Menuju konten utama

Perbedaan Gempa Bumi Tektonik & Vulkanik serta Penyebabnya

Perbedaan gempa bumi tektonik & vulkanik, serta penyebab terjadinya gempa.

Perbedaan Gempa Bumi Tektonik & Vulkanik serta Penyebabnya
Ilustrasi gempa bumi. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Gempa bumi adalah getaran yang terjadi di permukaan bumi akibat adanya gerakan dari dalam bumi.

Besarnya goncangan sangat beragam, dari sangat lemah sampai sangat kuat.

Buku berjudul Geography (2010) karya Samadi menjelaskan bahwa gempa bumi diukur menurut besar dan intensitasnya.

Besarnya gempa bumi adalah sejumlah energi yang dikeluarkan oleh gempa. Cara yang paling sering digunakan untuk mengukur besarnya gempa adalah dengan menggunakan pengukuran Skala Ricther.

Skala Richter didasarkan pada hitungan banyaknya getaran tanah yang dicatat melalui alat yang disebut seismograf (hlm. 90).

Gempa bumi yang sering terjadi di Indonesia biasanya merupakan gempa bumi tektonik dan gempa bumi vulkanik. Kedua jenis gempa bumi tersebut dibedakan berdasarkan penyebab terjadinya.

Berikut ulasan perbedaan antara gempa bumi tektonik dan gempa bumi vulkanik dikutip dari buku Gempa Bumi Edisi Populer (2012) karya Sunarjo dkk yang diterbitkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Gempa Bumi Tektonik

Gempa bumi tektonik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh pelepasan energi elastis yang tersimpan dalam lempeng tektonik.

Karena adanya dinamika yang terjadi pada lapisan mantel bumi, lempeng tektonik bumi kita ini terus menerima energi dari lapisan tersebut.

Lempeng tektonik adalah batuan yang bersifat elastis, sehingga energi yang diterima dari lapisan mantel tersimpan dalam bentuk energi elastis.

Bila energi yang diterima sudah melebihi batas elastisitas lempeng tektonik, maka energi akan terlepas dalam bentuk deformasi plastis dan gelombang elastis.

Daerah yang melepaskan energi elastis umumnya daerah yang lemah sehingga di daerah tersebut akan mengalami deformasi plastis.

Sedangkan daerah yang jauh dari sumber tersebut akan mengalami deformasi elastis dalam bentuk gelombang seismik.

Dengan adanya deformasi plastis di sekitar sumber gempa bumi, fenomena yang dapat diamati dalam jangka waktu panjang adalah terjadi pergerakan dari lempeng tektonik dengan jenis pergerakan.

Pergerakan tersebut antara lain penunjaman antara lempeng samudera dan lempeng benua, tumbukan antara kedua lempeng benua, dan pergerakan lempeng samudera yang saling menjauh, serta pergerakan lempeng yang saling bergeser.

Dikarenakan tepian lempeng yang tidak rata, jika bergesekan maka timbullah friksi.

Friksi inilah yang kemudian melepaskan energi goncangan gempa bumi (hlm. 30-31).

Gempa Bumi Vulkanik

Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh kegiatan gunung api.

Magma yang berada pada kantong di bawah gunung tersebut mendapat tekanan dan melepaskan energinya secara tiba‐tiba sehingga menimbulkan getaran tanah.

Selain itu, pelepasan energi stres tersebut juga menyebabkan gerakan magma secara perlahan. Aktivitas gempa bumi tektonik dapat memicu aktivitas gempa bumi vulkanik.

Naiknya magma ke permukaan dapat dipicu oleh pergeseran lempeng tektonik pada sesar bumi. Biasanya ini terjadi pada batas lempeng tektonik yang bersifat konvergen (saling mendesak).

Hanya saja pada gempa bumi vulkanik, efek goncangan lebih ditimbulkan karena desakan magma, sedangkan pada gempa bumi tektonik efek goncangan langsung ditimbulkan oleh benturan kedua lempeng tektonik.

Bila lempeng tektonik yang terlibat adalah lempeng benua dengan lempeng samudera, maka akan terjadi deformasi di dasar laut yang kemudian menimbulkan tsunami karena batas lempengnya umumnya berada di dasar laut (hlm. 31).

Baca juga artikel terkait GEMPA BUMI atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dhita Koesno