Menuju konten utama

Perkembangan Anak Usia Toddler, Ciri, Faktor yang Memengaruhinya

Berikut ini perkembangan anak usia toddler, ciri-ciri toddler, dan faktor yang memengaruhinya.

Perkembangan Anak Usia Toddler, Ciri, Faktor yang Memengaruhinya
Ilustrasi anak perempuan usia toddler. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Kerap dianggap sama, istilah bahasa Inggris untuk bayi berdasarkan usia dari baru lahir hingga empat tahun sebenarnya dibagi menjadi newborn, infant, toddler, dan baby.

Dilansir dari Very Well Family, umumnya, istilah newborn mengacu untuk bayi yang baru lahir hingga usia dua bulan, dan infant untuk bayi usia di bawah satu tahun, toddler untuk usia sekitar 1-3 tahun.

Terakhir, penggunaan kata baby merujuk pada bayi yang baru lahir hingga usia empat tahun sehingga mencakup ketiga istilah sebelumnya.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebut bahwa anak yang dikatakan toddler adalah anak yang berusia 2-3 tahun.

Hal tersebut berbeda dengan laman Healthy Children yang menulis bahwa toddler berusia 1-3 tahun.

Sementara itu, dalam kamus Merriam-Webster, toddler didefinisikan sebagai anak yang baru belajar berjalan.

Kendati terjadi sedikit perbedaan, tak ada definisi resmi tentang batas usia toddler. Mayoritas orang menganggap akhir usia toddler adalah ketika anak siap untuk beralih ke masa prasekolah, yakni empat tahun.

Berdasarkan penjelasan di atas, toddler mungkin lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan istilah batita atau bawah tiga tahun.

Ciri Perkembangan Anak Usia Toddler

Ilustrasi anak bermain

Bayi perempuan bermain toy di rumah. FOTO/iStockphoto

Pada masa toddler, pertumbuhan fisik dan perkembangan motoriknya akan melambat tapi akan muncul beberapa perubahan di bidang lain.

Dikutip dari Medline Plus, sejumlah bidang yang berkembang pada masa ini mencakup motorik kasar, motorik halus, sensorik, bahasa, dan kemampuan sosial.

Dijelaskan pula bahwa anak batita akan menguasai keterampilan baru seperti cara berjalan, berbicara, kemandirian, hingga bisa bermain pura-pura.

Berdasarkan usia dan bidangnya, berikut ini sejumlah ciri perkembangan motorik kasar anak usia toddler menurut sebuah karya ilmiah milik Poltekkes Denpasar.

Motorik Kasar

Anak usia 12-18 bulan:

  • Mampu berdiri sendiri tanpa berpegangan
  • Membungkuk untuk memungut sesuatu di lantai
  • Berdiri tegak secara mandiri
  • Berjalan mundur lima langkah
Anak usia 18-24 bulan:
  • Mampu berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik
  • Mampu berjalan tanpa terhuyung-huyung
Anak usia 24-36 bulan:
  • Mampu menaiki tangga secara mandiri
  • Dapat bermain dan menendang bola kecil
Motorik Halus

Anak usia 12-18 bulan:

  • Mampu menumpuk dua buah kubus
  • Memasukkan kubus ke dalam kotak
Anak usia 18-24 bulan:
  • Bisa tepuk tangan
  • Melambaikan tangan
  • Menumpuk empat buah kubus
  • Memungut benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk
  • Menggelindingkan bola ke sasaran
Anak usia 24-36 bulan:
  • Mampu mencorat-coret pensil di atas kertas
Perkembangan Bahasa

Anak usia 10-12 bulan:

  • Memproduksi kata-kata sendiri
  • Menunjuk bagian tubuh
  • Mampu memahami kata-kata tunggal
Anak usia 18-24 bulan:
  • Mampu memahami kalimat sederhana
  • Perbendaharaan kata meningkat pesat
  • Mengucapkan kalimat yang terdiri dari dua kata atau lebih
Anak usia 24-36 bulan:
  • Memiliki pemahaman yang bagus terhadap percakapan
  • Dapat melakukan percakapan melalui kegiatan tanya-jawab
Kemampuan Sosial

Anak usia 18-12 bulan:

  • Bisa bermain sendiri di dekat orang dewasa yang sudah dikenal
  • Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis
  • Menarik dan memeluk
  • Memperlihatkan rasa cemburu atau bersaing
Anak usia 18-24 bulan:
  • Mampu minum dari cangkir dengan dua tangan
  • Belajar makan sendiri
  • Melepas sepatu dan kaus kaki
  • Melepas pakaian tanpa kancing
  • Belajar bernyanyi
  • Meniru aktivitas
  • Mengeluh bila basah atau kotor
  • Mulai berbagi mainan dan bekerja sama dengan anak lain
  • Mencium orang tua
Anak usia 24-36 bulan:
  • Mampu menunjukkan kemarahan jika keinginan terhalang
  • Bisa minum dari cangkir dan menggunakan alat makan
  • Menceritakan pengalaman baru
  • Mendengarkan cerita dengan gambar
  • Bermain pura-pura
  • Mulai membentuk hubungan sosial dengan anak lain
  • Dapat menggunakan bahasa dan gerakan isyarat untuk berkomunikasi
Sensorik

Anak usia 12-18 bulan:

  • Mampu menemukan objek yang disembunyikan
  • Membedakan bentuk dan warna
  • Memberi respons terhadap perintah sederhana
Anak usia 18-24 bulan:
  • Membantu atau meniru pekerjaan rumah tangga
  • Menikmati gambar sederhana
  • Mengeksplorasi lingkungan
  • Mengetahui bagian-bagian tubuhnya
Anak usia 24-36 bulan:
  • Menunjuk satu atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta
  • Dapat menyebut nama benda
  • Bercerita menggunakan paragraf sederhana
  • Menggabungkan dua hingga tiga kata menjadi kalimat
  • Menggunakan nama sendiri untuk menyebut dirinya

Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Anak

Ilustrasi Anak Berjalan

Ilustrasi anak berjalan. foto/istockphoto

Perkembangan anak usia toddler mungkin dapat terjadi dalam kecepatan yang tidak sama. Anak mungkin unggul di beberapa hal dan sedikit tertinggal di bidang lainnya.

Namun, ada sejumlah faktor yang memengaruhi perkembangan itu sendiri, yakni sebagai berikut.

1. Faktor genetik

Faktor genetik atau keturunan adalah sesuatu yang merupakan bawaan dan tidak dapat diubah, seperti jenis kelamin dan suku bangsa.

2. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan terbagi menjadi dua, yakni pranatal atau sebelum melahirkan dan postnatal atau setelah melahirkan.

Faktor lingkungan pranatal terdiri dari:

  • Gizi sewaktu hamil
  • Paparan asap rokok dan zat kimia beracun lainnya
  • Endokrin
  • Radiasi
  • Infeksi
  • Stres
  • Kelahiran prematur
Sementara itu, faktor lingkungan postnatal terdiri dari:
  • Faktor biologis seperti status gizi dan perawatan kesehatan
  • Faktor fisik seperti cuaca, kondisi geografis, dan sanitasi
  • Faktor fisik seperti kasih sayang, kualitas anak dan orang tua, kelompok sebaya, stres, serta stimulasi yang tersedia
  • Faktor adat dan istiadat seperti pekerjaan dan pendapatan keluarga, pendidikan orang tua, jumlah saudara, stabilitas rumah tangga, norma dan tabu dalam budaya, dan juga agama.

Baca juga artikel terkait PERKEMBANGAN ANAK atau tulisan lainnya dari Nisa Hayyu Rahmia

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Nisa Hayyu Rahmia
Penulis: Nisa Hayyu Rahmia
Editor: Dhita Koesno