Menuju konten utama

Perusahaan Raksasa IT Protes Keras terhadap Muslim Ban Trump

Beberapa perusahaan teknologi raksasa akan memprotes kebijakan Presiden Donald Trump terkait larangan bepergian bagi tujuh negara mayoritas Muslim.

Perusahaan Raksasa IT Protes Keras terhadap Muslim Ban Trump
Seorang anak lelaki melihat saat para pendemo beribadah ketika berpartisipasi dalam sebuah protes oleh komunitas Yaman terhadap larangan perjalanan yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Brooklyn, New York, Amerika Serikat, Kamis (2/2). ANTARA FOTO/REUTERS/Lucas Jackson.

tirto.id - Larangan bepergian bagi tujuh negara mayoritas Muslim masih menuai kritikan keras dari berbagai pihak.

Kali ini beberapa perusahaan teknologi raksasa akan mengirimkan surat kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Senin waktu setempat, untuk mendesak pemerintahannya mengikuti perubahan-perubahan yang mereka usulkan menyangkut larangan bepergian bagi tujuh negara mayoritas muslim, kata sejumlah sumber yang mengetahui surat itu seperti dilansir dari Reuters.

"Kami menyambut perubahan yang dibuat pemerintahan Anda dalam beberapa hari belakangan mengenai bagaimana Departemen Keamanan Dalam Negeri menerapkan Instruksi Presiden itu," bunyi salah satu kalimat pada rancangan surat itu, seperti dikutip dari Antara.

Perusahaan-perusahaan IT yang bakal menandatangani surat itu adalah Apple Inc, Facebook Inc, induk perusahaan Google Alphabet Inc, Twitter Inc, Microsoft Corp dan Yahoo Inc. Namun sumber-sumber itu tidak ingin mengidentifikasinya karena pembicaraan menyangkut surat itu masih berjalan.

Pada 27 Januari 2017, Trump mengeluarkan instruksi presiden untuk menerapkan larangan selama 90 hari kepada warga negara Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suridan dan Yaman, serta larangan selama 120 hari kepada semua pengungsi untuk masuk ke AS.

Larangan perjalanan ini menimbulkan kekacauan di mana-mana ketika orang-orang asing menjadi terjebak di bandara-bandara di AS, selain juga di seluruh dunia.

Jumat pekan lalu hakim pada mahkamah agung federal membatalkan untuk sementara perintah Presiden Trump itu yang membuat Trump mengkritik hakim dan sistem peradilan.

"Kami siap membantu pemerintahan Anda mengidentifikasi kesempatan-kesempatan lain dalam memastikan karyawan kami bisa bepergian dengan kepastian dan tanpa penundaan," kata perusahaan-perusahaan IT yang beberapa di antaranya memiliki hubungan yang dingin dengan Trump selama kampanye Pilpres tahun lalu.

"Kami khawatir, Instruksi Presiden Anda baru-baru ini akan berdampak kepada banyak pemegang visa yang telah bekerja keras di sini di Amerika Serikat dan turut memberikan sumbangsih bagi keberhasilan negara kita, kemampuan kita dalam menumbuhkan perusahaan-perusahaan kita dan dalam menciptakan lapangan pekerjaan yang tergantung pada kontribusi para imigran dari semua latar belakang," sambung mereka dalam rancangan surat itu.

Perusahaan-perusahaan IT seperti Amazon.com Inc dan Expedia Inc, yang keduanya berbasis di Washington, mengajukan berkas dukungan untuk izin tinggal sementara yang diputuskan hakim Washington.

Baca juga artikel terkait MUSLIM BAN atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Politik
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri