Menuju konten utama

Perut Buncit: Penumpukan Lemak yang Bisa Dicegah dengan Diet Sehat

"Wanita memiliki kemampuan untuk lebih mudah menyimpan lemak di pinggul dan kaki, sementara pria cenderung menumpuk lemak di sekitar perut mereka."

Perut Buncit: Penumpukan Lemak yang Bisa Dicegah dengan Diet Sehat
Ilustrasi perut buncit. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Sebuah penelitian terbaru dari Universitas Uppsala telah menemukan bahwa lemak di beberapa bagian tubuh sangat dipengaruhi oleh faktor genetik dan bahwa efek ini hadir terutama pada wanita dan pada tingkat yang lebih jauh pada pria.

Penelitian Mathias Rask-Andersen yang dipublikasikan oleh Nature Communications mengukur bagaimana lemak di hampir 360.000 peserta. Para peserta memberikan sampel darah mereka untuk dilihat genotipenya.

Dalam penelitian ini, jutaan varian genetik di seluruh genom diuji dalam hubungannya dengan distribusi lemak ke lengan, kaki, dan pantat. Tim peneliti juga mengidentifikasi hampir seratus gen yang mempengaruhi distribusi jaringan adiposa ke berbagai kompartemen tubuh manusia. Para peneliti juga melihat tingkat heterogenitas yang tinggi di antara jenis kelamin.

"Kita tahu bahwa wanita dan pria cenderung menyimpan lemak secara berbeda, wanita memiliki kemampuan untuk lebih mudah menyimpan lemak di pinggul dan kaki, sementara pria cenderung menumpuk lemak di sekitar perut mereka. Ini telah dikaitkan dengan efek hormon seks seperti estrogen. Tetapi mekanisme molekuler yang mengendalikan fenomena ini tidak diketahui," kata Mathias Rask-Andersen, penulis penelitian.

Mengapa Lemak Menumpuk di Perut?

Saat mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang dibakar oleh tubuh, kelebihan kalori itu kemudian disimpan sebagai lemak, yang mana lemak itu disimpan sebagian besar ditentukan oleh usia, jenis kelamin, dan hormon.

Dilansir WebMD, anak laki-laki dan perempuan mulai dengan pola penyimpanan lemak yang serupa, tetapi masa puber mengubah itu.

Wanita memiliki lebih banyak lemak subkutan (jenis di bawah kulit) daripada pria, sehingga kalori ekstra lemak itu cenderung disimpan di lengan, paha, dan bokong mereka, serta perut mereka. Karena pria memiliki lemak subkutan yang lebih sedikit, mereka menyimpan lebih banyak di perut mereka.

Perut buncit cenderung lebih menonjol pada orang tua karena seiring bertambahnya usia, kebutuhan kalori turun, kita sering menjadi kurang aktif, dan bertambahnya berat badan menjadi penyebab lebih mudah datangnya perut buncit.

Ketika kadar hormon menurun pada pria dan wanita seiring bertambahnya usia, mereka cenderung menyimpan lemak di tengah. Wanita menopause akan menyimpan lemak mereka di pinggul dan kaki.

Penelitian menunjukkan bahwa perokok dan peminum alkohol juga dapat menyimpan lebih banyak lemak di perut mereka.

Risiko

Selain kardiovaskular, perut buncit atau penumpukan lemak terkait dengan berbagai masalah kesehatan, dari diabetes tipe 2 hingga tekanan darah tinggi.

"Ketika lingkar pinggang melebihi 35 inci untuk wanita dan 40 untuk pria, itu dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, sindrom metabolik dan kematian secara keseluruhan," kata Michael Jensen, seorang ahli endokrin dan peneliti obesitas.

Pencegahan

Melakukan sit-up atau latihan perut lainnya akan memperkuat otot, tetapi tidak akan menghilangkannya. Satu-satunya cara untuk menghilangkan lemak perut atau jenis lemak apa pun adalah dengan menurunkan berat badan.

Latihan aerobik seperti berlari, berenang, bersepeda, dan tenis adalah beberapa yang terbaik untuk membantu mengurangi lemak tubuh.

“Tetapi segala jenis olahraga akan membantu Anda menjaga berat badan lebih efektif daripada diet saja," kata Jensen.

“Berita baiknya adalah saat Anda mulai menurunkan berat badan , Anda cenderung menurunkannya di bagian tengah tubuh terlebih dahulu. Lemak visceral lebih aktif secara metabolik dan dapat dipecah lebih cepat daripada lemak lainnya,” jelas Jensen.

Infografik SC Perut Buncit

Infografik SC Perut Buncit. tirto.id/rangga

Baca juga artikel terkait OBESITAS atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Febriansyah
Editor: Yulaika Ramadhani