Menuju konten utama

Penyebab Tingginya Bunuh Diri di Gunungkidul Tak Hanya Ekonomi

"Iya memang ada 30 kasus [bunuh diri di Gunungkidul pada 2018]. Tapi angkanya turun dari tahun sebelumnya, dari 33 ke 30 kasus," kata Verena.

Penyebab Tingginya Bunuh Diri di Gunungkidul Tak Hanya Ekonomi
Seorang pengusaha muda putus asa, bunuh diri. Foto/Istock

tirto.id - Polisi memastikan tingginya angka bunuh diri di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta bukan hanya karena faktor ekonomi. Polres Gunungkidul mencatat, sepanjang 2018 lalu terdapat 30 kasus bunuh diri. Dan pada 2019 ini, hingga Selasa (15/1/2019) sudah ada empat kasus bunuh diri yang terjadi.

Data tersebut diungkapkan oleh Wakil Kepala Polisi Resort (Wakapolres) Gunungkidul Kompol Verena Sri Wahyuningsih.

"Iya memang ada 30 kasus [bunuh diri di Gunungkidul pada 2018]. Tapi angkanya turun dari tahun sebelumnya, dari 33 ke 30 kasus," kata Verena saat dihubungi melalui telepon, Selasa (15/1/2019).

Banyaknya kasus bunuh diri di Gunungkidul ini, kata dia, tidak hanya karena faktor ekonomi. Dia menyebut ada banyak faktor yang mempengaruhi bunuh diri.

"Tidak kalau faktor ekonomi, rata-rata sudah usia lanjut [...] Rata-rata kalau hasil informasi dari keluarganya [korban] karena sudah sakit menahun, mungkin karena depresi sakit menahun," ungkapnya.

Menurut dia, pemkab terus berupaya melakukan pencegahan bunuh diri di Kabupaten Gunungkidul. Salah satunya dengan membentuk Satgas Berani Hidup pada 2017 lalu. Satgas yang diketuai oleh Wakil Bupati Gunungkidul itu juga melibatkan sejumlah instansi termasuk kepolisian.

"Dari kami di kepolisian juga melakukan berbagai macam upaya baik pendekatan dari sisi sosial maupun sisi agama. Jadi ibaratnya sopo aruh [tegur sapa] yang kami lakukan melalui Bhabinkamtibmas dari tingkat polisi desa, Polsek, Polres itu sudah kita maksimalkan," katanya.

Cara lainnya, kata dia, adalah dengan cara melakukan sosialisasi ke masjid-masjid. Terhadap orang-orang yang dinilai berpotensi bunuh diri, kata Verena, pihaknya mendekatinya dengan melakukan bakti sosial.

Isu mengenai bunuh diri ini mencuat usai Capres 02 Prabowo Subianto menyentil persoalan tersebut dalam Pidato Kebangsaan Indonesia Menang di Jakarta Convention Center, Senin (14/1/2019) malam.

Dalam pidatonya, Prabowo mengaku mendapat laporan terkait banyaknya masyarakat gantung diri atau mengakhiri hidupnya karena beratnya hidup di masa sekarang.

"Beberapa tahun ini saya dapat laporan cerita tragis. Ini ada kisah guru yang di Pekalongan yang gantung diri empat Januari lalu, bu Sudarsih di Gunungkidul [Yogyakarta] gantung diri. Ini yang masuk berita, yang enggak masuk berita lebih banyak lagi," katanya.

Prabowo juga mengaku mendengar ada petani di Klaten, Jawa Tengah yang sedih karena adanya impor beras dan itu terjadi bersamaan dengan saat panen beras.

Baca juga artikel terkait BUNUH DIRI atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Alexander Haryanto