Menuju konten utama

Perkembangan Bisnis Properti 2016 Stagnan

Perkembangan bisnis properti tahun 2016 cenderung stagnan, berdasarkan data hasil survei Bank Indonesia, pertumbuhan properti primer di bawah 5 persen, sementara properti sekunder hanya tembus 10 persen. 

Perkembangan Bisnis Properti 2016 Stagnan
Refleksi bangunan apartemen di Podomoro City, Jakarta, Senin (8/12). Antara foto/Muhammad Adimaja.

tirto.id - Berdasarkan data hasil survei Bank Indonesia, perkembangan properti tahun 2016 cenderung stagnan. Pertumbuhan properti primer di bawah 5 persen, sedangkan untuk properti sekunder pertumbuhannya kurang lebih capai 10 persen.

Meskipun pertumbuhannya tak berkembang banyak, berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2016, bisnis properti ternyata masih mampu bekontribusi terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) sebesar 7,5 persen.

Rama Pradipta, Sekretaris DPD REI Yogyakarta menyatakan merindukan sosok pemimpin daerah seperti Ridwan Kamil dan Tri Rismaharini dalam hal pembangunan ketika disinggung mengenai arah perkembangan bisnis properti baik di Yogyakarta maupun kota lainnya.

“Butuh pemimpin daerah yang memiliki visi yang bagus untuk bisa mentranformasikan pertanyaan tersebut. Sayangnya di Yogya belum ada,” kata Rama, Selasa (16/8/2016)

Ia menambahkan, dalam rencana jangka panjang, pelaku bisnis properti akan mengambil posisi pragmatis. Pihaknya akan mendorong pemerintah untuk segera menerbitkan regulasi yang clear dan transparan bagi pelaku usaha, sehingga bisa ikut berkontribusi dalam pembangunan, baik itu untuk wisata maupun hanya sekedar hanya untuk hunian.

Baca juga artikel terkait PROPERTI atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh