Menuju konten utama

Pertemuan Kubu Surya Paloh Disebut Saingi Pertemuan Mega-Prabowo

Megawati disebut mencoba membuat kekuatan baru mempertegas indentitas kekuasaan.

Pertemuan Kubu Surya Paloh Disebut Saingi Pertemuan Mega-Prabowo
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kiri) menerima Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) di kediaman Jalan Teuku Umar, Jakarta, Rabu (24/7/2019). tirto.id/Bayu Septianto

tirto.id - Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti mengatakan pertemuan antara Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Ketum PDIP, Megawati Soekarno Putri di Jalan Teuku Umar, Menteng merupakan sinyal penting.

Menurutnya, pertemuan yang selanjutnya disebut Kubu Teuku Umar menandakan adanya rencana Megawati untuk mempersiapkan diri menuju 2024.

Megawati kata Ray diyakini ingin membangun kekuatan baru. Apalagi PDIP saat ini menjadi partai pemenang pemilu sekaligus pileg, sehingga tak heran peluang itu bisa saja terjadi. Belum lagi keduanya kata Ray pernah memiliki hubungan dekat ketika pencalonan Pilpres 2009.

“Pertemuan Pak Prabowo dan Megawati itu pertemuan politik saya bisa melihat Megawati mencoba membuat kekuatan baru mempertegas indentitas kekuasaan wilayah cakupan dalam koalisi 01 di sekarang. Misalnya merangkai situasi politik 2024 mendatang,” ucap Ray dalam diskusi di Gado-Gado Boplo, Cikini pada Sabtu (27/7/2019).

Soal gelagat Gerindra ini, Ray juga mengatakan bahwa partai berlambang Garuda itu memang sudah ingin masuk pemerintahan.

Ia menyebutkan ada target besar Gerindra untuk masuk ke koalisi apalagi sejak pertemuan dengan Jokowi di MRT, Prabowo tidak tegas menyatakan oposisi. Bahkan ia mengaku siap membantu jika diperlukan Jokowi.

“Besar dugaan ada target Gerindra, masuk dalam pemerintahan. Pertemuan MRT dan Teuku Umar, Gerindra tidak pernah tegas menyatakan di oposisi. Beda dengan PKS,” ucap Ray.

“Gerinda mau 60 persen ingin masuk ke 01,” tambah Ray.

Usai pertemuan dengan Prabowo, Megawati mengatakan, tak ada namanya koalisi dan oposisi dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia.

"Dapat dibilang enggak ada koalisi, tidak ada oposisi di dalam sistem kenegaraan kita. Tapi kalau berbeda karena pilihan, itu silakan saja. Sehingga yang namanya dialog itu sangat diperlukan," kata Megawati di kediamannya Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/7/2019).

Menurut Megawati, perbedaan pendapat dalam dinamika politik merupakan hal yang lumrah. Untuk itulah diperlukan dialog yang intensif agar perbedaan pandangan ini tak merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

"Mas sebenarnya, kan, kalau kita berbeda pendapat, itu sebuah ruangan yang biasa kenapa harus diterus-teruskan mari kita rukun kembali menjadi persahabatan," jelasnya.

Megawati bahkan mempersilakan Prabowo untuk menemuinya kapan saja. Termasuk Megawati juga siap membantu Prabowo bila ingin intensif bertemu Presiden Joko Widodo.

Kubu Gondangdia Tandingi Teuku Umar

Peneliti Formappi, Lucius Karus mengatakan partai koalisi pemenang pemilu ternyata agak gerah melihat kemungkinan Gerindra ingin bergabung. Apalagi kehadiran Gerindra ini membuat semakin runyam situasi usai PAN dan Demokrat memutuskan untuk bergabung.

Akibatnya pertemuan di Teuku Umar diyakini dibalas dengan pertemuan 5 partai koalisi selain PDIP di RP Suroso, Gondangdia yang notabene adalah markas Nasdem. Dalam pertemuan itu, Lucius membaca jika partai koalisi pemenang pemilu mulai bersiap mengambil langkah bila seandainya partai oposisi akhirnya masuk ke dalam koalisi.

Menurut Lucius wajar saja jika partai koalisi gerah karena mereka khawatir akan nasib kursi yang seharusnya dapat dibagi-bagi dengan mudah. Baik itu di tingkat kabinet maupun di tingkat legislative.

“Itu Gondangdia. [Sikap] tidak ingin koalisi ini dimasuki oleh kelompok baru. Ini juga menimbulkan kesan di luar sana ada sesuatu di koalisi ini yang belum apa-apa sudah retak,” ucap Lucius dalam diskusi di Gado-Gado Boplo, Cikini pada Sabtu (27/7/2019).

“Jadi wajar inisiatifnya tanpa melibatkan PDIP,” tambah Lucius.

Baca juga artikel terkait MEGAWATI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Politik
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Irwan Syambudi