Menuju konten utama

Permukiman Warga Pluit Jakarta Utara Terendam Banjir Rob

Tiga RW di Kelurahan Pluit, Jakarta Utara terkena banjir rob akibat kenaikan muka air laut dan tanggul jebol.

Permukiman Warga Pluit Jakarta Utara Terendam Banjir Rob
Warga melintasi banjir air rob di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (5/6/2020). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.

tirto.id -

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan sebanyak 3 atau 0,11 persen Rukun Warga (RW) terendam banjir pada Minggu, 7 Juni 2020 per pukul 12.00 WIB.

“Perkembangan info banjir 7 Juni 2020 pukul 12.00 WIB ada 3 RW tergenang,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan (Kapusdatin) BPBD Jakarta M Insaf kepada Tirto.

Dia menjelaskan tiga RW yang tergenang tersebut berada di Kelurahan Pluit, Jakarta Utara. Ketinggian air 20 sampai dengan 40 cm.

“Banjir terjadi akibat rob dan tanggul jebol,” ucapnya.

Meski terjadi banjir, Insaf mengatakan belum ada warga ataupun keluarga yang mengungsi.

“Pos pengungsian juga 0 lokasi atau tidak ada,” jelas dia.

Sebelumnya, banjir rob juga terjadi di Jakarta Utara, tepatnya di daerah Pelabuhan Kaliadem pada tiga hari lalu.

Tinggi banjir rob mencapai 1 meter menerjang daerah Pelabuhan Kaliadem hingga pemukiman warga di Muara Angke, Penjaringan Jakut. Sebagian warga mengungsi ke rumah lain yang tak terdampak rob atau tetap berada di rumah yang berlantai dua, seperti dilaporkan Antara.

Peringatan dini banjir rob di kota-kota Pantai Utara Jawa telah disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sepanjang pekan lalu.

Menurut BMKG banjir rob yang terjadi sejak awal Juni akibat dari bulan purnama jenis strawberry full moon pada 6 Juni kemarin.

Kota-kota yang tekena banjir rob meliputi Cirebon, Indramayu (Jawa Barat); Brebes, Pekalongan, Kota Semarang dan Demak (Jawa Tengah).

Baca juga artikel terkait BANJIR ROB JAKARTA atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Zakki Amali