Menuju konten utama

Pesawat Sriwijaya Air SJ-182: FDR Ditemukan, Korban Teridentifikasi

FDR Sriwijaya yang jatuh sudah ditemukan, perlu beberapa hari untuk mengunduh datanya. Kemudian beberapa korban juga telah teridentifikasi.

Pesawat Sriwijaya Air SJ-182: FDR Ditemukan, Korban Teridentifikasi
Sejumlah prajurit TNI memindahkan kantong berisi temuan ke KRI Tenggiri-865 saat pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (12/1/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.

tirto.id - Pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) pukul 14.40 membuahkan beberapa hasil. Kemarin (12/1/2020), Flight Data Recorder (FDR) telah ditemukan.

"Pukul 16.40, KSAL melaporkan bahwa FDR sudah ditemukan," ujar Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di dermaga Jakarta International Container Terminal II, Tanjung Priok.

Sementara Cockpit Voice Recorder (CVR) masih terus diupayakan dicari. Hadi meyakini CVR juga akan segera ditemukan di titik penemuan FDR.

Lewat analisis terhadap FDR, sikap pesawat, ketinggian, kecepatan, kondisi mesin, dan bidang kendali pesawat bisa diketahui. Sementara lewat analisis CVR, akan diketahui apa saja percakapan pilot dan kopilot selama penerbangan.

FDR diserahkan kepada Kepala Basarnas Marsekal Madya Bagus Puruhito sebagai komandan operasi pencarian. Lantas benda itu diserahkan langsung kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). KNKT-lah yang akan menganalisisnya.

"Kami membutuhkan waktu kira-kira 2-5 hari, baru bisa mengunduh data," ujar Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono.

Selain analisis terhadap FDR, dia juga mengatakan kru pengatur lalu lintas udara yang bertugas di hari jatuhnya pesawat telah dimintai keterangan.

Pesawat itu lepas landas dari Soekarno–Hatta pada 14.35 WIB. Detik-detik setelah 14:40 WIB menjadi waktu krusial bagi Boeing 737-524 itu. Pada satu titik, dalam waktu 19 detik, pesawat turun curam dari ketinggian 10.725 kaki menuju 250 kaki.

Berdasarkan data radar Automatic Dependent Surveillance–Broadcast (ADS-B) dari Airnav Indonesia, KNKT mengatakan mesin dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air. Jadi pesawat hancur di bawah, bukan meledak di atas. Namun semua ini baru hipotesis yang perlu ditelaah lebih lanjut.

Identifikasi Korban

Selain puing-puing pesawat, korban pun perlahan ditemukan dan diidentifikasi. Okky Bisma, berstatus pramugara, jadi jenazah pertama yang berhasil diidentifikasi oleh tim forensik. Kemarin, tim berhasil memperoleh identitas tiga korban lain, yaitu Fadly Satrianto (kopilot), Khasanah, dan Asy Habul Yamin.

Kapus Inafis Polri Brigjen Pol Hudi Suryanto menyatakan identifikasi itu berdasarkan pemeriksaan empat kantong jenazah.

Asy Habul Yamin teridentifikasi dari kantong mayat bernomor belakang 0072 dan 0029. Dua kantong itu berisi dua bagian tubuh yang baru diketahui merupakan satu tubuh. Data diri Yamin sesuai dengan nomor manifes pesawat 40 dan sesuai dengan basis data sidik jari jempol kanan di KTP elektronik.

Sedangkan Fadly terdaftar dengan nomor urut 31 pada manifes pesawat. Tim forensik membandingkan sidik jari telunjuk kanan KTP elektronik dengan sidik jari jenazah. Tubuhnya berasal dari kantong mayat bernomor 0020.

Dari kantong bernomor 0040, tim berhasil mengidentifikasi Khasanah. Perempuan itu terdaftar dengan nomor urut 28 dalam manifes. Sidik jari jempol kanan jenazah identik dengan data di KTP elektronik.

Semakin banyak perbandingan data, semakin mudah pula tim forensik mengungkap identitas korban. Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono mengatakan "penggunaan DNA merupakan jalan terakhir tim DVI untuk mengidentifikasi korban," di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa.

Baca juga artikel terkait SRIWIJAYA AIR JATUH atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Rio Apinino