Menuju konten utama

PLN Raup Laba Bersih Rp5,9 Triliun Berkat Penurunan BPP

Laba bersih PLN tahun 2020 mencapai Rp5,9 triliun naik 38,6% atau sekitar Rp1,6 Triliun dibandingkan laba bersih 2019.

PLN Raup Laba Bersih Rp5,9 Triliun Berkat Penurunan BPP
Pekerja melakukan perawatan rutin di Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (Gitet) transmisi Jawa bagian timur dan Bali di Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (2/9/2020). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/aww.

tirto.id - PT PLN (Persero) mencatat laba bersih sebesar Rp5,9 triliun sepanjang 2020. Capaian ini naik 38,6% atau sekitar Rp1,6 Triliun dibandingkan perolehan laba bersih tahun 2019 sebesar Rp4,3 triliun.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan kenaikan laba tersebut ditopang oleh transformasi PLN yang fokus pada penurunan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik dan peningkatan layanan.

“PLN beradaptasi dengan tantangan untuk menambah revenue perusahaan sekaligus mendukung perkembangan dunia industri, yaitu melalui akuisisi captive power di industri, elektrifikasi sektor agrikultur dan perikanan, serta migrasi ke kompor listrik atau electrifying lifestyle,” jelas Zulkifli dalam siaran persnya, Senin (25/5/2021).

Laba bersih PLN tahun 2020 tersebut dapat bertambah sebesar Rp13,6 triliun, apabila tidak mempertimbangkan pencatatan unrealised loss selisih kurs sebesar Rp7,7 triliun, serta tambahan pengakuan pendapatan dari penyambungan pelanggan sebesar Rp 5,9 triliun, jika pencatatannya dilakukan sama seperti tahun 2019 yang belum menerapkan PSAK 72.

PLN membukukan pendapatan usaha sebesar Rp345,4 triliun di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi. Zulkifli menjelaskan, rincian pendapatan berasal dari penjualan tenaga listrik mencapai Rp274,9 triliun, termasuk subsidi stimulus Covid-19 sebesar Rp13,8 triliun membantu 33 juta pelanggan. Ada pula Selain pendapatan subsidi sebesar Rp 48,0 triliun yang menjangkau 37 juta pelanggan dan kompensasi Rp 17,9 triliun untuk 42 juta pelanggan.

“Pencapaian ini merupakan hasil dari Transformasi PLN, yang berfokus pada peningkatan pendapatan dan menurunkan biaya pokok penyediaan, serta peningkatan layanan. Korporasi beralih dari strategi supply driven ke demand driven, inovasi-inovasi menciptakan kebutuhan dari pelanggan baru dan eksisting, dan digitalisasi untuk menekan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) Listrik,” terang dia.

Dalam upaya meningkatkan pendapatan dan pelayanan kepada pelanggan, PLN juga mengembangkan lini usaha di luar kelistrikan dan melakukan optimalisasi aset PLN antara lain membangun layanan internet dan infrastruktur kendaraan listrik.

Kemudahan layanan dilakukan melalui Super Apps PLN Mobile. Dengan Super Apps PLN Mobile ini, layanan PLN yang tadinya belum terintegrasi, sekarang sudah menyatu dan terkonsolidasi, sehingga pelanggan dapat menggunakannya dengan sangat mudah dan cepat.

“Dengan peningkatan laba bersih tersebut, terbukti bahwa program Transformasi dapat kami katakan berjalan sesuai rencana dan target,” ujar dia.

Dengan seluruh langkah efisiensi dan penghematan ini, sepanjang tahun 2020, PLN mampu menurunkan beban usaha dengan cukup signifikan. Dari yang semula beban usaha sebesar Rp315,4 triliun di tahun 2019, menjadi hanya sebesar Rp301,0 triliun di Tahun 2020. Artinya, ada pengurangan sebesar Rp14,4 triliun pada beban usahanya.

Baca juga artikel terkait PLN atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Bisnis
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti