Menuju konten utama

Perpisahan Brad Pitt dan Angelina Jolie Bukan Urusan Kita

Mengapa kita perlu membicarakan kawin-cerai para pesohor? Untuk apa semua orang membuahbibirkan perceraian Brad Pitt dan Angelina Jolie?

Perpisahan Brad Pitt dan Angelina Jolie Bukan Urusan Kita
Kebersamaan Angelina Jolie dan Brad Pitt saat menghadiri gala amal festival film Berlinale ke-62 di Berlin. |[Foto/Reuters/Andreas Rentz]

tirto.id - Pada dasarnya hampir setiap manusia suka menggosipkan apa saja. Mulai dari gagasan, peristiwa, hingga hidup orang lain. Meski tidak semua, banyak juga orang yang suka sekali memusingkan urusan yang bukan urusannya.

Di dunia hiburan modern, urusan memusingkan urusan orang lain itu difasilitasi dengan baik oleh apa yang belakangan menjadi kosa kata khusus: infotainmen. Pada mulanya ia melayani kepentingan publik untuk atas informasi-informasi film-film apa saja yang baru diproduksi, siapa sutradaranya, siapa bintangnya, bagaimana pembuatannya, dan lain-lain untuk mendukung industri pertunjukkan. Belakangan ia meluber, melayani pula hasrat manusia untuk urusan-urusan yang sebetulnya tidak lagi bersifat publik: siapa kawin dengan siapa, selingkuh dengan siapa, pecah kongsi, berkelahi, saling sikut, cerai, dan lain sebagainya.

Toh itu informasi juga, dan skandal memang selalu menarik.

Demikianlah infotainmen merajalela. Jangankan di negeri-negeri Asia seperti Indonesia, yang masyarakatnya memang lebih terbuka membicarakan urusan pribadi, di negeri-negeri Barat yang menjunjung tinggi privasi pun infotainmen tumbuh menjadi komoditas besar yang penggemarnya bejibun.

Lebih-lebih di era media sosial, di mana semua orang seperti butuh topik untuk dibicarakan setiap hari, infotainmen semakin memantapkan kejayaannya, menancapkan kuku-kukunya. Di banyak kesempatan, rumah tangga artis A dan B, kisah cinta si anu dengan si anu, seakan-akan lebih penting daripada urusan bagaimana pemerintah mengelola pajak negara atau kondisi perekonomian yang lesu atau partai-partai politik semakin oligarkis atau perkara agama atau apa-apa yang keluar dari mulut Ahok.

Entah ini kabar baik atau kabar buruk, penting tidak penting, infotainmen punya tempat khusus.

Maka ketika mendadak tersiar kabar Brad Pitt dan Angelina Jolie bercerai, tidak mengejutkan bila percakapan tentang pasangan selebritas papan atas Hollywood itu membanjiri internet. Keduanya punya penggemar yang jumlahnya tidak sedikit. Keduanya pernah digembar-gemborkan sebagai pasangan terbaik abad ini, dipuja-puji sebagai pasangan terhebat segala macam, kehidupan percintaannya dianggap inspirasi, foto eksklusif bayinya berharga jutaan dolar, pendeknya, di luar film-film yang mereka bintangi atau produseri, kehidupan pribadi Brad dan Angelina diagung-agungkan infotainmen.

Bahkan pasangan ini punya nama: Brangelina. Seperti Soekarno-Hatta, seperti Mega-Pro.

Tapi apa pentingnya?

Apa yang terjadi antara keduanya di ruang keluarga, di ranjang, dapur, atau di mana saja di rumah mereka sendiri sama sekali bukan urusan kita. Keduanya bukan sanak bukan saudara. Apalagi Brangelina nun jauh di Amerika sana.

Satu-satunya urusan kita yang berkaitan dengan Brangelina adalah film-film yang mereka bikin dan mainkan. Selebihnya, semoga anak-anak mereka baik-baik saja dan tumbuh sewajarnya.

Bagi penggemar keduanya, tentu bukan sekadar itu. Bagi para pelaku bisnis infotainmen, ini momentum langka yang tidak bisa setiap hari didapatkan.

Pertemuan dan percintaan Brad dan Angelina dimulai dari sebuah film tentang pernikahan, dan berakhir dengan film bertema sama. Mereka mulai merajut hubungan setelah cinta lokasi di film aksi-komedi, Mr and Mrs Smith (2005) dan terakhir keduanya membintangi By The Sea (2015).

Di Mr and Mrs Smith, Brad dan Angelina berbagi peran sebagai pembunuh bayaran superkeren yang saling jatuh cinta. Keduanya lalu menikah, menjalani kehidupan rumah tangga normal, di lingkungan normal, tetapi saling merahasiakan profesi satu sama lain hingga kemudian mendapat tugas dari "kantor" untuk saling bunuh.

Dibuka dengan adegan lucu di sofa, keduanya duduk bersebelahan sebagai orang "sipil", membicarakan seks, pendapat tentang pasangan, yang rupanya merupakan terapi pasangan. Mr and Mrs Smith barangkali bukan film hebat, tapi ia cukup sukses meraup jutaan penonton dan cukup asyik ditonton ulang di jam-jam santai.

Pada 2007, keduanya kembali bekerja sama di film yang diproduseri Brad, A Mighty Heart. Di film yang disutradarai oleh Michael Winterbottom, Angelina bermain sebagai Mariane Pearl, istri seorang wartawan yang hilang bernama Daniel Pearl. Peran yang sempat kontroversial karena Angelina diharuskan memakai make-up gelap agar sesuai dengan karakter Mariane yang keturunan Kuba. A Mighty Heart tidak terlalu sukses di pasaran, tapi tidak diragukan lagi, film jenis ini adalah komitmen keduanya untuk bikin film bareng.

Di film By The Sea, keduanya tampil bersama lagi. Film yang disutradari sendiri oleh Angleina Jolie ini kaya detail, memotret behidupan pernikahan di tahun 1960-an, dengan setting di Perancis bagian selatan—sepertinya meminjam Two for the Road (1967). Angelina berperan sebagai Vanessa Bertrand, seorang mantan penari, dan Brad memerankan Roland Bertrand, seorang penulis yang mengalami writer's block.

Penampilan mereka di film ini sebenarnya sangat baik, keduanya punya chemistry, dan bisa menunjukkan dengan baik bagaimana kebencian terpendam bekerja pada suatu hubungan. Boleh dibilang, secara artistik mereka cukup berhasil di film ini. Banyak adegan murung yang panjang, diam-diaman di kamar hotel, Vanessa makin tenggelam dalam depresi dan Roland menghabiskan waktu mabuk-mabukan di sebuah bar di lingkungan hotel. Film ini cukup ambisius, meski tidak mendatangkan kesuksesan komersial.

"Jika, di masa depan, keduanya bisa bekerja sama lagi," tulis kolumnis New Yorker Richard Brody, "pencapaian artistik mereka bisa mendekati Husbands and Wives besutan Woody Allen."

Film apa yang akan mereka bikin setelah ini lebih menarik daripada perceraian karena “perbedaan yang tak bisa diatasi”. Toh, perpisahan adalah subjek sinematik yang bagus. “Jika An Unmarried Woman, film keren Paulus Mazursky—yang dibuatnya berdasarkan apa yang dia pelajari dari kehidupan orang lain—memerlukan update,” lanjut Brody, “saya berani bertaruh, Angelina Jolie, berdasarkan pengalamannya, pasti sanggup melakukannnya.”

Mari kita tunggu. Semoga Angelina tidak terlalu serius berkarier di bidang politik.

Baca juga artikel terkait BRANGELINA atau tulisan lainnya dari Arlian Buana

tirto.id - Film
Reporter: Arlian Buana
Penulis: Arlian Buana
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti