Menuju konten utama

Percepat Konstruksi Sky Bridge, PKL Tanah Abang akan Dikurangi

"Kita gilir, dagangannya setiap hari. Yang penting percepatan."

Percepat Konstruksi Sky Bridge, PKL Tanah Abang akan Dikurangi
Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) berjualan di pintu masuk Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Selasa (24/7/2018). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

tirto.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal mengurangi jumlah Pedagang Kaki Lima di Jalan Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM DKI Jakarta, Irwandi, mengatakan, para PKL akan dibagi dua diminta berdagang secara bergiliran setiap harinya.

"Kita gilir, dagangannya setiap hari. Yang penting percepatan. Yang di Jati Baru, yang 372 pedagang," ujarnya saat dihubungi Tirto, Kamis (13/9/2018).

PKL yang berjualan pada hari Senin misalnya, akan diliburkan pada hari Selasa dan bisa kembali membuka lapaknya di hari berikutnya. Rencananya sistem tersebut akan diberlakukan hingga pembangunan Sky Bridge selesai.

Pembangunan skybridge Tanah Abang sudah dimulai sejak 3 Agustus dan rencananya akan rampung dan dapat digunakan pada 15 Oktober mendatang. Pembangunan skybridge Tanah Abang membutuhkan biaya Rp 35 miliar yang diambil dari anggaran PD Sarana Jaya dengan tender yang dimenangi PT Amarta Karya.

Proyek skybridge Tanah Abang ini akan menghubungkan Blok G Pasar Tanah Abang dengan Stasiun Tanah Abang atau lebih kurang 400 meter. Saat ini tahap pengerjaannya masih tahap awal dari beberapa tahapan yang ada.

Per tanggal 27 Agustus 2018 lalu, pembangunannya sudah masuk ke tahap on site dan errection di mana material baja sudah dirangkai dan dipasang sesuai rancangan.

Irwandi berharap para PKL dapat untuk memaklumi situasi tersebut yang diperkirakan bakal berlaku hingga Oktober. Sebab Dinas UMKM hingga saat ini juga belum bisa bisa menyediakan tempat relokasi di sekitar Tanah Abang.

"Kalau pakai lahan Sarana Jaya lokasinya sepi, jarang dilewati pembeli karena dia di ujung" ujar Irwandi.

Baca juga artikel terkait PENATAAN TANAH ABANG atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yulaika Ramadhani