Menuju konten utama

Pesan Ketum Muhammadiyah Haedar Nashir di Momen Idulfitri 1444 H

Menurut Haedar, jika ada perbedaan dalam ber-Idulfitri maka kedepankan sikap tasamuh, saling toleran dan menghargai dengan penuh kedewasaan.

Pesan Ketum Muhammadiyah Haedar Nashir di Momen Idulfitri 1444 H
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (kedua kiri) bersama Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/ama.

tirto.id - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir meminta warga Perserikatan menjadikan momen Idulfitri 1444 Hijriah/2023 sebagai bentuk aktualisasi dan evaluasi kehidupan sehari-hari.

Ia mengimbau perbedaan waktu pelaksanaan hari raya Idulfitri tidak menjadi polemik di tengah masyarakat. Menurutnya perbedaan hari hanyalah masalah kecil yang tidak perlu dibesar-besarkan. Mengingat warga Muhammadiyah akan melaksanakan hari raya Idulfitri pada Jumat (21/4/2023).

"Lebih-lebih setelah berpuasa bagi kaum muslimin sebagai mayoritas di negeri ini, jadilah sinar penerang, jadilah pencerdas dan jadilah perekat kebersamaan hidup dalam kebinekaan. Jika ada perbedaan dalam ber-Idulfitri dan dalam kegiatan-kegiatan ibadah yang bersifat furu'iyah dan ikhtilaf, maka kedepankan tasamuh, saling toleran, menghargai dengan penuh kedewasaan,” kata Haedar dalam keterangannya pada Kamis (20/4/2023).

Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu menyebut Idulfitri menjadi tradisi yang kuat dengan adanya sejumlah agenda seperti syawalan dan silaturahmi dalam spirit Bineka Tunggal Ika.

"Dengan persatuan, kita menjadi bangsa yang berdaulat, dan dengan persatuan kita akan menjadi bangsa yang setara dengan bangsa-bangsa lain, menjadi bangsa yang unggul,” jelas Haedar.

Dirinya berharap kaum muslimin menjadi insan yang bertakwa secara autentik terutama saat membawa misi Rahmatan Lil Alamin.

"Insan yang mutakin, yang bertakwa, harus menjadi manusia terbaik dalam jiwa, pikiran, dan tindakan. Sebagai insan-insan yang uswah hasanah, menjadi teladan terbaik sekaligus juga menjadi insan yang selalu berbuat ihsan kepada sesama dan lingkungan. Dan semua itu adalah manifestasi dari taqarrub ilallah, mendekatkan diri kepada Allah yang melahirkan jiwa takwa yang autentik," tuturnya.

Dirinya berharap momen Idulfitri menjadi perekat persatuan antar-bangsa. Kemudian menjadi penguat kehidupan, kemanusiaan, dan kemasyarakatan yang dilandasi oleh nilai-nilai agama sehingga nanti menjadi umat terbaik.

“Dengan Idulfitri, kami harapkan kita kaum muslimin yang menjalankan puasa dengan seluruh rangkaian ibadah selama satu bulan lamanya menjadi insan-insan yang semakin bertakwa, yakni insan yang selalu menjalankan perintah Allah, menjauhi larangan-Nya dan membuahkan kesalehan bagi kehidupan keluarga, diri, masyarakat, bangsa dan kemanusiaan semesta,” ucapnya.

Jika seluruh kaum muslimin dan warga bangsa memiliki ketakwaan yang autentik pasca Ramadan, Haedar optimis Indonesia menjadi negara yang penuh keberkahan, keamanan, dan diridai oleh Allah Swt.

“Kita ingin Indonesia dilimpahi berkah dan rahmat Allah Swt karena seluruh penduduk negerinya, apapun agamanya, golongannya, sukunya, rasnya, pilihan politiknya menjadikan agama sebagai panduan kehidupan yang membawa pada kesalehan, kebajikan, ketakwaan, keadaban dan menebar rahmat bagi semesta alam, bagi suasana hidup penuh persaudaraan di tengah perbedaan,” pungkas Haedar.

Baca juga artikel terkait IDULFITRI 2023 atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Fahreza Rizky