan tarif Gojek sebesar Rp2.000 per kilometer dengan minimum order 2 kilometer atau Rp4000, dikarenakan juga adanya faktor pesaing mereka di bisnis Ojek Online.

Bagaimana skema tarif para Ojek online itu dan mana yang paling murah dan menguntungkan pelanggan?

Mari kita lihat. Pesaing Gojek, yaitu Uber Motor memberlakukan skema tarif lumayan murah. Tarif dasar Uber Motor seperti tertuang dalam laman resminya yaitu Rp1.000, tarif itu ditambah jarak yaitu tarif per kilometer Rp1.000 dan juga tarif per menit Rp100. Pengenaan tarif kepada pelanggan itu juga sama seperti dilakukan dalam skema tarif dilakukan Uber Taksi.

“Perhitungan tarif berdasarkan tarif dasar perjalanan + waktu + jarak. Seluruh perhitungan akan dijelaskan secara detil di ringkasan perjalanan Anda,” tulis Uber dalam laman resminya.

Jika pelanggan menggunakan jasa Uber Motor misal sejauh 10 kilometer, maka biaya yang akan dikenakan Rp 12.000. Untuk tarif Grab Bike per kilometer sebesar Rp1.500. Grab Bike juga memberlakukan minimum order yaitu Rp10.000 dan ada biaya tambahan pada jam sibuk Rp5.000.

Persaingan yang sedemikian ketat membuat Gojek akhirnya memberlakukan tarif yang bersaing agar tetap mampu menarik konsumen. Langkah ini ditempuh meski merugikan pengemudinya sendiri.

Baca juga artikel terkait BISNIS atau tulisan lainnya dari Arbi Sumandoyo

tirto.id - Bisnis
Reporter: Mahbub Junaidi
Penulis: Arbi Sumandoyo
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti