Menuju konten utama

Penyintas Christchurch Dapat Izin Tinggal Permanen di Selandia Baru

Selandia Baru berencana memberi izin tinggal permanen bagi semua penyintas penembakan massal di dua masjid Christchurch yang menewaskan 50 orang, menurut pemerintah pada Selasa (23/4/2019).

Penyintas Christchurch Dapat Izin Tinggal Permanen di Selandia Baru
Rangkaian bunga dan kartu diletakkan di tempat peringatan sebagai penghormatan bagi korban serangan masjid, dekat garis polisi di depan Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru, Minggu (17/3/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Jorge Silva.

tirto.id - Selandia Baru berencana memberi izin tinggal permanen bagi semua penyintas penembakan massal di dua masjid Christchurch, yang menewaskan 50 orang, kata pemerintah pada Selasa (23/4/2019).

Pemerintah mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan pemberian visa bagi para penyintas, namun tidak ada keputusan yang diumumkan. Informasi pada Selasa itu hanya dirilis sebagai tautan di situs imigrasi.

Pihak imigrasi Selandia Baru mengatakan kategori visa baru yang disebut visa Christchurch Response (2019) telah dibuat. Bagi jemaah yang hadir di dua masjid tersebut, saat mereka diserang pada 15 Maret dapat mengajukan, begitu pun dengan anggota keluarga langsung.

Pemohon harus sudah tinggal di Selandia Baru pada hari serangan terjadi, sehingga visa tidak tersedia bagi turis atau pun pengunjung jangka pendek. Pengajuan visa tersebut sudah dapat dilakukan mulai Rabu pekan ini.

Warga Australia, Brenton Tarrant (28), tersangka supremasi kulit putih, didakwa dengan 50 dakwaan pembunuhan. Saat melakukan aksinya, ia sempat menyiarkan melalui media sosial selama 17 menit.

Aksi tersebut merupakan penembakan massal paling keji dalam sejarah Selandia Baru. Serangan teroris tersebut juga melukai 50 orang lagi saat sedang menunaikan salat Jumat.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern kaget mendengar peristiwa penembakan massal di dua masjid tersebut. “Apa yang terjadi di sini adalah tindakan kekerasan yang luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Ardern.

Ardern pun mengatakan bahwa migran dan pengungsi mungkin terkena dampak dari penembakan paling mematikan dalam sejarah Selandia Baru modern itu. “Jelas, ini adalah serangan teroris,” tegas Jacinda Ardern seperti dikutip AP News.

Baca juga artikel terkait PENEMBAKAN DI SELANDIA BARU

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Maya Saputri
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno