Menuju konten utama

Perkumpulan Sekolah Rumah Protes Definisi Keliru di Riset PPIM UIN

Perkumpulan Homeschooler Indonesia (PHI) memprotes definisi homeschooling yang digunakan dalam riset Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (PPIM UIN).

Perkumpulan Sekolah Rumah Protes Definisi Keliru di Riset PPIM UIN
Ilustrasi Homeschooling [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Koordinator Nasional Perkumpulan Homeschooler Indonesia (PHI) Ellen Nugroho mengkritik definisi homeschooling atau sekolah rumah (SR) dalam penelitian atau riset Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (PPIM UIN). Riset tersebut menunjukan bagaimana SR menjadi celah untuk menyebarkan paham radikalisme dan intoleransi kepada anak-anak.

“PHI menyayangkan kekacauan pengertian homeschooling yang terjadi dalam riset ini,” ungkap Ellen dalam konferensi pers di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Jakarta Pusat, pada Selasa (3/12/2019).

Pasalnya, kata Ellen, penelitian tersebut menggunakan Permendikbud Nomor 129 Tahun 2014 tentang Sekolah Rumah sebagai rujukan untuk mendefinisikan SR atau homeschooling.

“Memang kekacauan definisi HS dimulai dari Permendikbud tersebut yang membagi sekolah rumah menjadi SR tunggal, SR majemuk, dan SR komunitas, kategorisasi yang tidak jelas dasar literatur akademisnya dan menumpangtindihkan konsep pendidikan berbasis keluarga dengan konsep pendidikan berbasis lembaga,” jelas Ellen.

“Akibatnya, lembaga-lembaga berlabel HS dianggap HS yang sebenarnya. Padahal, dalam sejarah kemunculannya, HS selalu berarti pendidikan berbasis keluarga, bukan pendidikan berbasis lembaga,” lanjutnya.

Dengan itu, jelas Ellen, jika terdapat pihak-pihak yang menggunakan label SR untuk merekrut siswa umum, yang bukan merupakan anak kandung atau walinya, maka secara esensi tak masuk kategori RS.

“Dengan kata lain, riset PPIM UIN sejak semula keliru mendefinisikan HS, sehingga salah dalam memilih sampel penelitian, dan dengan sendirinya cacat dalam hasil atau simpulannya,” tegas Ellen.

Menanggapi hal tersebut, PPIM UIN Didin Syafruddin justru berterima kasih kepada PHI atas kritik, serta pemaparan perspektif yang berbeda mengenai definisi dari homeschooling.

“Terus terang, bagi saya, pertemuan dengan PHI ini penting banget untuk membuat pengertian homeschooling,” ungkap Didin.

“Menurut kami, riset itu juga harus terbuka pada publik untuk dipertanggungjawabkan. Terima kasih juga atas pengertian atau perdebatan tentang homeschooling. Ini menarik banget, dari kami, sisi kampus, menjadi perdebatan yang menarik,” lanjutnya.

Baca juga artikel terkait HOMESCHOOL atau tulisan lainnya dari Fadiyah Alaidrus

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Fadiyah Alaidrus
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Widia Primastika