Menuju konten utama

Petengkaran Saudara: Penyebab dan Tips Hubungan yang Sehat

Hindari mendisiplinkan anak di depan orang lain, sebab hal ini menyebabkan anak-anak malu.

Petengkaran Saudara: Penyebab dan Tips Hubungan yang Sehat
Ilustrasi orang tua marah ke anak. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Pertengkaran yang terjadi pada anak-anak dengan saudara merupakan hal yang umum terjadi.

Pertengkaran antar saudara memang tidak selalu terjadi, kadang anak-anak bisa akur, namun beberapa menit kemudian terdengar suara teriakan dan tangisan.

Penyebabnya pun beragam, mulai dari berebut mainan hingga cemburu karena merasa tidak dapat perhatian yang sama.

Intensitas anak bertengkar bisa semakin tinggi apalagi ditengah-tengah pandemi yang mengharuskan semua orang tetap berada di rumah.

Menonton dan mendengar anak-anak bertengkar satu sama lain tentu sering kali membuat orang tua frustrasi dan kesal.

Permasalahan yang juga umum adalah bagaimana orang tua menghentikan pertikaian yang terjadi pada anak-anak.

Terkadang, orang tua bahkan ragu untuk memutuskan apakah harus terlibat dalam permasalahan anak-anak mereka atau tidak. Sebelum itu, ada baiknya orang tua mengetahui mengapa anak-anak berkelahi.

Penyebab perkelahian

Pertengkaran antar saudara dipengaruhi oleh banyak faktor. Melansir dari Kids Health, kebanyakan anak-anak yang memiliki saudara mengalami beberapa derajat kecemburuan atau persaingan.

Hal inilah yang menjadi bibit pertengkaran. Namun, juga terdapat faktor-faktor lainnya, seperti:

1. Anak-anak ingin melindungi kepemilikan mereka

Balita secara alami melindungi mainan dan barang miliknya. Pada usia tersebut mereka sedang belajar untuk menegaskan keinginan mereka dan mereka akan melakukan hal tersebut di setiap kesempatan.

Jika balita mengambil mainan milik anak yang lebih tua, tentu kakak akan bersikap lebih agresif.

Anak usia sekolah sering kali memiliki konsep yang kuat tentang keadilan dan kesetaraan.

Hal ini yang sering menjadi penyebab mengapa saudara kandung (baik adik maupun kakak) diperlakukan berbeda atau merasa salah satu anak mendapat perlakuan istimewa.

2. Kepribadian anak

Kepribadian unik anak-anak memainkan peran besar dalam seberapa baik mereka bergaul.

Termasuk pula suasana hati, disposisi, juga kemampuan beradaptasi. Bagi anak-anak, sangat mungkin merasa kesal melihat saudaranya bermanja atau berlindung pada orang tua.

Bisa jadi karena suasana hatinya sedang buruk dan menginginkan perhatian yang sama.

3. Anak berkebutuhan khusus atau sedang sakit

Orang tua mungkin memerlukan lebih banyak waktu untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus atau bagi mereka yang sedang sakit.

Pertengkaran yang melibatkan anak-anak dengan kondisi ini diakibatkan perilaku berbeda yang mereka terima dari orang tua. Mereka lebih mungkin merasakan takut dan khawatir pada saudaranya yang lain.

4. Panutan

Orang tua merupakan contoh yang diikuti anak-anaknya. Jika anak-anak kerap melihat orang tua menyelesaikan permasalahannya dengan perselisihan, maka anak-anak lebih mungkin untuk menirunya.

Sehingga, penting untuk orang tua memperlakukan pasangan secara hormat satu sama lain, dan menghindari perselisihan di depan anak-anak.

Atur hubungan saudara yang sehat

Menurut Mayo Clinic ada beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua untuk menciptakan hubungan saudara yang sehat, yakni:

- Hormati kebutuhan unik setiap anak.

Bukan berarti memperlakukan anak secara seragam. Misalnya,daripada mendaftarkan semua anak untuk les musik, mintalah masukan dari anak-anak apa minat mereka.

Jika sang kakak ternyata lebih berminat pada olahraga, maka mendaftarkannya pada les musik yang diminati oleh adik bukanlah solusi yang tepat.

- Jangan membanding-bandingkan.

Dibandingkan dengan saudara akan menimbulkan perasaan sakit hati dan tidak aman bagi anak-anak.

- Tetapkan aturan dalam berhubungan.

Pastikan anak-anak memahami apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika berinteraksi dengan saudara, seperti dilarang mengejek atau meminta izin dulu sebelum meminjam barang.

- Jangan terlibat dalam perkelahian.

Meskipun orang tua mengetahui siapa yang salah, tahan diri untuk tidak memihak. Bantu anak-anak untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri.

- Jangan menghukum, mendisipinkan atau memarahi anak di depan orang lain.

Hindari mendisiplinkan anak di depan orang lain, sebab hal ini menyebabkan anak-anak malu.

- Antisipasi masalah dengan merencanakan kegiatan.

Misalnya, jika anak-anak sering berebutan bermain tablet, maka orang tua dapat membuat jadwal kapan anak-anak bisa menggunakan tablet tersebut.

Anak-anak harus menyerahkan tablet pada saudaranya ketika jadwalnya sudah habis. Jelaskan konsekuensinya jika anak tidak mengikuti jadwal.

- Tunjukkan kasih sayang.

Luangkan waktu untuk setiap anak dan lakukan kegiatan sesuai minatnya. Ingatkan pada anak bahwa orang tua akan selalu siap untuk berbicara tentang apapun dengan mereka.

Baca juga artikel terkait ORANG TUA atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari