Menuju konten utama

Perbedaan Iklim & Cuaca, Pengertian, Unsur Pembentuk, Alat Ukur

Apa perbedaan cuaca dan iklim? Meskipun cuaca dan iklim memiliki sejumlah persamaan, 2 istilah ini merujuk pada kondisi yang berbeda.

Perbedaan Iklim & Cuaca, Pengertian, Unsur Pembentuk, Alat Ukur
Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memeriksa Evaporimeter Open Pan untuk mengukur penguapan air di Laboratorium Terbuka BMKG Serang, Banten, Senin (20/7/2020). (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/wsj)

tirto.id - Pengertian iklim dan cuaca sering disalahpahami. Meskipun memiliki sejumlah kesamaan, dua kata ini memiliki perbedaan maksud, terutama dari segi skala ruang dan waktunya.

Dalam pengertian sederhana, Cuaca dan Iklim sama-sama merujuk ke keadaan fisis atmosfer atau properti fisis atmosfer. Keadaan fisis atmosfer itu meliputi suhu udara, kelembapan, curah hujan, serta arah dan kecepatan angin.

Berdasarkan penjelasan situs resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), yang mengacu pada Climate4Life, istilah Cuaca menunjukkan pada kondisi atmosfer sesaat, yakni dalam rentang waktu menit, jam, hingga hari di suatu tempat tertentu.

Sedangkan istilah Iklim merujuk pada keadaan atmosfer dalam periode yang panjang serta dalam wilayah yang luas. Maka itu, iklim kerap disebut juga statistik atau sintesa dari keadaan cuaca.

Jadi, istilah cuaca berkaitan dengan keadaan udara di suatu tempat yang cenderung lebih kecil dan terjadi dalam waktu singkat. Sementara Iklim menunjukkan pola kejadian cuaca rata-rata di suatu wilayah yang lebih luas dalam waktu relatif panjang.

Masih mengutip penjelasan BMKG, rata-rata periode waktu untuk mendeskripsikan iklim mencapai lebih dari 30 tahun. Iklim pun mencakup wilayah yang luas. Misalnya, sebuah wilayah dinyatakan memiliki iklim tropis.

Apabila didetailkan, berikut adalah ringkasan persamaan serta perbedaan Cuaca dan Iklim.

Persamaan cuaca dan iklim

  • Sama-sama gambaran parameter fisis keadaan/kondisi atmosfer.
  • Sama-sama dibentuk unsur: suhu udara, kelembapan, curah hujan, arah-kecepatan angin.
  • Sama-sama diukur dengan alat termometer, higrometer, penakar hujan dan anemometer.

Perbedaan cuaca dan iklim

  • Skala waktu terjadinya cuaca lebih singkat dan sempit daripada iklim.
  • Data cuaca diperoleh seketika saat dilakukan pengamatan keadaan atmosfer.
  • Data iklim diperoleh setelah catatan cuaca dalam jangka panjang terkumpul.
  • Ilmu tentang cuaca disebut meteorologi.
  • Ilmu tentang iklim disebut klimatologi.

Maka itu, kalimat yang merujuk pada istilah Cuaca akan berbunyi: suhu udara di Jakarta hari ini mencapai 30 derajat celcius. Adapun contoh kalimat yang merujuk pada pembahasan terkait tema Iklim, adalah: suhu udara di Jakarta sepanjang tahun berkisar 30 derajat celcius.

Untuk lebih memahami apa itu Cuaca dan Iklim, perlu diketahui sejumlah unsur pembentuk kedua kondisi ini. Menurut BMKG, setidaknya ada 7 unsur pembentuk Cuaca dan Iklim, yakni:

  • Penyinaran matahari
  • Suhu udara
  • Kelembapan udara
  • Penguapan
  • Tekanan udara
  • Arah dan kecepatan angin
  • Presipitasi (bentuk cair adalah hujan dan bentuk padat adalah salju).

Alat Ukur Unsur-unsur dalam Cuaca dan Iklim

Alat ukur yang digunakan dalam pengamatan unsur-unsur dalam cuaca dan iklim berbeda-beda sesuai dengan tujuannya masing-masing. Namun, alat pengukur cuaca dan iklim harus memiliki kualifikasi yang berupa: kuat dan tahan lama; punya ketelitian dan kepekaaan tinggi; dan sederhana dalam hal pengoperasian maupun perawatan.

Akurasi alat pengukur cuaca dan iklim bergantung jenis dan cara pengoperasiannya. Alat pengukur cuaca dan iklim yang bersifat otomatis akan menghasilkan data lebih akurat dibanding manual. Di bawah ini penjelasan mengenai alat ukur Cuaca dan Iklim berdasar unsur pembentuknya.

1. Alat Ukur Penyinaran Matahari

Dinamika cuaca dan iklim digerakkan oleh radiasi matahari yang sampai ke bumi. Radiasi tersebut, menyebabkan suhu udara berubah. Perbedaan suhu udara di permukaan bumi diikuti perbedaan tekanan udara yang menyebabkan pergerakan angin. Ada beberapa faktor yang menyebabkan jumlah radiasi matahari sampai ke permukaan bumi.

Pertama, lintang tempat. Sepanjang tahun, lintang tempat daerah di permukaan yang rendah akan menerima penyinaran matahari lebih konsisten.

Kedua, revolusi bumi. Sudut datang matahari yang jatuh pada permukaan bumi, akan dipengaruhi oleh revolusi bumi. Ini menghasilkan variasi musim karena perbedaan panjang siang dan malam.

Maka, terdapat dua aspek pengukuran penyinaran matahari, yakni lama penyinaran matahari, dan intensitas radiasi matahari.

Tujuan pengukuran lama penyinaran matahari salah satunya ialah: mengukur durasi sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi dalam satu hari. Lama penyinaran matahari menentukan jumlah radiasi matahari yang sampai ke bumi.

Alat untuk mengukur lama penyinaran matahari adalah Sunshine Recorder. Alat ukur ini umumnya berjenis Campbell Stokes. Prinsip kerja Campbell Stokes adalah saat sinar matahari mengenai bola gelas, ia akan difokuskan hingga mampu membakar pias yang ada di bawahnya.

Adapun pengukuran intensitas radiasi matahari bertujuan: mengetahui energi radiasi yang jatuh di permukaan bumi. Jatuhnya radiasi itu baik secara langsung maupun dibaurkan oleh atmosfer. Alat ukur yang digunakan mengukur intensitas radiasi matahari yaitu Gun Bellani dan Actinograph.

Gun Bellani dipakai buat mengukur akumulasi harian intensitas gelombang pendek sinar matahari, maupun atmosfer yang jatuh pada permukaan bumi. Sedangkan Actinograph merupakan alat ukur radiasi matahari otomatis. Actinograph menghasilkan pengukuran radiasi gelombang pendek dari matahari dan atmosfer berupa grafik di sebuah pias. Prinsip kerja Actinograph adalah pada saat radiasi mencapai sensor berupa bimetal, maka perubahan panas akan membengkokkan keping bimetal itu.

2. Alat Ukur Suhu Udara

Suhu udara dipahami sebagai keadaan panas atau dinginnya suatu benda. Sehingga, suhu udara merupakan suhu panas atau dinginnya udara di suatu tempat pada waktu tertentu.

Mengutip laman resmi Ruang Guru, pemanasan udara diperoleh dari dua proses. Dua proses itu adalah: pemanasan langsung (proses ini terdiri dari absorpsi, refleksi, dan difusin) dan pemanasan tidak langsung (proses ini terdiri dari konduksi, konveksi, dan difusi).

Ada sejumlah faktor yang memengaruhi suhu udara, yakni transparansi atmosfer, sudut datang sinar matahari, lama penyinaran, besarnya energi yang dikeluarkan matahari, serta jarak bumi dan matahari, ketinggian tempat, jarak dari laut, relief muka bumi, dan pengaruh angin.

Pengamatan atau pengukur suhu udara menggunakan satu set termometer yang terdiri dari:

  • Termometer bola kering, yang digunakan untuk mengukur suhu udara biasa
  • Termometer bola basah, yang digunakan untuk mengukur suhu titik embun
  • Termometer maksimum, yang digunakan untuk mengukur suhu tertinggi dalam satu hari
  • Termometer minimum, yang digunakan untuk mengukur suhu terendah dalam satu hari

3. Alat Ukur Kelembapan udara

Kelembapan udara adalah kandungan uap air di udara. Uap air tersebut berasal dari evaporasi dan transpirasi atau penguapan dari tumbuhan. Kelembapan udara ada dua jenis yaitu: kelembapan absolut; dan kelembapan relatif. Alat ukur kelembapan udara adalah Psychrometer.

Psychrometer terdiri dari, termometer bola kering dan bola basah. Termometer bola basah adalah termometer biasa yang dilengkapi dengan kain muslin dalam keadaan basah.

4. Alat Ukur Penguapan

Penguapan merupakan mekanisme masuknya air ke atmosfer. Mekanisme tersebut adalah bagian dari siklus hidrologi atau siklus kehadiran dan pergerakan air di bumi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju penguapan yaitu, suhu udara, kecepatan angin, dan sinar matahari. Alat ukur penguapan adalah Panci Penguapan Terbuka (Open Pan) dan untuk di ruangan adalah Piche Evaporimeter.

Panci penguapan akan menunjukkan tebalnya lapisan air yang menguap di alam terbuka seperti danau, laut, dan sungai. Sementara Piche Evaporimeter untuk mengukur laju penguapan dalam ruangan.

5. Alat Ukur Tekanan Udara

Tekanan udara merupakan tenaga yang menggerakan massa udara dalam setiap satuan tertentu. Biasanya, tekanan udara berkaitan dengan tinggi suatu tempat tertentu.

Alat ukur tekanan udara adalah, Barometer. Saat digunakan, Barometer akan ditempatkan pada ketinggian 120 cm di suatu ruangan tertutup atau tidak terkena sinar matahari langsung.

6. Alat Ukur Arah dan Kecepatan Angin

Gaya penyebab angin muncul karena perbedaan tekanan pada dua tempat yang berbeda. Gaya tersebut dinamakan dengan gaya gradien tekanan. Alat ukur angin yaitu anemometer.

Anomemeter terdiri dari dua bagian: Wind Vane dan Cup Counter. Wind Vane untuk menentukan arah dari mana angin berhembus dalam derajat atau mata angin. Apabila angin timur, maka angin akan berhembus dari timur ke barat. Adapun Cup Counter untuk mengukur kecepatan angin.

7. Alat Ukur Curah Hujan

Curah hujan merupakan peristiwa jatuhnya berbagai bentuk air alami dari massa udara. Massa udara ini ukurannya lebih tebal dan telah mengalami kondensasi ke permukaan bumi. Bentuk-bentuk air yang jatuh ke permukaan bumi, diantaranya titik air, salju, hingga es.

Hujan dibedakan menjadi empat jenis berdasarkan intensitasnya, yaitu:

-Hujan halus atau hujan dengan titik airnya halus yang berjari-jari 0,04 sampai 0,03 mm.

-Hujan gerimis atau hujan dengan titik airnya juga halus, tapi banyak jumlahnya.

-Hujan sebenarnya atau hujan dengan titik airnya berjari-jari 0,3 sampai 3 mm, dan jatuh dengan kecepatan 3 meter per detik.

-Hujan lebat atau hujan yang turunnya amat kuat, biasanya turun hanya sebentar dan jatuh dari awan cumulonimbus. Bentuknya bisa berupa hujan salju, hujan es atau hujan pada umumnya.

Hujan juga dibedakan berdasarkan waktunya yaitu, muson, hujan musim dingin, dan hujan musim panas.

Alat ukur curah hujan adalah penakar hujan yang terdiri dari penakar hujan tipe observatorium (PH Obs) dan penakar hujan otomatis (PH Hellman). PH Obs merupakan alat ukur curah hujan manual dengan menggunakan gelas penakar. Sementara PH Hellman adalah alat ukur curah hujan secara otomatis dengan menghasilkan grafik curah hujan pada kertas pias.

--------------------------------------------

Artikel ini telah mengalami perbaikan pada Rabu, 23 November 2022, pukul 18.30 WIB, dengan catatan sebagai berikut:

1. Tirto merevisi paragraf ke-3 untuk menambahkan sumber primer artikel yang menjadi acuan situs BMKG.

2. Tirto mengucapkan terima kasih atas masukan yang telah diberikan dan mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan.

Baca juga artikel terkait IKLIM atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Addi M Idhom