Menuju konten utama

Perayaan BTP Bebas & Usaha Mengkritik Anies Lewat RPTRA Kalijodo

Pemilihan RPTRA Kalijodo oleh pendukung BTP didasari alasan untuk mengekspresikan kritik terhadap Anies mengelola sejumlah RPTRA.

Perayaan BTP Bebas & Usaha Mengkritik Anies Lewat RPTRA Kalijodo
Sejumlah pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau BTP berorasi saat berkumpul di RPTRA Kalijodo, Jakarta, Kamis (24/1/2019). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Para simpatisan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) menggelar merayakan pembebasan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo pada Kamis (24/1/2019). Acara itu diisi dengan doa lintas-agama, orasi, dan kegiatan menyanyi bersama di RPTRA Kalijodo, Jakarta Barat.

Ketua Panitia Acara Silvia Debi Suhembarto mengatakan RPTRA Kalijodo dipilih sebagai lokasi syukuran karena menjadi salah satu bukti keberhasilan BTP saat memimpin Jakarta. Saat BTP menjabat Gubernur DKI, kata dia, Kalijodo diubah dari tempat lokalisasi menjadi kawasan yang bermanfaat.

"Tempat ini sangat berubah 180 derajat fungsinya, dari hal yang sangat negatif sampai membawa kebahagiaan bagi warga sekitar dan warga Jakarta pada umumnya," kata Silvia di Kalijodo.

Selain itu, Silvia mengaku acara syukuran digelar di RPTRA Kalijodo agar simpatisan BTP tidak malah berkonsentrasi di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.

"Ada instruksi untuk tidak ramai-ramai. Tapi kami buat acara ini agar massa tidak berkumpul di Mako. Sehingga mereka bisa merayakan di sini," ujar Silvia.

BTP resmi bebas pada Selasa 24 Januari 2019 pagi usai menjalani masa hukuman 2 tahun penjara karena perkara penodaan agama. Dia tercatat menerima remisi sebanyak tiga kali yang setara dengan pengurangan masa tahanan tiga bulan 15 hari.

Simpatisan BTP Kritik Pengelolaan RPTRA pada Masa Anies

Pemilihan RPTRA Kalijodo juga didasari alasan untuk mengekspresikan kritik terhadap pengelolaan buruk sejumlah RPTRA selama DKI Jakarta dipimpin Anies Baswedan.

Panitia acara syukuran atas kebebasan BTP lainnya, Bayu (38) mengatakan ia dan rekan-rekannya ingin menggalang kesadaran masyarakat ibu kota mengenai pengelolaan RPTRA yang buruk saat ini.

"Itu kamar mandi ada lima, tapi yang berfungsi cuma tiga. Dua lainnya dijadikan gudang. Lapangan futsal juga itu sekarang disegel, itu kan buat main anak-anak," ujar Bayu.

Simpatisan BTP lainnya yang merupakan warga Kalijodo, Mini Wartini (59) juga menyayangkan banyak sampah menumpuk di pinggiran areal taman RPTRA. Walaupun sampah tersebut berasal dari sungai di samping taman, baunya selalu merebak ke dalam RPTRA Kalijodo.

"Padahal dulu sudah bersih pas baru resmi. Kasihan pengunjung taman, kasihan warga," ujar Wartini.

Salah satu pengunjung RPTRA Kalijodo, Bowo memberikan penilaian serupa. Dia mencontohkan skatepark di RPTRA itu kini tidak dikelola secara baik karena kerap rusak perlintasannya.

"Saya juga biasanya main skate di sini, sebulan sekali. Sayang saja, itu yang mengurus juga kami [komunitas]," ujar Bowo.

Pernyataan Bowo dibenarkan oleh Wakil Ketua komunitas skate FamilyofXJodo, Agus (28). Ketika para simpatisan BTP menggelar syukuran, Agus terlihat sedang memperbaiki arena skatepark RPTRA Kalijodo yang berlubang. Perbaikan dilakukan sebab skatepark itu akan disiapkan untuk sebuah event besar komunitas skateboard.

Menurut Agus, selama 2018 tercatat sudah enam kali skatepark RPTRA Kalijodo dibenahi. Akan tetapi, kata dia, hanya dua perbaikan yang mendapat bantuan operasional dari Dinas Kehutanan DKI.

"Dari dulu, pas zaman sebelum, sesudah pemimpin si anu, ya, gitu-gitu saja. Selalu komunitas [yang memperbaiki arena skatepark],” ujar Agus. “Karena memang kami juga yang pakai, ya, sudah, mau bagaimana lagi."

Agus mengaku bahkan pernah ditegur oleh petugas Dinas Kehutanan DKI saat memperbaiki lintasan di skatepark RPTRA Kalijodo. Petugas itu, kata dia, mempermasalahkan tidak adanya laporan dari komunitas skateboard soal kerusakan di arena skatepark tersebut.

"[Padahal] Dari dulu sudah laporan berkali-kali, tapi situ [dinas] yang enggak gerak-gerak," ujar Agus.

Dia berpendapat kondisi tersebut ironis sebab komunitasnya kini sedang mempersiapkan 2 anggotanya yang lolos ke SEA Games 2020.

Pesan Para Rekan dan Lawan BTP

Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni merupakan salah satu pendukung BTP pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Meskipun demikian, Toni mengaku tidak berharap BTP kembali ke dunia politik dalam waktu dekat.

Menurut Toni, BTP sebaiknya menikmati waktunya dahulu bersama keluarga. Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf Amin ini menyarankan BTP kembali terjun ke dunia politik setelah pilpres 2019.

"Mungkin di pertengahan 2019, setelah Pemilu, Pak Ahok dapat kembali berkiprah di politik nasional. Indonesia masih membutuhkan orang seperti Ahok," kata Toni melalui keterangan tertulisnya.

Meskipun demikian, Toni tak mempermasalahkan apabila BTP tidak kembali ke dunia politik sama sekali. Yang penting, kata Toni, integritas BTP yang antikorupsi harus tetap dipertahankan.

Mantan pasangan BTP di Pilkada DKI 2017, Djarot Saiful Hidayat juga tidak menyarankan rekannya tersebut bergegas kembali melakukan aktivitas politik. Kader PDIP itu hanya berharap BTP keluar dari penjara dengan sehat dan bisa segera beraktivitas.

Ia pun meminta masyarakat memberi waktu ke BTP menikmati kebebasannya. “Makanya kita kasih kesempatan untuk beliau jalan-jalan terlebih dahulu, banyak sekali agenda kerjanya,” kata Djarot.

Pernyataan bersahabat juga disampaikan mantan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana (Lulung). Saat BTP masih menjabat Gubernur DKI, Lulung kerap berseteru dengannya.

Lulung mengaku berniat menemui BTP usai mantan lawan politiknya itu keluar dari penjara. Lulung mengaku bersahabat dengan BTP serta sama sekali tidak memiliki masalah pribadi dengannya.

“Iya lah, kami bersahabat. Itu kontroversi di media dan [terkait] kebijakan [saat masih menjabat] kan wajar. Tapi sebagai manusia, kami kan bersahabat,” kata Lulung di Jakarta.

Baca juga artikel terkait BASUKI TJAHAJA PURNAMA atau tulisan lainnya dari Mulia Ramdhan Fauzani

tirto.id - Politik
Reporter: Mulia Ramdhan Fauzani
Penulis: Mulia Ramdhan Fauzani
Editor: Addi M Idhom