Menuju konten utama

Pesanan 737 Max 8 Dibatalkan, Garuda Masih Mau Pakai Boeing?

Garuda Indonesia menyatakan akan bernegosiasi ulang dengan pihak Boeing untuk membuat kesepakatan baru setelah pesanan 737 Max 8 dibatalkan.

Pesanan 737 Max 8 Dibatalkan, Garuda Masih Mau Pakai Boeing?
Logo Boeing muncul di atas sebuah pos perdagangan di New York Stock Exchange sebelum bel pembukaan, Senin, 11 Maret 2019. AP / Richard Drew

tirto.id -

Selepas pembatalan pesanan 49 unit Boeing 737 MAX 8, pihak Garuda Indonesia berencana melakukan negosiasi ulang dengan pihak Boeing. CEO Boeing Kevin McAllister bahkan rencananya akan terbang langsung ke Indonesia untuk bernegosiasi.

"Untuk negosiasi, mereka (Boeing) dengan pemimpin barunya akan datang tanggal 28 Maret (2019) di Kantor Garuda. Jadi kita sudah mulai mendiskusikan, memang jawabannya standar mereka mau mempertimbangkan dan negosiasi, tapi negosiasi ini bisa panjang," ungkap Ari di Plaza Indonesia, Jakarta, Kamis (21/3/2019).

Adapun negosiasi yang akan dilakukan berkenaan tindak lanjut kerja sama dua perusahaan itu di masa depan. Dalam negosiasi ini juga akan dibahas apakah Garuda masih akan berpindah ke pabrikan lain atau tetap menggunakan produk Boeing.

“Kalau kita lihat deal dengan pabrikan lain itu bagus dan bisa di-absorb, kami memang terbuka untuk opsi itu," jelas dia.

Namun, sambung dia, pihak Garuda masih mengupayakan ada penawaran terbaik dari pihak Boeing seperti penawaran jenis pesawat lain yang punya sistem lebih aman.

“Prinsipnya kami bukannya mau ganti Boeing tapi akan cari tipe lain. Jadi mungkin mereka tawarkan Boeing 737 max 10 itu yang punya baru saingannya mungkin Airbus 321. Tapi kan itu masih lama tahun 2025 ke atas,” sebutnya.

Upaya mencari ‘win win solution’ kata Ari, perlu dilakukan lantaran perusahaan sudah terlanjur memasukkan dana sebesar US$26 juta yang digunakan sebagai pre down payment (PDP) alias uang tanda jadi pemesanan 50 unit pesawat yang telah dilakukan beberapa tahun lalu. Bila negosiasi gagal, maka dana tersebut bakal hilang.

“Kita sudah bayar ke Boeing sebesar US$ 26 juta untuk 50 unit yang masuk kan baru satu. Pasti Boeing juga tidak akan kembalikan begitu saja, makanya mereka akan negosiasi. Kalau beralih mungkin saja kalau negonya stuck (buntu). Pastinya kita akan risiko kehilangan PDP,” tutup dia.

Baca juga artikel terkait PELARANGAN BOEING atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Agung DH