Menuju konten utama

Peralihan Kompor Gas ke Listrik Bakal Hemat Cadangan Devisa Rp60 T

Over supply listrik yang ada saat ini jika dialihkan ke kompor listrik, disebut dapat mengurangi impor LPG dalam negeri dan efisiensi anggaran Rp60 triliun.

Peralihan Kompor Gas ke Listrik Bakal Hemat Cadangan Devisa Rp60 T
Pekerja mengangkut tabung gas elpiji 3 kilogram bersubsidi di Pangkalan Gas di Cibubur, Jakarta Timur, Sabtu (25/4/2020). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/hp.

tirto.id - Anggota Komisi VI DPR RI, Deddy Yevri Hanteru Sitorus meminta PT PLN (Persero) segera memaksimalkan peralihan kompor gas ke kompor listrik. Sebab, dengan over supply listrik yang ada saat ini kemudian dialihkan ke kompor listrik, bisa mengurangi impor LPG dalam negeri.

“Kenapa kita harus menunda begitu lama [peralihan kompor gas ke listrik], di saat kita punya over supply yang cukup sebenarnya," ujar Deddy dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI dengan Dirut PT PLN di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (28/3/2022).

Menurut Deddy, PLN harus segera membuka ruang dialog dengan kementerian-lembaga pemerintah lainnya, terkait kebijakan peralihan kompor gas ke kompor listrik ini agar segera berjalan lebih cepat.

“Harus terintegrasi, misalkan antara PLN dan Pertamina. Mungkin harus mulai berdialog dengan Kementerian BUMN, Pertamina, dan Kementeraian ESDM,” jelas Anggota Fraksi PDI-Perjuangan DPR RI ini.

Senada dengan Deddy, Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade juga mendukung agar peralihan kompor gas ke kompor listrik ini segera terwujud. Menurutnya, jika ini segera terlaksana maka akan terjadi efisiensi anggaran sebanyak Rp60 triliun.

“Saya minta PLN untuk fokus bagaimana kompor listrik ini diwujudkan. Kenapa kompor listrik diwujudkan? Karena ada efisiensi Rp60 triliun, kita bisa menghemat cadangan devisa kita Rp60 triliun. LPG ini sekarang langka, harganya mahal, kenapa ini tidak diwujudkan?” tanya Andre.

Politisi Partai Gerindra itu menilai peralihan dari LPG ke listrik ini bisa menjadi salah satu solusi penghematan anggaran bagi Indonesia. Ia juga meminta untuk PLN segera melaporkan kepada Komisi VI DPR RI tentang perkembangan dan strategi PLN untuk mewujudkan hal ini.

"Dari data yang saya baca, misalnya 10 liter air itu dimasak dengan kompor induksi itu biayanya hanya Rp1.200, tapi dengan kompor dengan LPG itu Rp6.000, penghematannya kan luar biasa. Kenapa ini tidak menjadi salah satu cara PLN untuk melakukan penyelesaian soal oversupply, dan ini penghematan bagi bangsa dan negara kita,” papar Andre.

Baca juga artikel terkait CADANGAN DEVISA atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Restu Diantina Putri