Menuju konten utama

PLN Suplai Listrik di 5 Kilang Pertamina Bisa Hemat Rp2,79 Triliun

Suplai listrik PLN untuk 5 kilang Pertamina akan menghasilkan penghematan biaya listrik untuk operasional pembangkit sekitar Rp2,79 triliun per tahun.

PLN Suplai Listrik di 5 Kilang Pertamina Bisa Hemat Rp2,79 Triliun
Petugas keamanan berjaga di kawasan Kilang Minyak V Pertamina Balikpapan di Kalimantan Timur, Kamis (2/7). ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf.

tirto.id - PT Pertamina (Persero) bekerja sama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) dalam bentuk penyediaan layanan kelistrikan dari pembangkit PLN untuk 5 kilang Pertamina. Suplai listrik dari PLN untuk 5 kilang ini bisa menghemat hingga Rp2,79 triliun per tahun.

Kelima kilang tersebut, yaitu Refinery Unit (RU) II Dumai, RU III Plaju-Sungai Gerong, RU IV Cilacap, RU V Balikpapan, dan RU VI Balongan. Proyeksi kebutuhan total daya listrik yang akan digunakan kilang-kilang minyak itu sebesar 217 Mega Volt Ampere (MVA) dan selanjutnya dapat bertambah 104 MVA.

Direktur Pengolahan Pertamina, Budi Santoso Syarif mengatakan bahwa layanan kelistrikan PLN untuk kilang rencananya akan berlangsung dalam dua tahap dan akan menghasilkan penghematan biaya listrik untuk operasional pembangkit sekitar Rp2,79 triliun per tahun.

“Kilang minyak ini membutuhkan pasokan listrik yang besar dan stabil. Jika total beban listrik di seluruh kilang dipasok oleh PLN, maka berpotensi menghasilkan penghematan di lingkungan kilang. Jumlahnya sangat signifikan setiap tahun,” ujar Budi Jakarta pada Jumat (3/8/2018).

Pertamina telah memanfaatkan listrik PLN walaupun sebatas untuk perumahan/ apartemen dan perkantoran dengan tegangan menengah 20 Kilo Volt (kV), untuk 3 kilang, yaitu RU IV, RU V dan RU VI totalnya mencapai sebesar 15,7 MVA.

Budi berharap PLN dapat memenuhi pasokan listrik tersebut, untuk menghindari adanya shut down di mesin pengilangan. "Kami hindari total shut down. Nanti kami mulai dari awal. Kalau per unit masih wajar," ujar Budi.

Pertamina menilai, kapasitas terpasang listrik PLN saat ini bisa cukup besar dan berlebih. Sehingga, dengan menggunakan listrik PLN keberlangsungan pasokan listrik bisa lebih terjamin. Dari sisi kualitas, listrik PLN juga lebih baik, khususnya untuk tegangan tinggi (150 kV).

“Kami berharap PLN bisa terus mengembangkan jaringan listrik dan kualitas listriknya sehingga pasokan listrik ke kilang benar-benar handal dan operasi kilang menjadi lebih handal dan efisien,” ujar Budi.

Direktur Perencanaan Korporat PLN, Syofvi Felienty Roekman menyatakan PLN mampu untuk memenuhi listrik kilang-kilang minyak dengan layanan khusus.

“PLN siap memasok listrik untuk kilang minyak Pertamina, baik dari sisi pembangkit maupun jaringan transmisinya, dengan kualitas dan keandalan yang tinggi tentunya,” ujar Syofvi.

Menurut Syofvi, kerja sama ini mencerminkan kesiapan PLN untuk meningkatkan elektrifikasi secara nasional, terutamanya untuk kebutuhan perusahaan BUMN sebagai bentuk sinergi. Adanya program pembangunan pembangkit dan jaringan transmisi melalui program 35.000 megawatt (MW), menjadi jaminannya.

Hingga pertengahan 2018, progress pembangunan pembangkit 35.000 MW menunjukkan hasil yang positif. Secara keseluruhan telah terkontrak dan sudah ditandatangani perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) sebesar 32.295 MW.

Sebagai langkah awal dari kerja sama ini, Pertamina akan memberikan data terkait kebutuhan listrik bagi 5 kilang minyak miliknya tersebut. Sedangkan PLN akan mempelajari, mempersiapkan, dan menginformasikan layanan kelistrikan yang sifatnya khusus sesuai kebutuhan kilang tersebut.

Sementara itu, khusus untuk RU V saat ini memasuki tahap konstruksi penyambungan dari PLN dengan kapasitas penyambungan 31,5 MVA dengan Tegangan Tinggi 150 kV untuk memasok beban kilang yang non kritikal, seperti Lube Oil Complex (LOC).

Nota kesepahaman ditandatangani oleh Direktur Pengolahan Pertamina Budi Santoso Syarif bersama dengan Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felienty Roekman, di Jakarta.

Selain dari menghasilkan penghematan biaya penyediaan listrik, kerja sama ini dinilai akan memberikan manfaat tambahan bagi kilang Pertamina, yakni kebutuhan fuel oil akan menurun, karena fuel oil yang tadinya digunakan untuk menghasilkan listrik bisa diubah menjadi produk yang lebih valuable seperti solar. Pertamina juga akan focus pada operasional dan pemeliharaan Kilang, fleksibilitas pengaturan O/H steam boiler, dan dapat menurunkan Energy Intensitas Index (EII).

Baca juga artikel terkait PERTAMINA atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Bisnis
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Maya Saputri