Menuju konten utama

Perbedaan Antara Sosialisasi Formal dan Informal dalam Sosiologi

Sosialisasi dibagi menjadi dua tipe, yaitu sosialisasi formal dan informal. Berikut perbedaannya. 

Perbedaan Antara Sosialisasi Formal dan Informal dalam Sosiologi
Ilustrasi Sosiologi. foto/IStockphoto

tirto.id - Sosialisasi dapat diartikan sebagai proses yang berhubungan dengan setiap individu dalam mempelajari hidup serta nilai sosial di kelompoknya. Tujuannya agar individu tersebut bisa diterima dan berbaur dengan individu lain dalam kelompok.

Sedangkan menurut buku Sosiologi tulisan Ruswanto, sosialisasi merupakan proses belajar berinteraksi dalam masyarakat sesuai perannya masing-masing. Sosialisasi biasanya dipengaruhi oleh kebudayaan serta kepribadian dari setiap individu.

Dalam ilmu sosiologi, sosialisasi dibagi menjadi dua tipe, yaitu sosialisasi formal dan informal. Kedua tipe sosialisasi ini diketahui punya pengaruh besar terhadap perkembangan pribadi seseorang.

Sosialisasi formal dan informal tidak dapat dipisahkan satu sama lain meskipun memiliki perbedaan mendasar. Seseorang akan menjalani kedua tipe sosialisasi ini secara bersamaan dalam kehidupannya sehari-hari.

Sosialisasi Formal

Dikutip dari buku Sosiologi tulisan Tjipto Subadi, sosialisasi formal adalah sosialisasi yang terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwewenang. Lembaga tersebut bersifat resmi, memiliki legitimasi atau izin dari pemerintah, serta tidak berdasarkan sifat kekeluargaan.

Lembaga ini biasanya memiliki aturan yang mengikat dan harus dipatuhi oleh semua orang yang ada di dalamnya. Contoh sosialisasi formal adalah proses pendidikan di sekolah.

Di lingkungan sekolah, terjadi interaksi antara murid, guru, maupun karyawan sekolah sambil mengikuti aturan lembaga yang berlaku. Saat berinteraksi inilah setiap individu mengalami proses sosialisasi.

Khusus bagi anak/murid, proses sosialisasi ini sangat berpengaruh pada pertumbuhan kepribadiannya. Lewat sosialisasi formal, anak akan sadar mengenai perannya di dalam lingkungan.

Lebih lanjut, setiap individu yang menjalani proses sosialisasi harus memiliki kesadaran untuk menilai dirinya sendiri. Apakah dirinya sudah bersikap baik atau bisa diterima di lingkungan tempat ia beinteraksi.

Sosialisasi Informal

Sosialisasi informal adalah sosialisasi yang terjadi di luar lembaga resmi, misalnya di tengah-tengah masyarakat. Sosialisasi informal terjadi di lingkungan yang bersifat kekeluargaan, contohnya lingkungan pertemanan, klub, atau kelompok-kelompok sosial.

Mengutip jurnal tentang tipe-tipe sosialisasi, sosialisasi informal merupakan proses asimilasi sikap, nilai, dan pola perilaku yang didapatkan dalam kehidupan pribadi. Oleh karena itu, sosialisasi informal juga punya peran penting dalam pembentukan kepribadian seseorang.

Sosialisasi informal tidak terikat oleh aturan-aturan resmi/baku dari lembaga tertentu seperti dalam sosialisasi formal. Meski demikian, setiap orang yang terlibat dalam sosialisasi jenis ini tetap terikat oleh norma yang berlaku di masyarakat.

Sosialisasi informal harus mengedepankan adab, etika, dan sopan santun. Dengan demikian, interaksi dapat terjadi tanpa konflik dan bisa menciptakan tatanan masyarakat yang rukun dan damai.

Baca juga artikel terkait SOSIALISASI FORMAL atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Alexander Haryanto