Menuju konten utama

PHRI: Okupansi Hotel Belum Tentu Melonjak Meski Harga Tes PCR Turun

Perlu konsistensi kebijakan agar sektor pariwisata dan perhotelan memperoleh banyak wisatawan.

PHRI: Okupansi Hotel Belum Tentu Melonjak Meski Harga Tes PCR Turun
Hotel JHL Solitaire (kanan) dan Hotel Episode (kiri) menyalakan lampu membentuk bendara Merah Putih dan angka 76 di kawasan Gading Serpong, Tangerang, Banten, Senin, (16/8/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/rwa.

tirto.id - Sektor pariwisata diprediksi mengalami revenge tourism alias lonjakan kunjungan wisatawan usai harga tes PCR COVID turun menjadi Rp495 ribu.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menyebut sudah lama menantinya.

“Jadi kalau kita bicara mengenai persiapan kita udah bahas ini dari 2020, tapi persiapan itu semua akan pupus manakala ada kebijakan lagi untuk menahan mobilitas," kata Maulana kepada Tirto, Rabu (25/8/2021).

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno meminta pengusaha di sektor transportasi untuk bersiap menghadapi lonjakan kunjungan.

"Alhamdulillah dan tentu dampaknya positif, karena dengan menurunnya harga PCR ini akan memudahkan para pelaku perjalanan pariwisata dan inilah angin segar," kata Sandiaga dalam diskusi virtual, Senin (23/5/2021).

Maulana menjelaskan, perlu ada konsistensi kebijakan yang membuat pelaku usaha kesempatan untuk kembali beroperasi dengan protokol kesehatan yang ketat. Agar wisatawan mengalir, kata dia, perlu melihat program vaksinasi. Sebab saat ini baru 20 persen dari target warga.

“Jadi gini kan aksesnya juga terbatas ya, harus PCR, tunjukan kartu vaksin, scan barcode dan lain-lain. Vaksin baru 20 persen kan. Jadi untuk bisa bilang akan terjadi lonjakan kunjungan itu perlu waktu,” kata dia.

PHRI juga tidak lupa menaih insentif Rp2,4 triliun dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Suntikan insentif setidaknya bisa memberikan bantuan pada pelaku usaha yang sudah lebih dari setahun bertahan di tengah pandemi.

“Insentif dulu deh, Rp2,4 triliun itu belum ada bahasannya. Jadi bukan lagi kami bersiap, kami menunggu pemerintah buka akses,” terang dia.

Baca juga artikel terkait PARIWISATA atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Bisnis
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali