Menuju konten utama

Pertamina Klaim Penerbitan Global Bond Tidak Hanya untuk Blok Rokan

Pertamina menyatakan penerbitan global bond senilai USD750 juta tidak hanya untuk membiayai  pengambilalihan Blok Rokan. Utang itu juga dipakai untuk sejumlah proyek strategis Pertamina. 

Pertamina Klaim Penerbitan Global Bond Tidak Hanya untuk Blok Rokan
Fasilitas minyak PT Chevron Pacific Indonesia di daerah Minas yang masuk dalam Blok Rokan di Riau, Rabu (1/8/2018). ANTARA FOTO/FB Anggoro

tirto.id - External Communications Manager PT Pertamina Arya Paramita menyatakan obligasi global (global bond) yang diterbitkan perusahaannya tidak hanya untuk membayar dana bonus tanda tangan (signature bonus) dan jaminan pelaksanaan untuk pengelolaan blok rokan.

Menurut Arya, penerbitan global bond tersebut merupakan aksi korporasi biasa. Selain itu, kata dia, Pertamina memang membutuhkan dana dari global bond itu untuk pengembangan sejumlah proyek strategis di sektor hulu dan hilir migas.

“Penerbitan global bond tak semata-mata untuk pembayaran signature bonus [bonus tanda tangan] tapi juga untuk pendanaan proyek-proyek strategis berjangka panjang tersebut,” kata Arya kepada reporter Tirto pada Senin (28/1/2019).

Pertamina menerbitkan global bond di pasar modal Singapura pada November 2018 dan meraup dana senilai 750 juta dolar AS. Sejumlah pengamat bisnis migas mengkritik langkah Pertamina untuk mendanai pengambilalihan blok Rokan itu.

Direktur Pusat Studi Hukum Energi dan Pertambangan (Pushep) Bisman Bhaktiar bahkan mencurigai langkah Pertamina itu akal-akalan pemerintah yang menambah utang dengan cara menyamarkannya lewat BUMN. Menurut dia, Pertamina tidak seharusnya membayar signature bonus dalam jumlah yang besar karena dana itu sebenarnya juga mengalir ke pemerintah.

Meskipun demikian, Arya mengklaim langkah Pertamina menerbitkan global bond sudah didasari oleh analisa dan perhitungan bisnis yang matang, sesuai prosedur dan peraturan hukum yang berlaku.

“Kami punya rekam jejak yang baik,” ujar Arya.

Dia menambahkan keputusan Pertamina mengelola Blok Rokan dilandasi pertimbangan strategis, ekonomi dan bisnis, serta motif demi kepentingan nasional.

Dalam proses lelang Wilayah Kerja (WK) Rokan, proposal Pertamina untuk pengelolaan blok terminasi itu harus bersaing dengan Chevron selaku kontraktor eksisting.

Dari hasil penilaian tim yang dibentuk pemerintah, Pertamina diputuskan sebagai pemenang lelang dan akan mengelola Blok Rokan usai masa kontrak terdahulunya berakhir pada 8 Agustus 2021.

Arya menegaskan nilai signature bonus dan komitmen kerja pasti serta manfaat yang ditawarkan oleh Pertamina dalam lelang Blok Rokan memang lebih unggul dari peserta lelang lainnya.

Nilai siganture bonus yang ditawarkan Pertamina mencapai 784 juta dolar AS. Sedangkan nilai komitmen pasti yang disodorkan Pertamina sebesar 500 juta dolar AS.

Kementerian ESDM memastikan Pertamina sudah melunasi pembayaran dana signature bonus dan jaminan pelaksanaan pengelolaan Blok Rokan pada 21 Desember 2018.

Akan tetapi, Arya enggan menjawab saat ditanya mengenai bagaimana proses penentuan nilai siganture bonus yang ditawarkan oleh Pertamina dalam lelang Blok Rokan.

“Enggak perlu ditulis ya. Atau lihat di regulasinya saja,” ucap Arya.

Baca juga artikel terkait PENGELOLAAN BLOK ROKAN atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Addi M Idhom