Menuju konten utama

Pesan Tokoh Dunia di Hari Raya Waisak 2021: Dalai Lama & Sekjen PBB

Menyambut Hari Raya Waisak 2021, Sekjen PBB António Guterres mengajak masyarakat untuk saling bergandengan tangan mengatasi pandemi.

Pesan Tokoh Dunia di Hari Raya Waisak 2021: Dalai Lama & Sekjen PBB
Bikkhu Dhammiko meyalakan pelita pada pelataran replika stupa Borobudur sebagai rangkaian upacara detik-detik Waisak 2564 BE/2020 di vihara Wisma Vipassana Kusalacitta, Bekasi, Jawa Barat Kamis (7/5/2020). ANTARA FOTO/Paramayuda/aww.

tirto.id - Hari Raya Waisak adalah perayaan agama Buddha yang paling penting, sekaligus termasuk bentuk refleksi ajaran Buddha. Tahun ini, Hari Raya Waisak jatuh pada Rabu, 26 Mei 2021.

Dalam perayaan Waisak, umat Buddha bersama para biksu biasanya berkumpul untuk merayakan tiga peristiwa penting.

Ketiga peristiwa tersebut ialah kelahiran Sidharta Gautama, momen ketika Sang Buddha mencapai penerangan sempurna, dan mangkatnya Sang Buddha Gautama. Maka, di kalangan umat Buddha, hari raya Waisak sering disebut juga dengan Tri Suci Waisak.

Karena sangat erat kaitannya dengan sejarah hidup Sang Buddha Siddharta Gautama, Hari Raya Waisak juga dikenal dengan sebutan Hari Buddha.

Menyambut perayaan Waisak, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB António Guterres dan Dalai Lama menyerukan pesan identik: Mengajak masyarakat dunia saling bekerja sama menghadapi pandemi Covid-19.

Pesan Sekjen PBB Menyambut Hari Raya Waisak 2021

Dalam rangka menyambut perayaan Waisak 2021, Sekjen PBB António Guterres mengajak semua elemen masyarakat untuk saling bergandengan tangan mengatasi pandemi Covid-19.

Dia mengajak warga dunia melakukan aksi nyata dengan berbuat kebaikan, termasuk mematuhi protokol kesehatan, demi menebarkan rahmat kasih sayang kepada semesta.

Menurut Guterres, Covid-19 adalah bagian dari cobaan, suatu penderitaan yang akan membuat manusia kian bijaksana, jika disikapi dengan baik.

Dilansir dari situs resmi PBB, Guterres menyitir Sutra (perkataan Sang Buddha): "Karena semua makhluk hidup merasakan kesakitan, maka saya juga menderita sakit."

Dalam pandangan agama Buddha, Covid-19 adalah bencana yang disebabkan penyakit, sesuai dengan Anguttara Nikaya 5.130 (Byasana Sutta). Merespons hal itu, Buddha mengajarkan untuk melakukan berdana, yaitu membantu masyarakat dalam bentuk materi ataupun non-materi.

Berdana hendaknya diberikan kepada siapa pun, tanpa harus membedakan agama, golongan, ras, suku, dan lain sebagainya.

Dalam resolusi 54/115 pada tanggal 15 Desember 1999, PBB mengakui Hari Raya Waisak untuk mengenang kontribusi ajaran Buddha bagi umat manusia. Setiap tahun, Markas Besar PBB dan kantor cabangnya menggelar perayaan Waisak dan merefleksikan kembali ajaran Buddha yang universal, serta mengaitkan relevansinya dengan perkembangan zaman.

Pesan Dalai Lama terkait Hari Raya Waisak & Pandemi

Menyongsong perayaan Hari Raya Waisak, Dalai Lama 14 Tenzin Gyatso menyerukan kepada umat Buddha agar melek perkembangan zaman dan menanam sikap toleransi antar-manusia.

Dalai Lama adalah pemimpin spiritual Buddha dari Tibet. Penganut Buddha di Tibet meyakini Dalai Lama sebagai perwujudan insani Avalokitesvara, Bodhisattva Kasih Sayang yang mendedikasikan dirinya untuk kebahagiaan makhluk di alam semesta.

Dalai Lama Tenzin Gyatso merupakan sosok penting bagi penduduk Tibet. Karena pengabdian dan kontribusinya bagi kesejahteraan Tibet, ia menerima penghargaan Nobel Perdamaian pada 1989.

Tenzin Gyatso menyampaikan pesan, agar umat Buddha bergandengan tangan melawan pandemi Covid-19, mengikuti perkembangan sains, serta memperkuat toleransi dalam menyikapi perbedaan di tengah umat manusia, baik itu agama, ras, suku, bangsa, dan lain sebagainya.

Menurut Dalai Lama, umat Buddha harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Sementara itu, ajaran Buddha pun jangan sampai ditinggalkan. Harmonisasi antara sains dan ajaran Buddha akan memperkaya pengalaman fisik, emosional, dan kebahagiaan umat manusia.

"Jika kita ingin menjadi penganut Buddha di abad ke-21, jangan hanya berpegang teguh kepada keyakinan, melainkan juga harus terus belajar, terutama menggali ajaran Buddha dengan alasan logis, serta tidak menelan mentah-mentah tanpa pertimbangan apa pun," ujar Dalai Lama.

Dalai Lama mengingatkan pula agar umat Budha mendukung pemahaman inter-religius, toleransi antarumat manusia, dan mengedepankan perdamaian.

"Pada dasarnya, semua agama bertujuan untuk meraih kebahagiaan bagi seluruh umat manusia," ujar Dalai Lama.

Karena itulah, Dalai Lama menegaskan bahwa semua orang harus bersatu, mengasihi satu sama lain, dan merasa bahwa umat manusia masih dalam satu rumpun keluarga, yaitu kemanusiaan.

Dengan bersatu dan saling bekerja sama, maka tantangan zaman akan bisa dihadapi oleh umat manusia dengan optimistis.

Baca juga artikel terkait WAISAK 2021 atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom