Menuju konten utama

Peristiwa yang Terjadi Akibat Rotasi Bumi: Siang-Malam & Zona Waktu

Rotasi Bumi adalah pergerakan Bumi pada porosnya. Artinya, Bumi selalu berputar sambil mengelilingi Matahari mulai dari arah barat ke timur.

Peristiwa yang Terjadi Akibat Rotasi Bumi: Siang-Malam & Zona Waktu
Ilustrasi bumi. Getty Images/IStockphoto

tirto.id - Bumi merupakan sebuah planet yang berputar pada porosnya dengan putarannya berlawanan dengan arah beredarnya jarum jam. Perputaran pada sumbunya inilah disebut rotasi bumi.

Rotasi Bumi adalah pergerakan Bumi pada porosnya. Artinya, Bumi selalu berputar sambil mengelilingi Matahari mulai dari arah barat ke timur. Meskipun bumi berputar, namun penduduk bumi tidak merasakan adanya perputaran ini.

Durasi rotasi bumi adalah 23 jam 56 menit 4 detik, selang waktu ini disebut satu hari. Sekali berotasi, bumi menempuh 3600 bujur selama 24 jam, yang artinya 10 bujur menempuh 4 menit. Dengan demikian, tempat-tempat yang berbeda 10 bujur akan berbeda waktu 4 menit.

Akibat dari Terjadinya Rotasi Bumi

Menurut Modul Belajar Kemdikbud, rotasi bumi mengakibatkan beberapa peristiwa atau dampak terhadap bumi, di antaranya:

1. Terjadinya siang dan malam

Akibat rotasi inilah permukaan bumi yang menghadap matahari terjadinya siang. Sedangkan permukaan bumi yang membelakangi matahari terjadinya malam.

Karena periode peredaran semu harian matahari 24 jam, maka panjang siang atau malam rata-rata 12 jam. Terkadang ada perbedaan antara panjang siang tidak sama dengan panjang malam.

Perbedaan ini dapat terjadi untuk tempat-tempat yang jauh dari khatulistiwa (Seperti di daerah lintang dan kutub).

2. Perbedaan waktu berbagai tempat di muka bumi

Seluruh permukaan bumi terbagi berdasarkan jaring-jaring derajat, yang disebut dengan garis lintang dan garis bujur. Garis lintang merupakan garis yang sejajar dengan garis tengah khatulistiwa, sedangkan garis bujur merupakan garis yang sejajar dengan garis tengah kutub.

Arah rotasi bumi sama dengan arah revolusinya (dari barat ke timur). Artinya orang-orang yang di wilayah timur akan mengamati matahari terbit dan matahari terbenam lebih cepat dari pada wilayah di sebelah barat.

Serta wilayah pada sudut 15 derajat lebih ke timur akan mengamati matahari terbit lebih cepat satu jam.

Adapun waktu yang berlaku secara internasional yakni waktu GMT (Greenwich Mean Time ) merupakan waktu pangkal pada garis bujur nol derajat yang melalui kota Greenwich di London. Sebagai contoh Indonesia memiliki tiga bujur standar yaitu 1050, 1200, 1350 bujur Timur.

Sehingga untuk waktu lokalnya secara berturut adalah waktu Greenwich ditambah 7 jam, 8 jam, dan 9 jam.

Jika letak bujur standar itu disebelah barat bujur nol, maka waktunya dikurangi. Sedangkan jika letak bujur standar di sebelah timur bujur nol, maka waktunya bertambah.

3. Terjadinya gerak semu harian bintang

Akibat rotasi bumi, bintang-bintang tersebut tampak bergerak dari timur ke barat. Ini dapat saksikan yaitu pada peredaran matahari dan benda-benda langit melintas dari timur ke barat. Oleh karena itu kita selalu melihat matahari terbit disebelah timur dan terbenam di sebelah barat.

Pergerakan dari timur ke barat pada matahari dan benda-benda langit ini dinamakan gerak semu harian bintang. Karena gerak semu dapat diamati setiap hari, maka disebut gerak semu harian.

Waktu yang diperlukan bintang untuk menempuh lintasan peredaran semunya yaitu 23 jam 56 menit atau satu hari bintang.

Adapun satu hari matahari yaitu tepat 24 jam ,sedangkan satu hari bulan lebih lambat yakni 24 jam 50 menit, hal ini karena kedudukan bulan sebagai satelit bumi memiliki peredaran bulan mengitari bumi.

4. Perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi

Rotasi bumi juga menyebabkan penggembungan di khatulistiwa dan pemepatan di kedua kutub bumi seperti keadaannya sekarang.Ini karena selama bumi mengalami pembekuan dari gas menjadi cair kemudian menjadi padat, bumi terus berotasi pada porosnya.

Karena percepatan gravitasi juga berbanding terbalik dengan kuadrat jari-jari, maka percepatan gravitasi di berbagai tempat (kutub) lebih besar daripada wilayah sekitar khatulistiwa.

Baca juga artikel terkait ROTASI BUMI atau tulisan lainnya dari Olivia Rianjani

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Olivia Rianjani
Penulis: Olivia Rianjani
Editor: Maria Ulfa