Menuju konten utama

Peremajaan Sawit Tahun Ini Diperkirakan Telan Dana Rp923 Miliar

Eddy Abdurrachman memperkirakan, penyaluran dana program peremajaan sawit rakyat (PSR) mencapai Rp923 miliar sampai dengan akhir tahun.

Peremajaan Sawit Tahun Ini Diperkirakan Telan Dana Rp923 Miliar
Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrachman. (Tirto.id/Dwi Aditya Putra)

tirto.id - Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Eddy Abdurrachman memperkirakan, penyaluran dana program peremajaan sawit rakyat (PSR) mencapai Rp923 miliar sampai dengan akhir tahun. Besaran tersebut untuk penanaman kembali atau replanting 30.579 hektare (Ha) kebun rakyat.

"Sampai dengan akhir tahun nanti dana yang kita salurkan adalah sebesar Rp923 miliar untuk mendanai replanting 30.579 hektare," kata dalam Press Conference Kinerja Sektor Sawit, di Grand Hyatt Jakarta, Kamis (22/12/2022).

Eddy mengakui, secara tren penyaluran program PSR sejak beberapa tahun terakhir. Pada 2020 misalnya dana yang kita salurkan BPDPKS sebesar Rp2,67 triliun untuk mendanai 94.033 hektar kegiatan replanting.

Kemudian di 2021 menurun. Pada tahun lalu BPDPKS hanya menyalurkan sebesar Rp1,26 triliun untuk mendanai 42.212 hektar.

"Capaian di tahun 2022 ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya, utamanya disebabkan kendala terhadap pemenuhan persyaratan keterangan tidak berada di kawasan hutan dan kawasan lindung gambut serta keterangan tidak berada di lahan HGU," jelasnya.

Jika diakumulasi sejak program ini dijalankan pada 2016 hingga 2022 ini total penyaluran PSR mencapai Rp7,52 triliun. Ini untuk membiayai kegiatan replanting sebesar 273.666 hektar.

"Ini diberikan kepada 120.168 pekebun. Ini adalah progres dari program peremajaan sawit rakyat," pungkas dia.

Untuk diketahui, program PSR merupakan salah satu Program Strategis Nasional sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan produktivitas tanaman perkebunan kelapa sawit nasional yang saat ini rata-rata sebesar 3-4 ton/hektare dan umur tanaman diatas 25 tahun.

Pelaksanaan program PSR dengan penggunaan bibit unggul dan penerapan Good Agriculture Practice (GAP), akan meningkatkan produksi kelapa sawit tanpa harus melakukan pembukaan lahan baru, sehingga dapat meningkatkan pendapatan pekebun rakyat secara optimal.

Baca juga artikel terkait PEREMAJAAN LAHAN SAWIT atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang