Menuju konten utama

Peringatan 25 Tahun Pembantaian Srebrenica & Keadilan Bagi Korban

Peringatan 25 tahun pembantaian Srebrenica tetap digelar di tengah pandemi corona. Hingga saat ini masih ada pelaku kejahatan genosida itu yang belum dihukum.

Peringatan 25 Tahun Pembantaian Srebrenica & Keadilan Bagi Korban
Ratko Mladic saat menghadiri pengadilan Pengadilan Kriminal untuk Kejahatan Perang Yugoslavia (3/6/2011). REUTERS/Martin Meissner.

tirto.id - Warga Muslim Bosnia menggelar acara peringatan 25 tahun pembantaian Srebrenica di Srebrenica-Potocari Memorial and Cemetery, Sabtu (11/7/2020) waktu setempat. Peringatan pada tahun ini, sekaligus menjadi upacara penguburan sembilan korban yang diidentifikasi dalam setahun terakhir.

Peringatan pada tahun ini sedikit berbeda dari tahun sebelumnya. Jika biasanya peringatan akan dihadiri puluhan ribu orang, tahun ini jumlahnya menyusut seiring dengan kebijakan pembatasan sosial yang diberlakukan karena ada pandemi virus corona (Covid-19).

Meskipun demikian, seperti dilaporkan BBC, sekitar 100 pejabat tinggi dan pimpinan asosiasi hadir dan memberikan sambutannya, dengan mengikuti protokol jaga jarak dan mengenakan masker.

"Pesan pertama saya adalah para penjahat perang, mereka yang melakukan kejahatan genosida," kata Munira Subasic, Presiden Asosiasi Ibu-Ibu Srebrenica, organisasi yang mengkampanyekan keadilan bagi ribuan keluarga korban tewas tragedi pada 25 tahun lalu itu.

"Kami akan menghantui kamu dan kami tidak akan pernah kehabisan tenaga. Salah satu dari kami akan selalu ada untuk menghantui kalian [pelaku pembantaian Srebrenica]. Ini adalah hak dan kewajiban kami," imbuh Subasic.

Selain pejabat dan pimpinan asosiasi, para pemimpin dunia mengirimkan pesan mereka melalui rekaman video. Salah satunya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang mengatakan "banyak pelaku [pembantaian Srebrenica] masih belum dimintai pertanggungjawaban."

Boris juga menegaskan, bahwa dirinya ingin "berdiri dengan keluarga dalam perjuangan mereka untuk mendapatkan keadilan."

Selain PM Boris Johnson, pesan melalui video juga disampaikan mantan presiden AS Bill Clinton yang mengaku bahwa peristiwa itu begitu menyentuhnya, seraya mengatakan bahwa dirinya akan menyuarakan kepada dunia tentang pentingnya keadilan bagi korban pembantaian Srebrenica dan keluarganya.

"Ini adalah pengingat paling buruk tentang betapa mengerikan bagi kita semua saat kita berpaling dari kemanusiaan," ujar Bill Clinton.

Sembilan korban yang baru diidentifikasi kemudian dikubur di pemakaman Peringatan Genosida di Potocari, sebuah desa dekat Srebrenica di mana pangkalan pasukan perlindungan PBB berada.

"Saya menguburkan ayah saya, yang tertua di antara para korban di sini," kata Fikret Pezic kepada Reuters, dikutip Senin (13/7/2020).

"Butuh 25 tahun untuk menemukan jasadnya, sehingga ia akhirnya bisa menemukan kedamaian," ujar dia.

Selama Perang Bosnia, berdasarkan laporan final PBB, Srebrenica dikepung oleh pasukan Serbia di antara tahun 1992 dan 1995. Saat itu, milisi Serbia mencoba merebut wilayah dari Muslim Bosnia dan Kroasia untuk membentuk negara sendiri.

Pada 1993 Dewan Keamanan PBB telah menyatakan Srebrenica sebagai "daerah aman". Namun, pasukan Serbia yang dipimpin oleh Jenderal Ratko Mladic tetap menyerbu zona aman itu meskipun ada 450 tentara Belanda yang bertugas melindungi warga sipil sebagai pasukan perdamaian PBB.

Pasukan Belanda gagal bertindak saat pasukan Serbia menduduki daerah itu, hingga menewaskan sekitar 2.000 pria dewasa dan anak laki-laki.

Sekitar 15.000 pria Srebrenica melarikan diri ke pegunungan di sekitarnya, tetapi pasukan Serbia memburu dan membantai 6.000 dari mereka di hutan. Hingga kini baru sekitar 6.900 korban yang telah ditemukan dan diidentifikasi terkubur di lebih dari 80 kuburan massal.

Pembantaan ini begitu menyisakan duka bagi warga Bosnia. Laporan dari Daftar Awal Orang-Orang Yang Hilang atau Dibunuh di Srebrenica, yang disusun oleh Komisi Orang Hilang Federal Bosnia menyatakan total korban tewas dalam tragedi Srebenica mencapai 8.373 jiwa.

Ratko Mladic yang dijuluki "jagal Bosnia" divonis penjara seumur hidup oleh Pengadilan Kriminal untuk Kejahatan Perang Yugoslavia di Den Haag, Belanda pada 2017 lalu. Mladic menerima vonis itu saat berusia 74 tahun. Sempat menjadi buron selama lebih dari satu dekade, Mladic baru bisa ditangkap pada 26 Mei 2011 silam di Lazarevo, sebuah kawasan perdesaan di Serbia.

Baca juga artikel terkait PEMBANTAIAN atau tulisan lainnya dari Ahmad Efendi

tirto.id - Politik
Kontributor: Ahmad Efendi
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Addi M Idhom