Menuju konten utama

Penyerang Gereja St Lidwina Menginap di Musala Selama di Yogyakarta

Pelaku sudah berada di Yogyakarta sekitar 5 hari sebelum melakukan penyerangan dan menginap di musala berpindah-pindah.

Penyerang Gereja St Lidwina Menginap di Musala Selama di Yogyakarta
Garis polisi dipasang di depan pintu masuk utama gereja katolik st. Lidwina bedog setelah terjadi penyerangan kepada romo dan sejumlah umat oleh orang tak dikenal, Minggu (11/2/2018). tirto.id/Dipna Videlia

tirto.id - Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta, Brigjen Pol Ahmad Dofiri menyatakan, pelaku yang menyerang Gereja Santa Lidwina, Bedog, Yogyakarta pada Minggu (11/2/2018) sudah menetap di Yogyakarta sekitar 5 hari dan menginap di masjid dan musala.

"Yang bersangkutan [pelaku] berada di Yogya ini tadinya dalam rangka kembali pulang ke Banyuwangi, mampir di Yogya, menginap di masjid dan musala. Hanya menginap saja, kegiatannya apa di situ tidak perlu saya sampaikan, tapi intinya yang bersangkutan berada di Yogyakarta," kata Ahmad Dofiri dalam keterangan pers di Polda DIY, Senin (12/2/2018).

Polisi enggan merinci masjid dan musala mana saja yang pernah ditempati pelaku selama di Yogyakarta, tapi salah satu musala berada di sekitar gereja. Untuk mengetahui kegiatan pelaku selama di Yogyakarta, polisi sudah memeriksa 11 orang saksi.

"Kami sudah memeriksa 11 saksi dan semuanya untuk mengarahkan kegiatan pelaku sebelum melakukan tindakan di Gereja Lidwina. Beberapa saksi betul mengatakan bahwa yang bersangkutan pernah menginap di masjid dan musala, CCTV-nya juga ada," kata Ahmad.

Pelaku yang diketahui bernama Suliono (23) merupakan mahasiswa asal Banyuwangi yang sempat menetap di Magelang dan menempuh pendidikan di sana. Namun, polisi belum bisa memastikan di universitas mana ia pernah belajar.

Saat ini, Suliono dirawat di RS Bhayangkara setelah menjalani operasi pengangkatan peluru yang bersarang di kaki kanannya.

"Kondisi tersangka semalam sudah dioperasi antara jam 7 sampai jam 11 malam, kondisi sudah membaik, hari ini akan dilakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan," ujar Ahmad.

Hari ini, polisi dijadwalkan untuk memeriksa tersangka untuk mengetahui motif dan kemungkinan perkembangan adanya tersangka lain. Densus 88 pun diturunkan untuk membantu penyelidikan penyerangan di Gereja Santa Lidwina.

Suliono berhasil dilumpuhkan oleh Aiptu Al Munir, polisi yang bertugas di Polsek Gamping. Al Munir menembak pelaku di kaki sebelah kanan untuk melumpuhkan, setelah Suliono menyerang dan melukai 3 orang jemaat, dan satu Romo yang tengah memimpin misa.

Setelah ditembak, pelaku sempat menyabet Al Munir dengan pedang yang dibawanya. Pelaku kemudian diringkus dengan bantuan warga setelah dua tembakan mengenai kakinya. Polisi kemudian membawa Suliono ke RS UGM sebelum dipindah ke RS Bhayangkara.

Polisi masih akan mendalami lebih lanjut di mana pelaku pernah menempuh pendidikan tinggi. "Dia pernah belajar, pernah kuliah dia. Apakah sudah lulus atau belum, tersangkanya belum ditanyai, karena kondisinya sampai dengan semalam belum pulih betul," tutur Ahmad Dofiri.

Akibat peristiwa ini, polisi akan meningkatkan pengamanan di gereja-gereja, terutama saat sedang ada kegiatan. Pihaknya juga menyarankan agar gereja melakukan pengamanan internal.

Ahmad Dofiri pun berpesan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan berita-berita tidak benar yang beredar lewat media sosial.

"Jangan sampai terprovokasi, isu yang beredar kan macam-macam, ada yang bilang pelaku adalah jemaat gereja, nah ini kan isu yang menyesatkan. Saya sampaikan kemarin jangan terpancing berita-berita yang justru menyesatkan dan bisa mengaburkan," tandas pria yang pernah menjadi Kapolda Banten ini.

Baca juga artikel terkait PENYERANGAN GEREJA LIDWINA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Hukum
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra