Menuju konten utama

Perbedaan Pengertian Qadha & Qadar dalam Agama Islam Serta Dalilnya

Dalam agama Islam, Allah memiliki qada dan kadar atas segala hal di alam semesta ini, termasuk untuk setiap makhluknya tanpa terkecuali.

Perbedaan Pengertian Qadha & Qadar dalam Agama Islam Serta Dalilnya
Umat muslim membaca Al Quran saat beriktikaf di Masjid Agung Baitul Makmur, Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Senin (3/5/2021). ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/aww.

tirto.id - Dalam agama Islam, Allah memiliki qada dan kadar atas segala hal di alam semesta ini, termasuk untuk setiap makhluknya tanpa terkecuali.

Dalam Islam, apa pun kejadian di alam semesta tidak bisa dilepaskan dari qada dan kadar. Kedua unsur kehidupan tersebut juga menjadi bagian dari rukun iman yang harus diyakini oleh umat Islam. Keduanya memiliki pengertian yang berbeda, namun saling berkaitan erat.

Perbedaan Qada dan Kadar dalam Islam

Dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti disebutkan, qada secara bahasa merupakan ketetapan, ketentuan, ukuran, takaran, atau sifat.

Secara istilah, pengertian qada yaitu ketetapan Allah yang tercatat di Lauhul Mahfuz semenjak zaman azali. Ketetapan Allah ini berlaku pada seluruh makluk atau alam semesta.

Sementara itu, kadar dimaknai sebagai ketetapan yang telah terjadi atau keputusan yang sudah diwujudkan. Kata kadar disamakan dengan takdir.

Kadar merupakan qada atau ketetapan Allah yang sudah terjadi, baik itu berupa takdir baik mau pun buruk.

Laman Sumber Belajar Kemdikbud menyebutkan, qada ibarat sebuah "rencana" dan kadar menjadi "perwujudan" dari rencana yang telah ditetapkan oleh Allah.

Dengan demikian, konsekuensi dari beriman pada qada dan kadar sesuai rukun iman yaitu seorang muslim menyakini sepenuh hati bahwa Allah telah menentukan segala sesuatu yang akan dialami oleh semua makhluknya. Setiap makhluk akan mendapatkan qada dan kadarnya masing-masing.

Meski begitu, bukan berarti meyakini qada dan kadar membuat seseorang menjadi bermalas-malasan. Manusia tetap harus berusaha dalam hidup untuk mewujudkan takdir yang lebih baik baginya.

Karena keberhasilan yang dialami seseorang tidak tercapai jika tidak melakukan usaha sama sekali.

Takdir sendiri dibagi menjadi takdir mubram dan takdir muallaq. Takdir mubram merupakan takdir atau ketetapan Allah yang tidak bisa diubah oleh siapa pun.

Contoh dari takdir mubram yaitu waktu kemarin, manusia yang memiliki akal, atau alam semesta yang bergerak sesuai sunnatullah.

Sementara itu, takdir muallaq merupakan takdir yang masih bisa diubah dengan usaha manusia. Allah memberikan peluang bagi hamba-Nya untuk berusaha mengubah keadaan dirinya menjadi pribadi yang lebih baik.

Hal ini dinyatakan oleh melalui firman-Nya dalam surah Ar Ra'd ayat 11, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mau mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri."

Dalil yang Menyebutkan Qada dan Kadar

Masalah qada dan kadar disinggung dalam Al Quran dan sunnah Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam. Berikut ini berbagai dalil mengenai adanya qada dan qadar dalam Islam:

1. Surah At Taubah ayat 51

"Katakanlah, sesekali-sekali tidak akan menimpa kami, melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami.

Dialah pelindung kami dan hanya kepada Allah orang beriman harus bertawakal."

2. Surah Al Qamar ayat 49

"Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran."

3. Surah An Nahl ayat 61

"Maka apabila telah tiba waktu (yang telah ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula mendahulukannya."

4. Hadits Nabi Muhammad

Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bersabda: "Allah telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi." (HR. Muslim).

Baca juga artikel terkait QADA DAN QADAR atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Maria Ulfa