Menuju konten utama

PLN Utang Rp14 Triliun demi Rampungkan Proyek 35.000 Megawatt

PT PLN (Persero) mendapat kucuran kredit sindikasi dari 8 bank asing senilai 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp14 triliun dengan kurs saat ini Rp14.000/dolar AS.

PLN Utang Rp14 Triliun demi Rampungkan Proyek 35.000 Megawatt
Foto udara suasana kompleks PT PLN (Persero) Pusat Pengatur Beban (P2B) Area Pengatur Beban (APB) Jateng-DIY di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (5/8/2019). ANTARA FOTO/Aji Setyawan.

tirto.id - Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT PLN (Persero) Sripeni Inten Cahyani membeberkan pihaknya mendapat kucuran kredit sindikasi dari 8 bank asing senilai 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp14 triliun dengan kurs saat ini Rp14.000/dolar AS.

Pinjaman tersebut, kata Sripeni, cukup untuk menyelesaikan proyek 35.000 megawatt yang sudah dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak beberapa tahun terakhir.

"Untuk menyelesaikan proyek yang sedang berjalan. Karena proyek yang sedang jalan kalau dilihat dari 35.000 megawatt, sebanyak 23.000 megawatt sendiri itu yang pipeline-nya konstruksi," jelas dia di Jakarta Selatan, Selasa (12/11/2019).

Sripeni membenarkan delapan bank asing mengucurkan kredit PLN, yaitu Bank of China dan Cathay United Bank, Sumitomo Mitsui Financial, United Overseas Bank, DBS Group, Korea Development Bank, MUFG Financial Group, Oversea-Chinese banking Corp.

Anggaran sebesar Rp14 triliun tersebut, kata Sripeni, tidak hanya digunakan untuk menyelesaikan proyek 35.000 megawatt. Selain itu, anggaran itu juga untuk membangun transmisi-transmisi baru. Sripeni mengatakan, berdasarkan rencana Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pihaknya akan juga membangun memang jaringan transmisi baru di wilayah interkoneksi Jawa-Bali.

"2020 kami fokus untuk yang pinjaman baru ini adalah untuk transmisi. Karena yang pembangkit sudah [terbangun] tinggal melanjutkan. Transmisi ini kami fokus supaya bisa menyambung karena pembangkit sudah ada yang jadi," terang dia.

Sebagai informasi, sebelumnya belum lama ini, PLN juga menghimpun uang melalui penerbitan obligasi global alias Global Bond senilai Rp1,5 miliar.

Global Bond tersebut ditentukan harganya pada 30 Oktober 2019 dalam 3 tranche yaitu US$500 juta dengan tenor 10 tahun 3 bulan, US$500 juta dengan tenor 30 tahun 3 bulan, dan €500 juta dengan tenor 12 tahun, serta tingkat bunga (coupon) masing-masing 3.375 persen, 4,375 persen, dan 1,875 persen.

Anggaran tersebut merupakan pelengkap dari dana internal dan PMN yang tersedia untuk tahun 2019, sehingga dapat mendukung usaha pencapaian target pemerintah untuk rasio elektrifikasi RI 100% di tahun 2020.

Baca juga artikel terkait PROYEK 35000 MEGAWATT atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Maya Saputri