Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Perilaku Ihsan: Dalil dan Contoh Perilakunya Menurut Agama Islam

Menurut Islam, ada 3 macam perilaku ihsan. Berikut ini penjelasan dan contoh masing-masing disertai dengan dalilnya.

Perilaku Ihsan: Dalil dan Contoh Perilakunya Menurut Agama Islam
Ilustrasi sayang binatang. ANTARA FOTO/Fauzan/foc.

tirto.id - Ihsan adalah kata dalam bahasa Arab yang artinya baik dan berbuat baik. Ihsan yaitu beribadah dengan ikhlas baik ibadah khusus maupun umum.

Ihsan ini perlu tertanam di dalam hati dan diimplementasikan dengan perbuatan terpuji. Manfaat dari ihsan adalah untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Adapun macam-macam ihsan yaitu ihsan kepada Allah SWT, ihsan kepada manusia dan ihsan kepada makhluk.

Pengertian Perilaku Ihsan

Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XII (2015), kata “ihsan” berasal dari kata kerja (fi’il) “Hasuna-yahsunu-Hasanan”, artinya baik, dan berbuat baik bersal dari kalimat “Ahsan-Yuhsinu-Ihsanan”.

Dalam etimologi (asal-usul kata), ihsan adalah lawan kata “is’ah” (berbuat kejelekan). Secara mandiri “Ihsan” memiliki arti kebaikan, membaguskan, lebih indah, kesenangan. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ihsan adalah baik.

Menurut istilah dari percakapan Nabi Muhammad SAW dan malaikat Jibril, “… Rasulullah saw bersabda: ‘Kamu beribadah kepada Allah, seolah-olah kamu melihat-Nya, jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Ia melihatmu.”

Ihsan adalah menyembah Allah SWT, dengan seolah melihat-Nya. Apabila tidak mampu, maka bayangkan Allah SWT melihat perbuatan kita. Ihsan adalah beribadah dengan ikhlas (baik ibadah khusus maupun umum).

Dalam surat Al Baqarah ayat 83, Allah SWT memerintahkan untuk berperilaku ihsan.

وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ لَا تَعْبُدُوْنَ اِلَّا اللّٰهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَّاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۗ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْكُمْ وَاَنْتُمْ مُّعْرِضُوْنَ

Artinya :

“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.”

Dalil dan Contoh Perilaku Ihsan

Dikutip dari laman Yayasan Amal Jariyah Indonesia oleh Andi Muh. Akhyar, ada tiga macam contoh ihsan yaitu ihsan kepada Allah SWT, manusia, dan makhluk hidup.

1. Ihsan Kepada Allah

Ihsan kepada Allah adalah menyembah (beribadah) dengan sebaik-baiknya dan menghindari segala larangan-Nya.

Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda:

“Hendaklah kamu menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika engkau tak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu”.

Ihsan kepada Allah seperti shalat, puasa, dan ibadah mahdah (ibadah murni) lainnya. Sedangkan Ibadah Ghairu Mahdah (ibadah sosial), belajar, mengajar, bekerja, makan, tidur, dan sebagainya.

2. Ihsan Kepada Manusia

Dalam Q.S al-Qasash ayat 77, Allah SWT berfirman:

وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

Artinya: “…dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

Dari berbagai ayat dan hadis, berbuat kebajikan (ihsan) kepada sesama makhluk Allah SWT, meliputi seluruh alam raya ciptaan-Nya.

Penjelasan konkrit terkait ihsan kepada manusia sebagai berikut :

a. Ihsan kepada orang tua

Perbuatan ihsan setelah kepada Allah SWT yaitu kepada kedua orang tua.

Berbuat baik kepada orang tua ialah mengasihi, memelihara, menjaga, dan memenuhi semua keinginan selama tidak melanggar syariat Islam.

Dalil ihsan kepada orang tua sebagai berikut:

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ

”Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.”(Q.S Al Isra: 24)

b. Ihsan kepada kerabat karib

Dikutip dari skripsi Konsep Ihsan Dalam Al-Qur’an Perspektif Tasawuf oleh Darmawan Dwi Pamungkas (2019), ihsan kepada kerabat yaitu berbuat baik dan peduli kepada mereka.

Dalil mengenai Ihsan kepada kerabat sebagai berikut :

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (Q.S An-Nahl: 90)

c. Ihsan kepada anak yatim

Rasulullah SAW bersabda, “Aku dan orang yang memelihara anak yatim di surga kelak akan seperti ini…(seraya menunjukkan jari telunjuk jari tengahnya)". (HR Bukhari, Abu Dawud dan at-Timidzi)

Ihsan kepada anak yatim merupakan anjuran Rasulullah SAW. Dengan cara memelihara dan mendidik anak yatim dalam kebutuhanya.

d. Ihsan kepada fakir miskin

Rasulullah SAW bersabda,”Orang-orang yang menolong janda dan orang miskin, seperti orang yang berjuang di jalan Allah.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).

Berbuat ihsan kepada fakir miskin dapat dilakukan kapan pun, berupa uang, makanan, baju dan lainnya.

e. Ihsan kepada tetangga

Rasulullah saw bersabda:

“Tidak beriman kepadaku barangsiapa yang kenyang pada suatu malam, sedangkan tetangganya kelaparan, padahal ia megetahuinya.”(HR. at-Tabrani).

Berbuat ihsan kepada tetangga dapat melalui berbagai hal. Seperti memberi makan, sering bertegur sapa, memberikan bantuan, dan masih banyak lainnya.

f. Ihsan kepada tamu

Dalam Islam, memuliakan tamu merupakan tindakan yang disunahkan. Contoh memuliakan tamu adalah dengan menghormati, menjamunya, menjaga barang-barangnya, dan menunjukkan jalan.

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah memuliakan tamunya.” (HR. Jama’ah, kecuali Nasa’i)

3. Ihsan Kepada Mahluk

a. Ihsan kepada binatang

Ihsan ini berupa kasih sayang kepada hewan, contohnya memberi makan, tempat tinggal, dan melindungi. Apabila menyembelih hewan, gunakanlah cara yang baik supaya tidak menyiksanya.

Dalam Sebuah Hadist dikatakan:

“…Maka apabila kamu membunuh hendaklah membunuh dengan cara yang baik, dan jika kamu menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang baik dan hendaklah menajamkan pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya”. (H.R. Muslim).

b. Ihsan kepada alam sekitar

Manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi. Untuk menjaga kelestariaan alam, manusia sebaiknya bertanggung jawab dalam perbuatanya.

Contoh tindakannya yaitu, tidak membuang sampah sembarangan, menanam pohon di lahan gundul, dan kegiatan lainnya.

Dikutip dari laman NU Online oleh Alhafiz Kurniawan (2020), Kerusakan di darat dan lautan tidak lain terjadi karena perbuatan manusia.

Dampak dari kerusakan ini kemudian berimbas kepada bukan hanya pelaku kerusakan, tetapi juga kepada semuanya.

Kerusakan di darat dan laut merupakan ulah manusia. Dampaknya berimbas kepada semua yang ada pada alam, tak terkecuali orang yang tak bersalah.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an :

ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Artinya, “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (dampak) perbuatan mereka. Semoga mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Surat Ar-Rum ayat 41).

Baca juga artikel terkait PENGERTIAN IHSAN atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Ibnu Azis

Artikel Terkait