Menuju konten utama

Pertumbuhan Angkutan Udara Indonesia Capai 17 Persen

Pertumbuhan angkutan udara di Indonesia dikatakan termasuk tinggi di dunia karena mampu mencapai 17 persen per tahun dibandingkan pertumbuhan angkutan udara dunia yang hanya kurang lebih 5,5 persen per tahun.

Pertumbuhan Angkutan Udara Indonesia Capai 17 Persen
Senegal Air Force Chief of Staff General Birame Diop (kiri), Deputi General Director A.D Trade Belgia Max Abitbul (kedua kiri), Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kedua kanan) dan Dirut PTDI Budi Santoso (kanan) berbincang disela serah terima t Satu Unit Pesawat CN235-220M Multi Purpose Aircraft Untuk Angkatan Udara Senegal di Hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Selasa (27/12). ANTARA FOTO/Fahrul Jayadiputra.

tirto.id - Pertumbuhan angkutan udara di Indonesia dikatakan termasuk tinggi di dunia karena mampu mencapai 17 persen per tahun dibandingkan pertumbuhan angkutan udara dunia yang hanya kurang lebih 5,5 persen per tahun.

"Pertumbuhan angkutan udara di Indonesia termasuk yang tertinggi di dunia, mencapai 17 persen per tahun dibandingkan pertumbuhan angkutan udara dunia yang hanya sekitar 5,5 persen per tahun," ungkap Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, lewat keterangan pers diterima di Jakarta, Selasa, (27/12/2016) seperti dikutip dari Antara.

Menurutnya, tingkat kebutuhan angkutan udara saat ini seharusnya dapat dimanfaatkan dan diisi oleh kemampuan industri dalam negeri, khususnya untuk membangun kemandirian teknologi industri pesawat terbang nasional.

Sejauh ini, ia menilai PT Dirgantara Indonesia (Persero) telah berhasil menunjukkan bahwa dunia mengakui kualitas produk pesawat buatan industri nasional. Hal itu dapat dilihat dari keberhasilan PT DI mengekspor pesawat terbang CN235-220M Multi Purpose Aircraft (MPA) ke beberapa negara, salah satunya Senegal.

Menurut data PT DI, sudah ada 35 unit yang diekspor ke pemesannya, antara lain Venezuela, Senegal, Burkina Faso, Uni Emirat Arab, Pakistan, Turki, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, dan Brunei Darussalam

"Momen ini adalah bukti pengakuan dunia terhadap kualitas produk pesawat terbang buatan industri dalam negeri sekaligus menjadi kebangkitan industri kedirgantaraan Indonesia," kata Airlangga

Semua itu disampaikan Airlangga pada acara penyerahan kontrak pembelian pesawat terbang CN235-220M MPA oleh Angkatan Udara Republik Senegal dan ferry flight pesawat CN235-220 M MPA dari Bandung ke Senegal di PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat.

Saat ini diketahui bahwa Senegal telah mengoperasikan satu unit CN235-220 untuk digunakan di beragam misi, mulai dari angkutan VVIP hingga misi evakuasi medis.

Sebelumnya, di akhir November lalu, PT DI juga berhasil menyelesaikan pesawat CN235 pesanan Royal Thai Police. Bahkan, Presiden Republik Guinea, Alpha Conde menyampaikan minatnya terhadap pesawat buatan anak bangsa Indonesia tersebut.

Airlangga menjelaskan CN235 memiliki beberapa keunggulan, di antaranya pesawat berkapasitas 49 penumpang tersebut adalah mampu lepas landas dengan jarak yang pendek dan kondisi landasan belum beraspal.

Pesawat CN 235-220M juga dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti pesawat angkut penerjun, evakuasi medis, pesawat sipil maupun pesawat VIP dan VVIP.

Selanjutnya, memiliki ramp door yang mampu membawa kargo atau kendaraan di dalamnya, dilengkapi dengan sistem avionik terbaru modern dan Full Glass Cockpit dan terdapat multihop Capability Fuel Tank.

Pesawat ini juga memiliki teknologi yang memungkinkan pesawat tidak perlu mengisi ulang bahan bakar untuk melanjutkan penerbangan ke rute berikutnya, serta harganya yang kompetitif dengan biaya perawatan yang murah.

Menurut Airlangga, industri pesawat terbang dalam negeri, termasuk PT DI, harus mampu menjadi 'lead integrator' bagi tumbuh kembangnya ekosistem industri kedirgantaraan nasional, salah satunya adalah industri komponen pesawat terbang.

"Upaya tersebut diharapkan memberikan multiplier effect dalam penciptaan lapangan kerja yang bernilai tambah tinggi, membangun 'supply-chain' industri angkutan udara nasional, peningkatan penerimaan pajak, mempercepat pembangunan infrastruktur kedirgantaraan Indonesia yang bersinergi dengan visi pemerintah membangun tol laut," paparnya.

Apalagi, Indonesia sebagai negara maritim, membuat peranan transportasi udara sangat vital sebagai bagian dari sistem transportasi nasional.

Sementara itu, Direktur Utama PT DI Budi Santoso mengatakan, perusahaan telah memproduksi sebanyak 62 unit pesawat terbang CN235 untuk kebutuhan pasar dalam dan luar negeri.

"Yang diekspor sudah 35 unit kepada pemesannya, antara lain Venezuela, Senegal, Burkina Faso, Uni Emirat Arab, Pakistan, Turki, Malaysia, Korea Selatan, Thailand dan Brunei Darussalam," katanya menyebutkan. Sedangkan pelanggan dalam negeri, di antaranya TNI AU, TNI AL dan Merpati Nusantara Airlines.

"Pesawat terbang CN235-220M MPA ini adalah bukti kemampuan bangsa Indonesia dalam menguasai teknologi tinggi," ujarnya.

Baca juga artikel terkait PESAWAT atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh