Menuju konten utama

PKL Malioboro Minta Pemda Yogya Promosikan Area Berjualan yang Baru

PKL Malioboro desak Pemkot Yogyakarta maupun Pemprov DIY gencar mempromosikan lokasi berjualan yang baru di kawasan Malioboro.

PKL Malioboro Minta Pemda Yogya Promosikan Area Berjualan yang Baru
Wisatawan berbelanja di Teras Malioboro 2 Yogyakarta, lokasi penempatan PKL Malioboro, Rabu (2/2/22). (ANTARA/Eka AR)

tirto.id - Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kawasan Malioboro, Yogyakarta berharap Pemerintah Kota Yogyakarta maupun Pemerintah Provinsi DIY gencar melakukan promosi baik via daring maupun luring agar wisatawan mendapat informasi yang benar mengenai tempat belanja baru di kawasan Malioboro.

Meski sempat keberatan dengan relokasi ini, mereka tetap menuruti keinginan pemerintah daerah setempat untuk mengosongkan kawasan pedestrian Malioboro.

"Sejak awal dibuka, pada awal bulan lalu Teras Malioboro sudah dikunjungi ribuan wisatawan, namun itu masih belum maksimal, karena saya yakin dengan promosi yang baik jumlah pengunjung akan lebih besar," jelas Ketua Umum Paguyuban Pedagang Kaki Lima Dari Jalan Malioboro Sampai Ahmad Yani (Pelmani), Slamet Santoso saat dihubungi Tirto, Kamis (3/2/2022).

Sebanyak 2200 PKL di kawasan Malioboro, Yogyakarta mulai memindahkan dagangannya menuju lokasi baru. Mereka akan berpindah dari kawasan pedestrian menuju Teras Malioboro 1 dan 2.

Dari jumlah tersebut para pedagang dibagi sebanyak 800 pedagang ada di Teras 1 yang terletak di eks Gedung Bioskop Indra dan 1400 lainnya menempati Teras 2 di bekas kantor Dinas Pariwisata Yogyakarta.

PKL MALIOBORO MULAI PINDAH

Pedagang kaki lima (PKL) Malioboro menata daganganya saat proses relokasi di Teras Malioboro 2, Yogyakarta, Rabu (2/2/2022). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/aww.

Slamet mengatakan mereka diberi tenggat waktu selama satu pekan untuk proses pemindahan mulai dari Selasa (1/2/2022) hingga Senin (7/2/2022).

"Kami diberi kesempatan untuk pindah selama kurun waktu sepekan, namun semenjak tanggal 1 kemarin para pedagang sudah berinisiatif mengosongkan trotoar Maliboro," kata Slamet.

Slamet menuturkan setiap pedagang diberikan lapak masing-masing berukuran lebar 70 cm dan panjang 100 cm untuk Teras Malioboro 1 serta lebar 100 cm dan panjang 125 cm untuk Teras Malioboro 2.

"Masing-masing memiliki tinggi 150 CM, dan semuanya masih bisa dikembangkan," ujarnya.

Proses pembagian lokasi lapak menggunakan sistem undian dan yang beruntung akan mendapatkan lapak yang cukup strategis.

"Pembagian lapak di sini menggunakan sistem undian pada masing-masing komunitas yang jumlahnya ada 15. Tentu saja ada yang iri dan itu hal yang wajar tanpa harus dipersoalkan atau diributkan," terangnya.

Meski Teras Malioboro sudah mulai dipadati oleh pengunjung baik wisatawan atau warga lokal, namun masih ada sejumlah pedagang yang belum mengisi lapak mereka dengan sejumlah alasan.

"Ada sekitar 10 persen dari total seluruh pedagang yang belum mengisi lapak. Di antara mereka ada yang masih di luar kota atau ada kesibukan lain sehingga belum sempat kembali beraktivitas di lapak baru," kata Slamet.

Baca juga artikel terkait RELOKASI PKL MALIOBORO atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Bayu Septianto