Menuju konten utama

Perjanjian Dagang RI-UAE Ditarget Rampung Kurang dari Setahun

Indonesia memulai perundingan perjanjian dagang dengan Uni Emirat Arab.

Perjanjian Dagang RI-UAE Ditarget Rampung Kurang dari Setahun
Warga yang menaiki perahu motor melaju di samping kapal peti kemas yang bersandar di Pelabuhan Jayapura, Papua, Selasa (10/8/2021). ANTARA FOTO/Gusti Tanati/wpa/aww.

tirto.id - Pemerintah terus mendorong penyelesaian perjanjian dagang dengan sejumlah negara mitra salah satunya Pembahasan Indonesia United Arab Emirates-Comprehensive Economic Partnership Agreement (I UAE-CEPA).

Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Menteri Negara Urusan Perdagangan Luar Negeri Persatuan Uni Emirat Arab Thani bin Ahmed Al Zeyoudi di Istana Merdeka, Jumat (3/9/2021). Kunjungan itu merupakan tindak lanjut dari adanya progress perjanjian dagang.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan, dengan adanya kunjungan Menteri Negara Urusan Perdagangan Luar Negeri UAE diharapkan perundingan untuk mencapai kesepakatan dagang bisa terjadi tahun ini.

“Presiden mengharapkan agar perundingan ini dapat dilakukan kurang dari 1 tahun. Sehingga dalam beberapa bulan kedepan akan dapat diperoleh hasil perundingan mencapai progres yang cukup signifikan. Presiden juga menyampaikan bahwa sejauh ini perdagangan Indonesia ke UEA masih dapat ditingkatkan lebih banyak lagi karena angka perdagangan baru mencapai $2,9 miliar,” jelas Retno, Jumat (3/9/2021)

Ia juga menjelaskan, dari perjanjian yang ini pemerintah Indonesia mengharapkan adanya peningkatan nilai dagang sampai tiga kali lipat.

“UAE CEPA ini akan juga memberikan fasilitas untuk peningkatan kerja sama. Selain masalah infrastruktur presiden juga menginginkan investasi dari UAE yaitu [masuk] di bidang ketahanan, kesehatan dan ekonomi hijau dan berkelanjutan,” jelas dia.

Retno menjelaskan, pemerintah Indonesia mengharapkan agar terjadi kemajuan yang signifikan terhadap kerjasama Indonesia UAE untuk Indonesia.

“Presiden juga menyampaikan penghargaan atas dukungan terhadap Indonesia selama pandemi diantaranya berupa sumbangan 750.000 dosis vaksin Sinofarm. Ke depan kerja sama dalam konteks kesehatan ini akan menjadi salah satu prioritas kerjasama antara ke dua negara,” beber dia.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menjelaskan, potensi perdagangan yang akan naik tiga kali lipat sangat mungkin terjadi. Berdasarkan data perdagangan di tahun 2020 RI berhasil menjual emas dan perhiasan sebesar $8,2 miliar yang 37% itemnya masuk ke negara transit.

“Jika perjanjian dagang ini terjadi maka barang-barang Indonesia akan lebih murah 5% karena pajaknya rendah dibandingkan dengan beli langsung dari Indonesia. Ini akan menjadi jendela kita untuk menjual ekspor ke negara-negara tujuan lain tradisional seperti di Afrika negara tujuan lain yang non tradisional seperti Afrika dan Jazirah Arab,” jelas dia.

Presiden Jokowi yang berencana melakukan kunjungan ke UEA pada 4 November 2021. Mendag berharap, perundingan yang sudah dilakukan pada saat itu sudah mencapai proses akhir untuk disepakati.

“Oleh sebab itu kita akan menyelesaikan perjanjian ini pada kesempatan pertama tidak lebih daripada 1 tahun dan mudah-mudahan pada November 4 ketika kunjungan bahwa presiden perjanjian ini UEA perjanjian ini sudah dalam bentuk yang hampir selesai,” terang dia.

Baca juga artikel terkait PERJANJIAN DAGANG atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali