Menuju konten utama

Performa Pajak 2016 Masih Belum Memuaskan

Penerimaan pajak Indonesia per Mei 2016 masih menunjukkan penurunan dibandingkan angka tahun lalu. Beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini antara lain perlambatan ekonomi domestik dan belum pulihnya aktivitas ekspor migas.

Performa Pajak 2016 Masih Belum Memuaskan
Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiasteadi menyampaikan keterangan pers terkait realisasi APBN 2016 di Gedung Dirjen Pajak, Jakarta, Jumat (10/6). Antara foto/m agung rajasa.

tirto.id - Penerimaan pajak Indonesia hingga Mei 2016 sebesar Rp364,1 triliun atau setara dengan 26,8 persen dari target APBN 2016 menunjukkan penurunan sebesar 2,3 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Ken Dwijugiasteadi dalam konferensi pers terkait APBN 2016 kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Jumat, (10/06/2016).

"[Penerimaan pajak] Mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama pada Mei 2015 sebesar Rp377,028 triliun atau 29,1 persen. Turun 2,3 persen dibanding periode yang sama tahun lalu," kata Ken.

Penurunan ini, menurut Ken, terjadi akibat perlambatan ekonomi domestik dan belum pulihnya aktivitas ekspor migas.

“PPh non-migas dan PPN turun 3 persen. Selanjutnya penurunan harga minyak di mana PPh migas turun 17 persen," ujarnya.

Selanjutnya, kata Ken, terjadi peningkatan beban restitusi di mana restitusi PPh dan PPN naik 39 persen. Terkait PPN, Ken menjelaskan pihaknya memiliki beban restitusi yang cukup besar mencapai Rp61 triliun.

"Saat ini, wajib pajak yang memiliki restitusi berbondong-bondong menarik restitusi terkait rencana pemerintah yang akan menerapkan kebijakan tax amnesty," ungkapnya.

Kementerian Keuangan mengungkapkan, hingga akhir Mei 2016, realisasi pendapatan negara dan hibah mencapai Rp496,6 triliun atau sebesar 27,2 persen dari target APBN 2016 sebesar Rp1.822,5 triliun.

Sementara itu, realisasi belanja negara mencapai Rp685,8 triliun atau sebesar 32,7 persen dari pagu APBN 2016 sebesar Rp2.095,7 triliun.

Berdasarkan realisasi pendapatan dan belanja negara tersebut, realisasi defisit APBN mencapai sebesar Rp189,1 triliun atau 1,49 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Baca juga artikel terkait EKONOMI

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra