Menuju konten utama

Perbedaan Serangan Jantung dengan Henti Jantung dan Penyebabnya

Seseorang yang mengalami henti jantung maupun serangan jantung perlu mendapatkan penanganan medis secepatnya untuk menghindari risiko kematian.

Perbedaan Serangan Jantung dengan Henti Jantung dan Penyebabnya
kardiomiopati. foto/istockphoto

tirto.id - Henti jantung dan serangan jantung merupakan dua peristiwa di dunia medis yang tidak sama bentuknya.

Keduanya memiliki penyebab berlainan. Kendati demikian, henti jantung dan serangan jantung menjadi sebuah gejala yang perlu mendapatkan penanganan medis secepatnya untuk menghindari risiko kematian.

Henti jantung merupakan kondisi berhentinya jantung untuk berdetak. Kejadiannya berlangsung secara tiba-tiba. Oleh sebab itu, kejadian ini disebut pula dengan kematian jantung mendadak.

Di sisi lain, ada pula kejadian yang dinamakan serangan jantung. Serangan jantung, atau infark miokard, menyebabkan bagian dari otot jantung tidak memperoleh cukup darah. Jika kekurangan darah berlangsung terlalu lama maka bisa memicu kerusakan otot jantung.

Penyebab henti jantung

Jantung dapat berdetak secara teratur dikendalikan oleh impuls listrik. Impuls ini bisa berubah pola yang menyebabkan detak menjadi tidak teratur. Ketidakteraturan irama jantung disebut aritmia.

Aritmia dapat memicu detak lebih cepat, namun bisa pula seketika melambat. Peristiwa henti jantung akan terjadi saat detak tidak lagi ditemukan. Kerja jantung mendadak berhenti.

Mengutip Healthline, ada dua penyebab utama henti jantung yaitu fibrilasi ventrikel dan fibrilasi atrium. Fibrilasi ventrikel adalah yaitu bilik-bilik jantung bagian bawah atau ventrikel, bergetar di luar kendali yang memicu perubahan ritme jantung secara tiba-tiba.

Ventrikel tidak efisien memompa darah ke seluruh tubuh dan jumlah darah yang dipompa berkurang drastis sehingga memicu henti jantung.

Penyebab lainnya adalah fibrilasi atrium yang dimulai saat simpul sinoatrial (SA) tidak mengirimkan impuls listrik dengan benar.

Simpul ini ada di bilik atrium kanan yang mengatur seberapa cepat jantung memompa darah. Jika impuls listrik masuk ke fibrilasi atrium, maka ventrikel tidak bisa memompa darah ke tubuh secara efisien dan memicu henti jantung.

Ada sejumlah keadaan yang dapat memicu henti jantung di antaranya adalah penyakit jantung koroner, penebalan otot jantung (kardiomiopati), katup jantung bocor atau menyempit, masalah impuls listrik, kelainan pembuluh darah, penggunaan narkoba, hingga penyakit jantung bawaan. Orang-orang dengan kondisi tersebut sebaiknya dalam pengawasan dokter.

Penyebab serangan jantung

Situs Mayo Clinic menyebutkan, penyebab utama serangan jantung adalah penyakit arteri koroner. Aliran darah ke jantung berkurang drastis atau terjadi penyumbatan. Pemicu penyumbatan adalah lemak, kolesterol, dan zat lain yang menumpuk di arteri jantung (koroner).

Kumpulan lemak yang mengandung kolesterol dinamakan plak. Proses pembentukan plak ini disebut aterosklerosis dalam dunia medis.

Plak tersebut dapat pecah lalu membentuk gumpalan. Gumpalan ini lantas menyumbat sebagian atau penuh rongga arteri koroner sehingga menghalangi aliran darah. Jika aliran darah berkurang, risikonya yaitu merusak atau menghancurkan bagian dari otot jantung dan memicu serangan jantung (infark miokard).

Di samping itu, penyebab yang kurang umum adalah kejang parah atau kontraksi mendadak dari arteri koroner yang membuat aliran darah ke otot jantung berhenti.

Mengutip CDC, orang yang mengalami serangan jantung umumnya merasakan ketidaknyamanan di bagian tengah atau kiri dada yang berlangsung sampai beberapa menit.

Rasa tersebut bisa hilang, lalu muncul kembali. Bentuk ketidaknyamanan ini seperti mendapatkan tekanan di dada, sensasi seperti diremas, rasa penuh, hingga rasa sakit.

Baca juga artikel terkait HENTI JANTUNG atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Nur Hidayah Perwitasari