Menuju konten utama

Pep Guardiola Adalah Raja

"Pep Guardiola memenangkan sejumlah laga dan dia langsung mengira dirinya raja di Manchester City. Saya berkata apa yang ingin saya katakan karena ini di Eropa, dan Guardiola tidak akan bisa menghentikan saya!” kata Dimitri Seluk.

Pep Guardiola Adalah Raja
Pep Guardiola [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Agen Yaya Toure, Dimitri Seluk, berseteru dengan Josep “Pep” Guardiola gara-gara kliennya didepak dari skuad Manchester City di Liga Champions 2016. Murka Seluk pun meleduk. Ia menyebut pelatih asal Spanyol itu adalah sosok arogan yang merasa dirinya sebagai raja di Etihad.

Dicoretnya nama Yaya Toure memang cukup mengejutkan. Gelandang Pantai Gading ini selalu menjadi pilihan utama di City sebelum Guardiola berkuasa. Tak heran jika Seluk uring-uringan hingga menebar kecaman lewat media yang ditujukan kepada mantan pelatih Barcelona dan Bayern Munchen itu.

"City hanya bisa bermimpi tentang Liga Champions sebelum Yaya datang. Banyak pemain besar yang enggan ke City, tapi Yaya bersedia. Berkat dia, City mendapat dua gelar Premier League serta beberapa trofi lain dan (musim lalu) ke semifinal Liga Champions,” tukas Seluk kepada Sky Sports News.

Dendam Lama Dari Barcelona?

Apa yang dikatakan Seluk sebenarnya memang benar adanya. Sedari bergabung dengan Manchester City pada musim 2010/2011, Yaya Toure langsung menjadi andalan pelatih Roberto Mancini saat itu, juga ketika Citizen dibesut oleh Manuel Pellegrini sejak pertengahan warsa 2013.

Yaya Toure telah mengemas 267 laga dan 75 gol di semua ajang bersama City. Ia juga berperan besar mengantarkan timnya meraih banyak trofi di beberapa musim terakhir hingga menembus semifinal Liga Champions 2015/2016.

Seluk mengklaim, kliennya diminati beberapa klub besar Eropa pada bursa transfer lalu, termasuk Paris Saint Germain (PSG) dan Inter Milan. Namun, gelandang 33 tahun itu pada akhirnya bertahan di Manchester.

“Yaya tidak bisa pergi karena City meminta harga yang mustahil ketika ada klub besar Eropa yang menginginkannya,” sebut Seluk sebagaimana dilaporkan Minor.

Mirisnya, kedatangan Guardiola justru membuat masa depan Toure tidak jelas. Ia diparkir di 5 laga awal Premier League 2016/2017 dan kini dipastikan absen dari kompetisi Eropa bersama City karena namanya disingkirkan.

Perjumpaan Yaya Toure dengan Pep Guardiola sebenarnya bukan sekali ini saja. Yaya pindah ke Inggris dari Barcelona –klub Spanyol yang memboyongnya dari AS Monaco pada 2007– ketika si juru taktik itu ada di sana. Guardiola mulai menangani skuad utama Barcelona pada 2008.

Apakah ditepikannya Yaya Toure oleh Guardiola dari Manchester City beraroma dendam lama yang barangkali pernah terjadi di antaranya keduanya saat sama-sama masih di Barcelona dulu?

Jawabannya memang belum terungkap. Yang jelas, Guardiola menuntut Yaya Toure meminta maaf karena serangan yang dilancarkan oleh agennya. Apabila Yaya menolak, jangan harap dia mendapatkan kesempatan tampil untuk City selama Guardiola masih bertahta.

“Meninggalkan Yaya di Liga Champions memang tidak mudah. Namun ucapan agennya telah membuatnya tersingkir dari tim ini. Dia wajib minta maaf kepada klub dan rekan-rekannya. Jika tidak, dia tidak akan bermain,” ancam Guardiola, dikutip dari Soccerway.

Guardiola Si Raja Tega

Kedatangan Guardiola ke Manchester City memakan cukup banyak tumbal. Bukan hanya pemain seperti Yaya Toure, pelatih sebelumnya, Manuel Pellegrini, pun berhak kesal karena akhir nasibnya di City sudah diumumkan jauh-jauh hari pada saat ia masih mengemban tugas di klub tersebut.

Apa menimpa Pellegrini oleh Seluk dianggap sebagai suatu ketidakadilan, sama seperti yang kini dialami oleh kliennya. “Guardiola ingin Yaya minta maaf? Itu mungkin akan terjadi jika dia melakukan hal yang sama kepada Pellegrini,” tandas sang agen.

“Seorang pria terhormat tidak akan membiarkan ini terjadi. Pellegrini ditendang keluar setelah meneken kontrak baru tahun lalu hanya gara-gara Guardiola, dan Pellegrini adalah pria yang memiliki kehormatan,” tambah Seluk.

Yaya Toure cukup beruntung karena masih bertahan meskipun naga-naganya sudah tidak terpakai lagi selama ada Guardiola. Nasib lebih miris dialami oleh mereka yang sebelumnya juga menjadi pilar City.

Para pemain bernama besar harus menyingkir karena tidak diinginkan Guardiola. Sebut saja Joe Hart, Samir Nasri, Eliaquim Mangala, hingga Wilfried Bony yang diusir secara halus dan digantikan oleh rekrutan baru sesuai kehendak sang pelatih.

Hart yang sudah satu dekade mengabdi di Manchester City harus rela diasingkan ke klub medioker Serie-A Italia, Torino. Takdir serupa berlaku juga untuk Nasri yang dikirim ke Sevilla, Mangala ke Valencia, juga Bony yang dibuang ke Stoke City sebagai pemain pinjaman.

City pun merogoh 176 juta euro lebih demi hasrat Guardiola. Datanglah wajah-wajah anyar nan mahal macam Nolito dari Celta Vigo (18 juta euro), Claudio Bravo dari Barcelona (19 juta euro), Ilkay Gundogan dari Borussia Dortmund (27 juta euro), Leroy Sane dari Schalke 04 (50 juta euro), dan yang termahal John Stones dari Everton (55 juta euro).

Seluk bereaksi dan kembali mengecam sang raja tega Guardiola, “Tidak benar jika Anda datang ke Inggris lalu membuang pemainnya. Ini tidak wajar. Anda wajib memberi penghormatan kepada negara yang Anda datangi. Guardiola seharusnya minta maaf kepada Joe Hart!”

Rentetan kecaman Seluk barangkali ada benarnya. Tapi, boleh jadi Guardiola memang layak mendapat sebutan raja. Tinta emas yang diukirnya sejak masih merumput hingga kala membesut Barcelona dan Bayern Munchen dengan raihan seabrek trofi bergengsi, menegaskan bahwa Guardiola saat ini adalah salah satu penguasa sepakbola Eropa.

Menghadapi raja yang punya kuasa, seorang agen pemain seperti Seluk tentunya tidak bisa berbuat apa-apa. Jika melawan, kliennya harus minggat dari Etihad, dan itulah opsi yang tampaknya akan ditempuh Seluk untuk Yaya Toure. “Saya yakin banyak klub lain yang menginginkannya tahun depan,” tutup sang agen.

Jadi, bersiaplah mengucapkan selamat tinggal kepada Yaya Toure, fans City!

Baca juga artikel terkait SEPAKBOLA atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Olahraga
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti